DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

Bacaan Yohanes 5:24-29
Kesaksian Yesus tentang diri-Nya

5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.

5:25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.

5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.

5:27 Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.

5:28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,

5:29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.

                   ~~~~~~●●~~~~~~

Salam Sejahtera Untuk Kita Semua, bapak ibu dan saudara saudari umat lingkungan Sesilia. Hari ini kita diundang keluarga Bapak Patrisius Binsar S, untuk hadir dalam Ibadah Sabda Mengenang 4 tahun berpulangnya Ibu Anna Suprapti. Acara dimulai Pukul : 18.00 WIB dipimpin Prodiakon Bapak Mikael kolo, bacaan pertama kolose 1:12-20 oleh Bapak Yohanes Sumarjo, dihadiri sejumlah umat yang hadir (dewasa, remaja dan anak-anak)


Saudaraku terkasih,
Yang sering menjadi pertanyaan banyak orang adalah mengapa orang Katolik mendoakan orang meninggal? Apa alasannya dan apakah ada dasarnya di dalam Alkitab?

1. Api penyucian

Alasan pertama mendoakan orang yang sudah meninggal yaitu karena umat Katolik percaya dengan adanya api penyucian. Api penyucian atau purgatorium adalah ‘tempat’ atau proses di mana kita disucikan.

Gereja Katolik mengajarkan tentang hal ini di dalam Katekismus Gereja Katolik # 1030-1032. Dengan bantuan doa-doa kita, mereka yang sedang berada di api penyucian dapat diselamatkan oleh Allah.

2. Kita disucikan agar layak bertemu dengan Tuhan

Dengan mendoakan, orang meninggal disucikan agar layak bertemu dengan Tuhan.

Hal itu merujuk pada perikop Kitab Suci yang berbunyi, “Tidak akan masuk ke dalamnya (surga) sesuatu yang najis” (Why 21:27) sebab Allah adalah kudus, dan kita semua dipanggil kepada kekudusan yang sama (Matius 5:48; 
1 Petrus 1:15-16). Sebab tanpa kekudusan tak seorang pun dapat melihat Allah (Ibrani 12:14).

Dengan berdoa, kita mohon kemurahhatian Allah untuk mengampuni mereka yang ada di api penyucian agar layak berjumpa dengan Tuhan.

3. Persekutuan semua umat beriman

Gereja Katolik mendoakan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal karena adanya Persekutuan Orang Kudus yang tidak terputuskan oleh maut.

“Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, atau pun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 8:38-39).

Oleh karena itu, jika kita mengetahui adanya kemungkinan anggota keluarga kita masih dimurnikan di api penyucian, maka kita yang masih hidup dapat mendoakan mereka secara khusus dengan mengajukan intensi Misa kudus.

“Kita berdoa bagi orang yang sudah meninggal agar mereka dibebaskan dari dosa-dosa mereka.” (2 Makabe 12:42-46)

4. Adanya kebangkitan

Alasan terakhir adalah karena kita percaya adanya kebangkitan.

“Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan” 
(1 Korintus 15:13).

Dengan kata lain, orang yang tidak percaya akan kebangkitan badan, tidak percaya akan Kristus yang telah bangkit. Karena “jikalau kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” 
(1 Tesalonika 4:13-14).

Dasar Alkitabiah ada 5

1) 1 Raja-raja 17:17-24.

Perikop ini mengisahkan tentang Nabi Elia yang menghidupkan kembali anak seorang janda di Sarfat. Dalam kisah tersebut jelas ditegaskan bahwa anak itu sebelumnya memang sudah meninggal karena ia tidak memiliki nafas hidup (bdk. ayat 17). Menurut kepercayaan bangsa Israel, nafas hidup adalah penentu kehidupan seorang manusia (bdk Kejadia 2:7). Kemudian Elia berdoa dan memohon kepada Tuhan agar memulangkan nafas hidup anak itu (bdk. ayat 21). Akhirnya, berkat doa Elia anak itu hidup kembali (bdk. ayat 22).

2) 2 Raja-raja 4:18-37

Perikop ini mengisahkan tentang Nabi Elisa yang menghidupkan kembali anak seorang perempuan di Sunem. Dalam kisah tersebut ditegaskan bahwa anak itu sebelumnya memang sudah mati (bdk. ayat 20.32) karena tidak ada suara dan tanda-tanda bahwa anak itu masih hidup (bdk ayat 31). Namun berkat doa Elisa untuk anak yang sudah mati itu (bdk. ayat 33) akhirnya anak itu dapat hidup kembali (bdk ayat 35).

