Datang pada Tuhan

Mazmur 143:1-12

1 Mazmur Daud. Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu!

2 Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorangpun yang benar di hadapan-Mu.

3 Sebab musuh telah mengejar aku dan mencampakkan nyawaku ke tanah, menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati.

4 Semangatku lemah lesu dalam diriku, hatiku tertegun dalam tubuhku.

5 Aku teringat kepada hari-hari dahulu kala, aku merenungkan segala pekerjaan-Mu, aku memikirkan perbuatan tangan-Mu.

6 Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. Sela

7 Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku! Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka yang turun ke liang kubur.

8 Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.

9 Lepaskanlah aku dari pada musuh-musuhku, ya TUHAN, pada-Mulah aku berteduh!

10 Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!

11 Hidupkanlah aku oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan-Mu!

12 Binasakanlah musuh-musuhku demi kasih setia-Mu, dan lenyapkanlah semua orang yang mendesak aku, sebab aku ini hamba-Mu!

                       ~~~~●●~~~~

Dalam banyak momen kehidupan kita, Ada begitu banyak tuntutan, musuh, proses, yang semuanya mencuri perhatian, kekuatan kita dan tidak mudah dikerjakan.
Namun, dalam perjalanan yang luar biasa ini kita tidak sendiri, Tuhan adalah penolong dan perisai kita, penolong yang hadir dalam setiap peristiwa kehidupan kita.

Dalam Mazmur 143, Pemazmur Daud mengungkapkan kepada kita bahwa hatinya sedang panik. Kesulitan terlalu banyak dan tidak ada ketenangan di sekitar diri nya.
Daud memiliki hubungan dengan Tuhan (Mazmur 143:1-2) "Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu!
Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorangpun yang benar di hadapan-Mu"
Bagaimanapun, hal-hal tidak berjalan dengan baik untuknya - akan lebih buruk jika dia jauh dari Tuhan "Sebab musuh telah mengejar aku dan mencampakkan nyawaku ke tanah, menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati.
Semangatku lemah lesu dalam diriku, hatiku tertegun dalam tubuhku".
(Mazmur 143: 3-4).

Daud mempercayai Tuhan "Aku teringat kepada hari-hari dahulu kala, aku merenungkan segala pekerjaan-Mu, aku memikirkan perbuatan tangan-Mu.
Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. (Mazmur 143: 5-6), namun doanya mengungkapkan kesedihan dan sesuatu yang urgensi bagi nya.

"Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku! Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka yang turun ke liang kubur" (Mazmur 143: 7) Tidak ada yang menantang kepercayaannya pada Tuhan "Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku" (Mazmur 143: 8), jadi dia kembali ke subjek dengan menampilkan Tuhan dengan bahaya yang dia hadapi. "Lepaskanlah aku dari pada musuh-musuhku, ya TUHAN, pada-Mulah aku berteduh!
Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!" (Mazmur 143: 9-10) Oleh karena itu, ia menutup doanya dengan memohon kasih dan belas kasihan Ilahi sehingga dalam bertindak, Tuhan akan menyadarkannya "Hidupkanlah aku oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan-Mu!
Binasakanlah musuh-musuhku demi kasih setia-Mu, dan lenyapkanlah semua orang yang mendesak aku, sebab aku ini hamba-Mu!" (Mazmur 143:11-12).

Situasi yang tampaknya tanpa harapan, perasaan kesepian yang mengerikan menguasai jiwa pemazmur, "tetapi “ketika dia mengingat perwujudan pertama dari kuasa Allah, hatinya didorong dengan harapan bahwa Tuhan akan menjawab doanya sekali lagi. Dia mendorong dirinya sendiri untuk melanjutkan permintaannya.

3 point yang kita dapat dari pengalaman doa pemazmur ini :
1. Penderitaan kita seharusnya tidak mematahkan semangat doa kita; sebaliknya, kita harus membawa diri kita lebih dekat kepada Tuhan melalui komunikasi yang kita sebut doa.
2. Jika kita sedang sekarat, jika keadaan melemahkan jiwa kita, dan masalah membuat kita terengah-engah, kita dapat menghidupkan kembali diri kita sendiri dalam kasih karunia, kebaikan, belas kasihan dan kasih Tuhan.
3. Jika hidup ini rumit, kesulitan yang melanda kita sangat besar, dan kita tidak melihat jalan keluar, kita perlu berpaling kepada Tuhan tanpa henti memohon bantuan-Nya.

Untuk mencari kehendak Tuhan kita tidak bisa mengandalkan nalar, logika atau isi otak, tetapi butuh kepekaan rohani.
Kalau kita berusaha dengan sungguh mencari kehendak Tuhan maka Tuhan pun tidak pernah kehilangan cara untuk menyatakan kehendak-Nya dalam kehidupan kita, sebab keinginan Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya itu jauh lebih besar daripada keinginan kita untuk mencari kehendak-Nya. 

"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia."  (2 Tawarikh 16:9a).
Inilah janji Tuhan kepada setiap orang yang bersungguh hati mencari Dia.  "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."  (Matius 7:7-8). Amin !
Semoga Tuhan memberkati.


18 mei 2021
luisfunan



Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI