LOVE
Mazmur 119:97-112
97 Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
98 Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
99 Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
100 Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.
101 Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
102 Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.
103 Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku.
104 Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
105 Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
106 Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum-hukum-Mu yang adil.
107 Aku sangat tertindas, ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu.
108 Kiranya persembahan sukarela yang berupa puji-pujian berkenan kepada-Mu, ya TUHAN, dan ajarkanlah hukum-hukum-Mu kepadaku.
109 Aku selalu mempertaruhkan nyawaku, namun Taurat-Mu tidak kulupakan.
110 Orang-orang fasik telah memasang jerat terhadap aku, tetapi aku tidak sesat dari titah-titah-Mu.
111 Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
112 Telah kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk selama-lamanya, sampai saat terakhir.
~~~~●●~~~~
I love you....I love you....l love you....biasanya diucapkan orang kepada orang yang dicintainya.
Aku cinta padamu, begitulah ucapan bibir yang seharusnya merupakan ungkapan isi hati orang yang mengucapkannya.
Di dunia yang ke kinian ucapan l love you sudah kurang berarti lagi karena banyak orang atau tokoh masyarakat yang gampang-gampangan mengucapkannya didepan publik sekedar untuk membuat kesan baik saja. Enak di telinga, ringan di mulut, kosong di hati.
Memang soal mencintai seseorang itu tidak mudah.
Cinta yang murni, yaitu "KASIH", adalah cinta yang kekal dan tidak tergantung suasana, cinta tanpa pamrih yang mau berkorban.
Cinta yang bukan berdasarkan mata dan pikiran, tetapi berdasarkan hati.
Cinta yang tidak akan dimiliki manusia jika tidak ada contoh yang diberikan Tuhan.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3: 16)
Sebagai orang Kristen kita tahu dan sering membaca betapa besar kasih Tuhan kepada kita. Dengan pikiran, kita mungkin bisa menerima hal itu, karena iblis pun tahu bahwa Tuhan mengasihi dan melindungi umatnya. (Ayub 2: 4-6)
Tetapi mungkin kita belum bisa merasakan makna dan konsekuensinya dalam hidup kita.
Cinta dan kasih mudah untuk didefinisikan, tetapi apa yang ada dalam pikiran belum tentu ada dalam hati manusia.
Ada tiga kata untuk "cinta" dalam Perjanjian Baru Yunani - philos, eros dan agapeo.
Philos adalah cinta antara dua teman, kesukaan tertentu yang Anda miliki untuk seseorang yang Anda sukai untuk menghabiskan waktu bersama.
Eros adalah kata untuk cinta yang romantis dan penuh gairah - perasaan antara dua kekasih.
Agapeo, bagaimanapun, adalah jenis cinta favorit saya: cinta agape, yang didefinisikan sebagai cinta ilahi, tak bersyarat, rela berkorban, aktif, berkehendak dan penuh perhatian.
● Hukum Tuhan
Sebuah ungkapan cinta ditulis lengkap oleh Daud dalam Mazmur 119.
Bukan kepada seseorang, tetapi tentang rasa cintanya yang begitu besar kepada firman Tuhan.
Tidak hanya dalam Mazmur 119 saja, tetapi jika kita melihat isi dari kitab Mazmur, maka kita akan menemukan ada begitu banyak ayat yang menyatakan kecintaan sang Penulis terhadap firman Tuhan.
Tapi hari ini mari kita melihat pasal 119 yang sangat panjang ini. Disana Daud melukiskan dengan indah mengenai rasa cintanya dan apa yang ia peroleh dari Taurat Tuhan yang sangat ia cintai itu. Dengan lantang Daud berseru: "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari." (Mazmur 119:97).
Layaknya rasa cinta yang tidak asing lagi bagi kita, Daud pun merasakan hal seperti itu terhadap firman Tuhan.
Bagi Daud, merenungkan dan melakukan firman Tuhan bukanlah sebuah paksaan, bukan sebuah kewajiban semata dan bukan pula beban, melainkan sebuah kesukaan yang didasari rasa cinta.
Ia terus merindukan firman Tuhan hingga ia menyatakannya dengan "merenungkannya sepanjang hari", dan di awal kitab Mazmur ia mengatakan merenungkannya "siang dan malam". Inilah bentuk kecintaan Daud yang luar biasa besarnya terhadap firman Tuhan.
Mengapa ia bisa jatuh cinta sedemikian dalam?
Daud menemukan begitu banyak hal yang membuktikan keampuhan firman Tuhan. Mari kita lihat beberapa diantaranya hanya dengan fokus kepada pasal 119 saja.
▪ Daud tahu bahwa firman Tuhan itu memberi kehidupan. "Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku." (ay 93)
▪ Firman Tuhan membuatnya lebih bijaksana. "Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku." (ay 98)
▪ Firman Tuhan membuatnya lebih berakal budi. "Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan." (ay 99)
▪ Ia menjadi lebih paham dari orang-orang tua yang bijaksana sekalipun. "Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu." (ay 100)
▪ Ia menjadi lebih mampu menahan diri dari segala godaan tindak kejahatan. "Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu." (ay 101)
▪ Ada janji yang manis yang mampu memberikan penghiburan dikala susah. "Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku." (ay 103)
▪ Firman Tuhan memberi pengertian sehingga ia tahu apa yang dibenci Tuhan. "Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta." (ay 104)
▪ Firman Tuhan mampu mengarahkan masa depannya ke arah yang diinginkan Tuhan. "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (ay 105)
● Terang Hukum Tuhan
Ayat 105 menunjukkan kepada kita bagaimana Firman Tuhan ditunjukkan dalam setiap langkah kehidupan pemazmur dan dalam rencana masa depan juga, ketika dia mengatakan pelita di kakiku adalah firmanmu, dia menjelaskan bahwa setiap langkah yang dia ambil setiap hari diterangi oleh firman Tuhan, dan bahwa dalam perjalanannya dalam keputusan yang dia buat di masa depan, Firman itu juga yang menerangi dia, ini mengajarkan kita banyak hal tetapi kita hanya akan merenungkan beberapa. Pertama, adalah Firman Tuhan kompas saya dalam setiap langkah yang diambil setiap hari. Apakah firman Tuhan membimbing jalan saya, keputusan dan rencana saya? Apakah saya berjalan dalam kegelapan? Tersirat bahwa hanya kata yang memiliki kesempatan untuk menerangi langkah saya, jadi jika tidak, saya berjalan dalam kegelapan.
Ayat 106 menunjukkan komitmen yang dimiliki pemazmur dengan Firman, ia menyampaikannya sebagai berikut, "Aku telah bersumpah, dan aku akan menegaskannya, bahwa aku akan menjaga ketetapanmu yang adil", itu adalah tingkat komitmen yang dia mengasumsikan dan mempublikasikan, meminjamkan Perhatian, sumpah adalah untuk menjaga, itu adalah sesuatu yang lebih dari membaca, itu adalah untuk menghargainya dan membawanya bersamanya setiap saat.
Kemudian kita melihat dalam ayat 107-108, bahwa dia membuat dua permintaan, yang satu adalah bahwa dia meminta Tuhan untuk menghidupkan dia dan yang lainnya untuk mengajarinya tata cara-tata cara, yang pertama disertai dengan kondisi penderitaan, "Aku sangat menderita. “Saya bertanya berapa kali di tengah kesusahan doa saya dibangkitkan menurut Firman-Mu? Kata apa yang saya cari ketika saya menderita? Kata manusia? Atau satu-satunya kata yang dapat memberi saya hidup bahkan ketika saya mati, atau dalam kesusahan, KATANYA? Sepertinya Anda belum pernah melakukannya, namun permintaan ini konsisten dengan Ibrani 4:12 , di mana teks tersebut memberi tahu kita bahwa Firman Tuhan itu hidup dan efektif.
Permintaan kedua dalam ayat-ayat itu adalah sebagai berikut "... ajari aku tata cara-Mu" Permintaan ini didahului dengan doa, dan itu adalah bahwa pemazmur meminta Tuhan untuk menerima persembahan sukarela dari mulutnya, betapa hormatnya, bahkan Kata-kata yang keluar dari bibir kita untuk merujuk pada Tuhan harus muncul dengan rasa hormat, kerendahan hati dan di atas segalanya dengan pengetahuan tentang apa yang telah Dia tetapkan.
Di ayat 110, kita melihat bagaimana sikapnya di tengah penganiayaan terhadap musuhnya, JANGAN LUPA DARI NEGARANYA, bagaimana reaksi saya ketika saya dianiaya, atau merasa terpojok? Terkadang hal terakhir yang kita lakukan adalah berpaling pada firman-Nya, pada janji-janji-Nya, bahkan seringkali kita bahkan tidak mengenal-Nya. Tuhan membantu kita untuk berpaling kepada-Nya apapun situasi kita.
Dua ayat terakhir 111-112, penulis menegaskan kembali komitmennya kepada KATA Tuhan, pertama dia mengatakan bahwa dia telah mengambil kesaksian mereka sebagai warisan, ini alasannya, mengapa dia mengambil Firman sebagai warisan? Karena itu adalah kegembiraan hatimu. Karena saya tahu lebih banyak tentang pekerjaan Tuhan melalui Firman-Nya, itu akan memenuhi hati saya dengan sukacita. Ayat 112 menegaskan kembali sikapnya, "mencondongkan hatinya untuk memenuhi ketetapan-ketetapannya selamanya sampai akhir", kita harus menekuk hati kita yang sesat, licik, malas, kita harus melakukan latihan mengubahnya menuju Firman Tuhan, bukan untuk sementara, tetapi selamanya dan sampai akhir.
Di dalam firman Tuhan ada banyak janji, petunjuk, nasihat, tuntunan, hikmat dan teguran. Di dalam firman Tuhan ada kuasa yang ampuh untuk kesembuhan, pemulihan, berkat dan tentu saja keselamatan. Secara singkat Daud mengatakan seperti ini: "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik... tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:1-3).
Alangkah ruginya apabila kita hari ini masih menganggap menggali firman Tuhan itu sebagai sesuatu yang membosankan.
Bagaimana dengan anda?
Seberapa besar cinta anda akan firman Tuhan hari ini?
Apakah membaca Alkitab, membaca, merenungkan, memperkatakan dan melakukannya sudah menjadi kerinduan bagi anda?
Apakah menggali firman Tuhan merupakan sebuah kesukaan yang didasari rasa cinta atau malah beban?
Tuhan siap berbicara menyingkapkan banyak hal kepada anda hari ini, Dia rindu untuk menyampaikan banyak hal kepada anda sekarang juga, dan anda bisa memperolehnya lewat firman Tuhan yang hidup.
Seperti Daud, hiduplah bersama firman Tuhan dan temukan segala tuntunan Tuhan yang akan mampu membuat hidup kita jauh lebih baik, seturut rencanaNya dan akan mengarahkan kita kepada jalan yang telah Dia persiapkan bagi kita.
April 2021
Luis Funan
Komentar
Posting Komentar