3) 2 Makabe 12:43-46

Yudas Makabe yang mempersembahkan korban penghapusan dosa bagi orang-orang yang gugur dalam pertempuran. Dari kisah itu terlihat bahwa orang-orang yang gugur itu memang sudah mati karena jenazah mereka akan dibawa pulang untuk dikebumikan di pekuburan nenek moyang mereka (bdk. ayat 39).

Namun sebelum dikebumikan, ditemukan sebuah jimat dari berhala-berhala kota Yamnia pada setiap jenazah. Hal tersebut merupakan dosa pelanggaran terhadap hukum Taurat (bdk. ayat 40). Maka demi keselamatan orang-orang itu, Yudas Makabe mengajak semua pasukannya untuk mendoakan mereka agar dosa mereka diampuni oleh Tuhan (bdk.ayat 42).

Ia juga mengumpulkan uang dari antara pasukannya untuk dikirim ke Yerusalem, agar dipersembahkan korban penghapus dosa bagi mereka (bdk ayat 43). Yudas Makabe melakukan semua itu karena ia percaya akan kebangkitan badan dan pengampunan dosa orang mati (bdk. ayat 44-45).

4) Yoh 11:17-44

Perikop ini mengisahkan tentang Yesus yang menghidupkan kembali Lazarus. Dalam kisah ini ditegaskan bahwa Lazarus benar-benar sudah meninggal. Hal ini karena ia “telah empat hari berbaring di dalam kubur” (bdk. ayat 17) dan ia “sudah berbau” (bdk. ayat 39). Namun berkat doa Yesus untuk Lazarus yang sudah mati itu, pada akhirnya Lazarus dapat hidup kembali (bdk. ayat 41-44).

5) Kisah Para Rasul 9:36-42

Perikop ini mengisahkan tentang Petrus yang menghidupkan kembali Tabita. Kisah ini jelas menegaskan bahwa Tabita ini memang sudah meninggal, karena ia sudah dimandikan dan mayatnya dibaringkan di ruang atas (bdk. ayat 37). Namun berkat doa Petrus Tabita dapat hidup kembali (bdk. ayat 40).

Kembali ke perikop Yohanes 5:24-29 yang kita bersama dengar dalam ibadat ini, ada hal menarik yang disampaikan Bapak Mikael kolo yaitu DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL.

"Hubungan antara Allah Bapa dan Yesus sangatlah penting untuk kita pahami karena hanya melalui Yesus kita memiliki hidup yang kekal" demikian pesan penutup yang disampaikan Bapak Mikael Kolo dalam renungan singkatnya.

Saudara-saudariku umat lingkungan Santa Sisilia yang dikasihi Tuhan. Saya meneguhkan renungan tadi, Bahwa Yesus memberikan salah satu pesan yang paling menyeluruh tentang hubungan antara Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam ayat-ayat Yohanes 5 ini. Dia berbicara tentang penghakiman, kematian dan kehidupan yang merupakan hal-hal yang perlu kita kemas dan terapkan dalam hidup kita sehari-hari.

Kita membutuhkan wawasan Firman Tuhan karena itu berlaku untuk kita masing-masing, penghakiman yang berasal dari Yesus merupakan akibat langsung dari hubungan kita dengan Yesus.

Apa arti mendengar dan percaya kepada-Nya? 

Pertama, menerima apa yang dikatakan + bahwa Allah adalah Kasih. Dengan demikian, menjalin relasi kasih dengan Dia tanpa rasa takut. 

Kedua, menerima jalan hidup yang ditunjukkann Yesus, dengan segala sukadukanya, dengan jaminan bahwa yang menerimanya akan hidup dan mencapai kebahagiaan kekal; sedangkan menolak Dia akan mati dan mendapatkan hukuman yang sepadan. 

Ketiga, menerima bantuan yang diberikan Kristus yang bangkit, serta bimbingan Roh Kudus supaya mendapat kekuatan dalam menjalani kehidupan.

Kita adalah calon arwah yang sebentar lagi akan berbaris menuju kubur dan diberangkatkan ke terminal surgawi di seberang tuk temui Dia yang sudah menanti kehadiran kita. Karena itu, mulai sekarang kita perlu latihan untuk mati supaya bisa hidup bahagia di sini dan nanti kelak di sana dengan hidup secara bermartabat di dunia supaya tahu jalan pulang ke surga dengan hati yang gembira. Amin !

Selamat beristirahat, 
Semoga Tuhan Memberkati
Selasa, Maret 28-2023
Luisfunan

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

KETIKA IBLIS MENGUASAI