Berserah kepada Dia
Mazmur 146:1-10
Hanya Allah satu-satunya penolong
1 Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!
2 Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
3 Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan.
4 Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya.
5 Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya:
6 Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya,
7 yang menegakkan keadilan untuk orang-orang yang diperas, yang memberi roti kepada orang-orang yang lapar. TUHAN membebaskan orang-orang yang terkurung,
8 TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar.
9 TUHAN menjaga orang-orang asing, anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya.
10 TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-temurun! Haleluya!
~~~~●●~~~~
Alkitab sangat jelas, kita telah diciptakan untuk memuji Kemuliaan Tuhan, ini adalah jejak kaki terbesar yang dapat kita tinggalkan di bumi ini, yaitu memuji Tuhan saat kita hidup, memuliakan Dia dalam segala hal yang kita lakukan dan menyadari bahwa itu layak untuk dilakukan.
Ketika kita berhadapan dengan berbagai macam masalah kehidupan, ada banyak orang di antaranya kita yang lari kepada manusia untuk mencari pertolongan dan melupakan Allah pencipta yang hidup sebagai penolongnya.
Sebagai contoh ketika ingin sembuh dari sakit, ketika mencari kerja, ketika ingin naik pangkat, ketika ingin sukses, dan sebagainya, begitu banyak orang yang lari kepada dukun, paranormal, dokter, pejabat, bahkan ke pergi gunung dan pohon-pohon besar untuk meminta pertolongan. Semua itu adalah usaha yang sia-sia, karena apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya. (lihat Mazmur 146:3-4)
Pemazmur membuka himne dengan janjinya sendiri untuk memuji Tuhan sepanjang hidupnya: "Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!
Aku hendak memuliakan TUHAN selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada" (Mazmur 146:1-2). Kita akan memuji Tuhan selama nya tidak peduli di tanah, abad atau keadaan apa yang kita tinggali, kita semua diciptakan dengan tujuan untuk menghormati Pencipta kita selama hidup di sini dan selama-lamanya. Pemandangan surgawi yang mengesankan dari Wahyu 4 dan 5 menghadirkan surga sebagai lingkungan penyembahan yang tak henti-hentinya kepada Tuhan.
Bagaimana memuji Tuhan. Apa gunanya pujian ?
Pujian mengalihkan pikiran kita dari masalah dan kekurangan kita dan memfokuskannya pada Tuhan .
Pujian menuntun kita dari meditasi individu ke ibadah umat.
Pujian membuat kita mempertimbangkan dan menghargai karakter Tuhan .
Pujian mengangkat perspektif kita dari duniawi ke surgawi .
Tuhan harus dipuji , tidak hanya karena kebesaran-Nya dalam ciptaan tetapi juga dalam penyediaan-Nya Dia menunjukkan kemurahan-Nya yang penuh kasih dalam banyak cara.
penulis melanjutkan dengan serangkaian pernyataan tentang belas kasih Tuhan bagi orang-orang yang tampaknya tidak bahagia: “Tuhan membebaskan para tahanan. TUHAN membuka mata orang buta, TUHAN membangkitkan orang yang putus asa, TUHAN mengasihi orang benar. TUHAN menjaga peziarah, melindungi anak yatim dan janda, tetapi mengganggu jalan orang fasik "(ayat 7 sampai 9).
Ketika kita berbicara tentang ucapan bahagia, ungkapan yang berarti kebahagiaan rohani, biasanya kita memikirkan kata-kata Yesus pada pembukaan Khotbah di Bukit
(Matius 5: 3-12).
Sulit untuk menemukan kebahagiaan dalam keadaan yang dijelaskan dalam ayat-ayat ini. Di dunia, narapidana, buta, dibantai, yatim piatu dan janda tidak dipandang bahagia dan diberkati. Tapi perspektif Pemazmur berbeda. Dia memahami bahwa, bahkan ketika dunia membenci orang-orang ini dan berpaling, Pencipta Semesta tetap peduli pada mereka. Kehidupan yang diberkati adalah milik orang yang mempercayai Tuhan setiap saat dan dalam segala keadaan.
Ketika kita merenungkan tentang pemeliharaan Allah, kuasa-Nya yang dahsyat, dan hati-Nya yang penuh kasih, kita dapat melayangkan pandangan kita dan memuji Dia. Kita sanggup melalui hari demi hari dengan menyadari bahwa “Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, . . . turun-temurun!” (ayat.10).Amin.
Berbahagialah kita semua yang telah menerima Allah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya sebagai penolong dalam setiap masalah kehidupan. Berserahlah kepada Dia, maka Ia akan memberkati hidup anda. Amin
22 Mei 2021
luisfunan
Komentar
Posting Komentar