Peka pada kehendak Tuhan
Nahum 2:3-13
Musuh merusakkan Niniwe
2:3 Perisai para pahlawannya berwarna merah, prajuritnya berpakaian kirmizi; kereta berkilat-kilat seperti api suluh pada hari ia melengkapinya, dan kuda-kuda penuh gelisah.
2:4 Kereta melaju galak di jalan, kejar-mengejar di lapangan; kelihatannya seperti suluh, berpacu seperti kilat.
2:5 Pasukan-pasukan istimewa dikerahkan, mereka tersandung jatuh di waktu berjalan maju; mereka lari terburu-buru ke arah tembok kota, sedang alat pendobrak sudah ditegakkan.
2:6 Pintu-pintu di sungai-sungai telah dibuka, dan istana menjadi gempar.
2:7 Permaisuri dibawa ke luar dan ditelanjangi dan dayang-dayangnya mengerang, mengaduh seperti suara merpati sambil memukul-mukul dada. 2:8 Niniwe sendiri seperti kolam air yang airnya mengalir ke luar. "Berhenti! Berhenti!" teriak orang, tetapi tidak ada yang berpaling.
2:9 Jarahlah perak, jarahlah emas! Sebab tidak berkesudahan persediaan harta benda, kelimpahan segala barang yang indah-indah!
2:10 Ketandusan, penandusan dan penindasan! Hati menjadi tawar dan lutut goyah! Segenap pinggang gemetar, dan muka sekalian orang menjadi pucat pasi.
2:11 Di mana gerangan persembunyian singa dan gua singa-singa muda, tempat singa pulang pergi, tempat anak singa, di mana tidak ada yang mengganggunya?
2:12 Biasanya singa itu menerkam supaya cukup makan anak-anaknya, mencekik mangsa bagi betina-betinanya, dan memenuhi liangnya dengan mangsa dan persembunyiannya dengan terkaman.
2:13 Lihat, Aku akan menjadi lawanmu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan membakar keretamu menjadi asap, dan pedang akan memakan habis singa mudamu; Aku akan melenyapkan mangsamu dari atas bumi, dan suara utusan-utusanmu tidak akan terdengar lagi.
~~~~●●~~~~
Kitab Nahum mengajarkan bahwa Allah adalah Allah Yang Mahapengampun dan panjang sabar, tetapi Ia juga adalah Allah yang penuh kemurkaan terhadap bangsa/orang yang tidak mau bertobat dari dosa-dosanya.
Kehancuran kota Niniwe merupakan peringatan terhadap orang/bangsa-bangsa yang tidak mau mengenal Allah.
Allah membalaskan perbuatan manusia sesuai dengan perbuatannya.
Dalam hidup sehari-hari seringkali kita sulit mengatakan amin terhadap masukan, nasehat serta kritik dari orang-orang yang kita cintai, dan setelah kita terkapar barulah mengatakan amin, namun sayang sudah terlambat.
Secara psikologis memang ada parameter tidak baku yang berbunyi "biasanya seseorang baru bisa memahami dan memaklumi setelah ia mengalami" maka ada benarnya bila orangtua kita mengatakan "pengalaman adalah guru yang terbaik"
Contoh setelah mengalami baru mengatakan amin.
Setelah hidup berumah tangga ia begitu hormat terhadap orangtuanya, mengatur pola makan demi kesehatan karena sudah terkena kolesterol. Saat mandi di pantai super hati-hati karena pernah terseret ombak. Tidak mudah mengkritik dengan mulut nya setelah ia mengalami tampil di depan umum itu tidak mudah malah bisa memalukan diri nya sendiri. Selalu tidak meninggalkan kompor saat memasak karena pernah mengalami kompor meledak saat ditinggal melakukan pekerjaan lain. Sangat hati-hati dengan listrik karena pernah kesetrum dan seterusnya.
Harapannya, mari kita berani mengatakan amin terhadap nilai-nilai kehidupan yang sungguh berguna bagi kebahagiaan dan keselamatan kita. Jangan melihat siapa yang berkata, tetapi lihatlah isinya, bila sejalan dengan Kehendak Tuhan, ya jangan diabaikan.
Tuhan hadir kapan dan dimana saja dan untuk siapa saja, termasuk kita, dengan 1001 macam cara.
Marilah kita berlomba-lomba berbuat baik dan berani mengatakan amin terhadap keutamaan hidup. Sungguh dibutuhkan keterbukaan dan kerendahan hati, pakailah mata dan telinga kita untuk Kemulyaan Tuhan dan hidup kekal
Selamat mengatakan amin tanpa harus dipenjara terlebih dahulu, tanpa kompor meledak terlebih dahulu, hidup itu indah. Amin.
Semoga Tuhan memberkati.
29 Mei 2021
Luisfunan
Komentar
Posting Komentar