MELIHAT DAN MENDENGAR

Transfigurasi Kristus adalah peristiwa di mana Yesus dimuliakan di gunung, serta bertemu dengan Musa dan Elia di atas gunung itu. 
Muka-Nya bercahaya dan penuh dengan kemuliaan. ... 
Pada waktu peristiwa itu, terdapat tiga murid Yesus bersama dengan Dia; Petrus, Yakobus dan Yohanes.

Markus 9:2-10

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka tampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati.”

•••••••••

Hal menarik dalam bacaan Injil yang disajikan hari ini, yakni sikap untuk melihat, mendengar dan percaya.
Dikisahkan bahwa Petrus, Yakobus, dan Yohanes melihat Yesus berubah rupa di hadapan mereka. 
Mereka melihat Yesus sedang bersama dengan Elia dan Musa. 
Pakaian Yesus putih berkilat yang menunjukkan kemuliaan-Nya.

Peristiwa transfigurasi memiliki makna penting bagi penguatan spiritualitas umat. Petistiwa itu meneguhkan kemesiasan Yesus dan memberi confirmasi bagi umat bahwa Yesus adalah tokoh pembebas umat manusia, sosok penyelamat, Juru Selamat Dunia. 
Hal itu lebih diperkuat dengan *awan* yang datang menaungi serta suara “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia” 
(Mrk 9:7). 

Awan adalah tanda kemuliaan Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Perjanjian lama dan Perjanjian baru. 
Suara “Inilah Anakku…” adalah *rekomendasi* dari Kuasa Transenden bahwa Yesuslah anak Allah yang suaraNya patut di dengar.

Transfigurasi Yesus di atas gunung Tabor menyatakan jati diri Kristus selaku Anak Allah, sehingga kita mengenal Dia selaku Tuhan dan Juruselamat umat manusia. Peristiwa ini untuk mengokohkan para murid agar lebih mengenal Yesus. 
 
Dengan peristiwa transfigurasi ini para murid bertemu dengan ke-Ilahi-an Yesus Kristus sebelum Ia harus menanggung salib sampai wafat dan mencapai kebangkitan.

Sosok Yesus seharusnya tidak boleh lagi membuat umat manusia skeptis, ragu terhadap Yesus. 
Semua indikator itu harus membawa manusia mengambil keputusan eksistensial untuk menerima dan percaya kepada Yesus. 

Umat Kristiani harus berjuang dengan cara elegan, sehingga membawa dan menyadarkan manusia untuk tiba pada keputusan eksistensial itu. 
Transfigurasi menginspirasi Gereja dan umat kristiani untuk menorehkan karya historis bagi Yesus Sang Juru Selamat.

Hari ini Yesus mengajak kita untuk turun dari Tabor dan menuju Golgota. 
Mari kita tinggalkan zona nyaman untuk berkarya dan bersaksi melangkah menuju golgota.

Comuterline jak-bo
Minggu, 28 Februari 2021
Luis Funan


Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI