Mulailah dengan yang terlemah

Yakobus 1:1-8
Salam

1:1 Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.

Iman dan hikmat
1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
                     ~~~~●●~~~~

"Sukses tidak diukur dengan posisi yang telah dicapai seseorang dalam hidup, melainkan dari rintangan (cobaan) yang telah diatasi ketika mencoba untuk berhasil"

A. Cara mendapatkan untung dari percobaan.
Yakobus, seorang pemimpin kunci digereja Yerusalem menulis kepada orang-orang percaya Yahudi yang tercerai-berai (ayat 1) kedua belas suku diperantauan ini adalah komunitas Yahudi-Kristen yang berkembang di Roma, Alexandria, Siprus, dan kota-kota di Yunani dan Asia Kecil. Banyak yang dianiaya dan bahkan mati karena iman mereka kepada Yesus.

Yakobus sangat prihatin dan menulis surat ini yang dimulai dengan tiga kata kunci tentang Cara Mendapatkan Untung dari Percobaan.
Tiga kata kunci ini juga akan membantu kita untuk  mengingat cara prinsip-prinsip ini. ketiga kata kunci yang dimaksud adalah :
1. Hitung-menghitung (ayat 2) memiliki sikap bahagia.
"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,"
2. Tahu-mengetahui (ayat 3) memiliki pikiran yang pengertian.
"sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan".
3. Biar-membiarkan (ayat 4) Memiliki kemauan dan kesabaran.
"Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun".
Yakobus berasumsi bahwa kita akan mengalami cobaan dan adalah mungkin untuk mengambil untung darinya. 

Intinya adalah untuk tidak berpura-pura bahagia ketika kita menghadapi rasa sakit, tetapi untuk memiliki pandangan positif. Menghitung itu semua sebagai sukacita. Ketika pencobaan datang kepada kita, kita harus secara mental mempertimbangkan bahwa itu adalah untuk kebaikan kita karena kita mengetahui beberapa hal tentang pencobaan. 
Kita tahu bahwa Allah berjanji tidak akan memberi kita lebih dari yang dapat kita tanggung (I Korintus 10:13). Kita juga tahu bahwa Allah akan menyertai kita dalam pencobaan (Ibrani 13:5) seperti halnya Dia bersama Sadrakh, Mesakh dan Abednego (Daniel 3).

B. Bagaimana menghadapi cobaan.
Dalam ayat-ayat ini juga disebutkan tiga hal yang diperlukan untuk menghadapi ujian hidup dengan cara yang berhasil.
1. Kebijaksanaan (ayat 5a) 
Kebijaksanaan ilahi bukanlah spekulasi filosofis dan pengetahuan intelektual, tetapi merupakan kualitas hidup di mana seseorang mengetahui dan mempraktikkan kebenaran. Ini adalah sesuatu yang kita butuhkan agar kita dapat melihat pencobaan kita dalam cahaya yang benar dan memanfaatkannya dengan tepat.
2. Doa (ayat 5b) 
Cara mendapatkan hikmat yang akan membekali kita dengan keadaan hidup tidak diperoleh dengan membaca, atau dari guru manusia, tetapi hanya melalui doa. 
Selanjutnya, Dia memberikan kepada semua orang dengan murah hati yang meminta. Itu tidak terbatas pada negara-negara tertentu, untuk kelas-kelas yang disukai atau orang-orang tertentu, tetapi tersedia untuk semua umat manusia.
3. Iman (ayat 6) 
Doa, bagaimanapun, hanya efektif jika kita meminta dengan iman (Ibrani 11:6). Kita tidak boleh terombang-ambing antara iman dan ketidakpercayaan. Itu memohon seolah-olah dengan keberanian, tetapi sepanjang waktu berpikir bahwa itu benar-benar tidak berguna untuk bertanya.

Yakobus menyatakan bahwa orang yang kurang iman tidak boleh berpikir bahwa ia akan menerima sesuatu (ayat 7). Dia seperti seorang pria dengan dua pikiran yang ragu-ragu dalam setiap langkah yang dia ambil.
Jika Anda ingin berhenti diombang-ambingkan, andalkan Tuhan untuk menunjukkan kepada Anda apa yang terbaik untuk Anda. Mintalah hikmat dari Tuhan dan percayalah bahwa Dia akan memberikannya kepada Anda (ayat 6-8). Maka keputusan Anda akan solid.
Manakah yang paling kuat dan yang paling lemah dalam diri kita ? 
Kita perlu memiliki rencana untuk bekerja di area terlemah dalam diri kita. Amin !

Semoga Tuhan memberkati.

Pantai indah kapuk
9 Agustus 2021
Luisfunan



Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI