MENGGAPAI KEKUDUSAN
Bacaan Injil : Lukas 5:27-32
Tetap Kuwartakan Kebaikan-Mu Tuhan di tengah sakit dan deritaku, karena takan kubiarkan mereka melumpuhkan imanku pada kuat kuasa-Mu.
Lonceng Gereja katedral Bogor berdentang ketika jam menunjuk pukul 10 pagi, menandakan bahwa Perayaan Ekaristi akan segera dimulai. Beberapa pasang anak muda tergesa-gesa menuju pintu utama gereja sambil membawa burung merpati hendak masuk ke dalam gedung gereja. Petugas yang berjaga di muka pintu gereja dengan sigap menegur anak-anak muda ini ketika melihat hal yang tidak wajar katanya, ”Untuk apa burung merpati ini? Jangan dibawa masuk!" salah seorang anak muda menjawab, "Pengantin yang membutuhkannya, Pak."
Burung merpati seringkali digambarkan sebagai lambang Roh Kudus. Tidak sedikit para mempelai muda juga menggunakan burung merpati sebagai lambang agar mereka saling mencintai dengan tulus. Burung merpati dilambangkan sebagai tanda kesetiaan yang tidak akan berakhir. Hal inilah yang menjadi dasar kehidupan beriman kita. Kuasa Allah menjadi fondasi awal untuk menjaga kesucian cinta sesama manusia. Dalam bacaan hari ini, Yesus mengajak kita untuk selalu mencintai tanpa batas, bahkan kepada mereka yang berdosa. Yesus mencari orang-orang berdosa untuk bertobat. Hal ini sejalan dengan misi Allah sendiri yang ingin mengumpulkan anak-anak-Nya yang hilang.
Dalam situasi kehidupan kita saat ini, semangat untuk mengampuni menjadi prioritas utama sebagai seorang beriman. Gambaran burung merpati tidak akan memberi makna apa-apa ketika hati kita tertutup oleh sikap egois. Kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita seharusnya menjadikan kita pribadi-pribadi yang mempersatukan, Mengumpulkan yang tercerai-berai. Kita diajak kembali meialui bacaan hari ini agar senantiasa menjadi agen-agen perdamaian. Untuk dapat mencapai kekudusan, tidak dapat terjadi begitu saja. Kita memerlukan bantuan Roh Kudus. Agar kita bisa menjadi orang yang Beriman.
RS Atmajaya, Pluit.
20 Februari 2021, Sabtu setelah Rabu abu.
Luis Funan
Komentar
Posting Komentar