Lakukanlah kebaikan selama hidup mu
Yesaya 66:1-4
Keselamatan sesudah hukuman
66:1 Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?
66:2 Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah firman TUHAN. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.
66:3 Orang menyembelih lembu jantan, namun membunuh manusia juga, orang mengorbankan domba, namun mematahkan batang leher anjing, orang mempersembahkan korban sajian, namun mempersembahkan darah babi, orang mempersembahkan kemenyan, namun memuja berhala juga. Karena itu: sama seperti mereka lebih menyukai jalan mereka sendiri, dan jiwanya menghendaki dewa kejijikan mereka,
66:4 demikianlah Aku lebih menyukai memperlakukan mereka dengan sewenang-wenang dan mendatangkan kepada mereka apa yang ditakutkan mereka; oleh karena apabila Aku memanggil, tidak ada yang menjawab, apabila Aku berbicara, mereka tidak mendengarkan, tetapi mereka melakukan yang jahat di mata-Ku dan lebih menyukai apa yang tidak Kukehendaki.
~~~~●●~~~~
Dalam pikiran kita, setiap manusia tahu bahwa siapa melakukan yang benar akan hidup dan siapa melakukan yang salah akan membawa penghakiman.
Namun sering kali kita mengabaikan rasa takut akan hukuman itu dan melanjutkan bahkan melakukan apa yang kita inginkan meski kita sadar itulah dosa.
Allah digambarkan secara kiasan duduk di atas takhta (ayat 1) dengan bumi sebagai tumpuan kaki-Nya ( Kisah 7:49 )
Karena keagungan-Nya tidak seorang pun dapat membangun rumah untuk Dia tinggali (1 Raja-raja 8:27). Dia adalah Pencipta (ayat 2).
Tuhan menegur orang-orang Yahudi karena kesombongan mereka. Mereka percaya bahwa mereka telah melakukan hal khusus dengan membangun sebuah kuil untuk Tuhan, tetapi Tuhan berkata bahwa mereka bahkan tidak membuat kuil, karena Tuhan menciptakan semua bahan yang mereka gunakan untuk membangunnya.
Bumi adalah tumpuan kaki bagi-Nya yang dilemparkan ke surga. Artinya, kuil atau mezbah duniawi apa pun yang dibangun untuk Tuhan adalah sepele dibandingkan dengan apa yang ada di surga. Alih-alih merasa bahwa Tuhan harus mengambil hati mereka karena mereka membangun bait suci, mereka seharusnya merasa terhormat bahwa Tuhan memandang manusia sebagai ciptaan yang sempurna.
Komentar
Posting Komentar