Kepada siapa kita percaya ?

Markus 16:15-20

15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 

16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. 
17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 
18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." 
19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. 
20 Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

                     ~~~~●●~~~~

Injil pertama kali diberitakan oleh para rasul. Kemudian, atas kehendak Tuhan, mereka menyampaikannya di dalam Kitab Suci sehingga itu menjadi “tiang penyangga dan penopang iman kita"
(1 Tim 3:15). 
Kita tidak boleh mengatakan bahwa mereka memberitakannya sebelum mereka memperoleh pengetahuan yang sempurna.
Sungguh, setelah Tuhan kita bangkit dari antara orang mati dan para rasul "dibungkus dengan kekuatan dari tempat tinggi" (Luk 24:49) oleh kedatangan Roh Kudus, mereka dipenuhi dengan kepastian tentang segala sesuatu dan karena itu memiliki pengetahuan yang sempurna. Kemudian, mereka pergi "ke ujung dunia" (Mzm 18:5; Rom 10:18) memberitakan Kabar Baik tentang hal-hal yang berasal dari Tuhan dan mewartakannya kepada manusia damai Surga.

Penginjilan adalah panggilan kita! 
Yesus memanggil kita untuk memberitakan Injil kepada setiap makhluk.
Saya membayangkan adegan terakhir para murid ini di hadapan Tuhan yang bangkit, sebagai pesan terakhir: 
Sebuah misi dan jaminan perlindungan.

Misi yang dipercayakan Yesus kepada murid-muridnya adalah misi universal: perbatasan, ras, keragaman budaya, tidak bisa menjadi penghalang bagi hadirnya pembebasan Yesus di dunia. 
Menjadi murid adalah, pertama-tama, mempelajari ajaran Yesus - dari perkataannya, gerakannya, hidupnya yang ditawarkan melalui cinta.

Merupakan tantangan yang luar biasa untuk menyaksikan hari ini nilai-nilai "Kerajaan" di dunia. 
Murid-murid Yesus sering kali menjadi sasaran kejengkelan dan cemoohan manusia, karena mereka bersikeras untuk menyaksikan bahwa kebahagiaan adalah dalam kasih dan dalam anugerah kehidupan; Seringkali, murid-murid Yesus ditampilkan sebagai korban mesin perbudakan, yang menghasilkan budak, terasing, korban ketidakjelasan, karena mereka bersikeras untuk menyaksikan bahwa hidup sepenuhnya adalah dalam pengampunan, dalam pelayanan, dalam penyerahan hidup.

Apakah saya sadar bahwa misi yang dipercayakan kepada para murid adalah misi universal? 
Saya sadar bahwa Yesus juga mengutus saya kepada semua orang - terlepas dari ras, etnis, agama, perbedaan sosial atau ekonomi.
Saya sadar bahwa saya bertanggung jawab atas kehidupan, kebahagiaan, dan kebebasan semua saudara saya.

Bagaimana Yesus membantu saya dan meneguhkan dalam tindakan kerasulan saya yang baik, tanda-tanda nyata apa yang saya kenali?

Saya mendengarkan kata-kata ini untuk diri saya sendiri, saya sebagai murid hari ini.
Yesus tidak hanya berbicara tentang makhluk dengan kekuatan khusus: Dia juga berbicara tentang saya. 

Apakah saya juga tidak dapat berbicara bahasa baru, membantu orang sakit, melawan kejahatan, semua ini dimulai dari Kristus yang telah bangkit yang juga saya bawa dalam kehidupan saya?

Yesus mengutus saya untuk mengumumkan keajaiban Kerajaan Allah. Apakah saya berkhotbah dengan hidup, dengan gerak tubuh dan karya nyata? 

Apakah saya bersaksi tentang kegembiraan, kebenaran dan kebaikan? 

Apakah saya berbicara satu-satunya bahasa universal, bahasa cinta dan pengampunan? 

Apakah saya ragi persekutuan di mana pun Anda menemukan saya? 

Saya berbuat baik tanpa melihat siapa anda ?

Tuhan, jadikan aku alat kedamaianmu;

Dimana ada kebencian, biarkan aku mencintainya.
Dimana ada kata-kata yang menyinggung, Akankah saya membawa pengampunan.
Dimana ada perselisihan, bolehkah saya menyatukan persatuan. 
Dimana ada keraguan, biarkan saya percaya. 
Dimana ada kesalahan, biarkan saya mengambil kebenaran. 
Dimana ada keputusasaan, saya dapat membawa harapan.
Dimana ada kesedihan, saya bisa membawa kegembiraan.
Dimana ada kegelapan, biarkan saya membawa terang.

Konfrontasi dengan dunia sering kali menimbulkan, dalam diri para murid, kekecewaan, penderitaan, frustrasi.

Di saat-saat kekecewaan dan kekecewaan. Bagaimana saya bereaksi? 

Jika saya masih harus menangis hari ini, kepastian kehadiran Yesus yang akan menghibur saya: “Aku akan bersamamu sampai akhir zaman”. 

Kepastian ini harus memelihara dan mendorong kita semua dalam kesaksian tentang Dia yang mengutus kita dan kepada siapa kita percaya: Yesus Kristus Tuhan kita!

13 Mei 2021
Luisfunan

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI