Tunduk pada kehendak Tuhan

Mazmur 148:1-14
Langit dan bumi, pujilah TUHAN!

1 Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! 
2 Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya! 
3 Pujilah Dia, hai matahari dan bulan, pujilah Dia, hai segala bintang terang! 
4 Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit! 
5 Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta. 
6 Dia mendirikan semuanya untuk seterusnya dan selamanya, dan memberi ketetapan yang tidak dapat dilanggar. 
7 Pujilah TUHAN di bumi, hai ular-ular naga dan segenap samudera raya; 
8 hai api dan hujan es, salju dan kabut, angin badai yang melakukan firman-Nya; 
9 hai gunung-gunung dan segala bukit, pohon buah-buahan dan segala pohon aras: 
10 hai binatang-binatang liar dan segala hewan, binatang melata dan burung-burung yang bersayap; 
11 hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; 
12 hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda! 
13 Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit. 
14 Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya. Haleluya.

                     ~~~~●●~~~~

Satu-satunya yang harus belajar tunduk pada kehendak Tuhan adalah manusia dan menjalani hidup yang tertib dan taat. Tidak ada pujian yang lebih baik kepada Tuhan selain ketaatan. Orang yang tidak taat tidak akan pernah bisa memuji Tuhan, jadi secara tidak langsung yang disampaikan pemazmur kepada kita adalah melakukan sesuatu dengan cara yang benar dan disiplin.

Mazmur ini menyerukan semua ciptaan untuk memuji Tuhan. Setiap orang Kristen yang dibasuh dengan darah Kristus tidak dapat mengabaikan pentingnya pujian dalam kehidupan devosionalnya. Karena nasihat untuk memuji Tuhan dalam Mazmur ini diberikan tidak hanya kepada makhluk yang memiliki hati nurani, tetapi juga untuk benda mati, apalagi kita yang telah diselamatkan oleh pengorbanan-Nya di kayu salib memujinya. Dengan memuji Tuhan kita memenuhi tujuan kita diciptakan, kita juga mengakui martabat Tuhan dalam pujian, dan kita menerima kekuatan spiritual.

Pujian kepada Tuhan harus ada di bibir kita selamanya dan kita tidak boleh meninggalkan Dia bahkan untuk sedetik pun dalam hidup kita. Memuji Tuhan harus lebih kuat dari apapun dalam hidup kita, pujian kepada Tuhan sebanyak tindakan bernafas yang kita hirup dan hembuskan.

Keindahan yang kita nikmati melalui alam ciptaan berbicara kepada jiwa kita dengan cara yang unik. Tidak hanya kita dibuat terpaku dan terpikat olehnya, keindahan itu juga mengarahkan pandangan kita kepada Allah Sang Penciptanya.

Seruan untuk memuji Tuhan disampaikan  pada  mahluk yang lebih tinggi (Malaikat), makhluk yang ditempatkan di atas dunia, baik yang adalah makhluk intelektual, dan mampu melakukannya secara aktif (ay 1, 2), dan mereka yang tidak, namun mampu melakukannya secara obyektif (ayat 3-6).  Mazmur ini juga seruan untuk memuji pada kelompok  makhluk dari dunia ini yang lebih “rendah”, baik yang hanya dapat memuji secara materi/eksistensinya (ayat 7-10) dan bagi yang diperlengkapi dan  mampu  untuk mempersembahkan pujian  (ay. 11 -13), terutama umatNya sendiri, yang memiliki lebih banyak alasan untuk melakukannya, dan lebih peduli untuk melakukannya, daripada yang lain (ayat 14).
Sehingga kita sekarang merefleksikan dalam diri kita masing-masing citra dan kemiripannya di sini di alam semesta yang diciptakan dan melanjutkan pekerjaannya, tentang semua hal di bumi ini. 

Segala sesuatu adalah milik kita dan kita dari Kristus dan Kristus dari Allah, dalam kesatuan yang sempurna, sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus Allah dan selamanya adalah satu. Amin !

25 Mei 2021
Luisfunan

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI