Bersandar kepada Tuhan
Mikha 7:1-6
Kemerosotan akhlak Israel
7:1 Celaka aku! Sebab keadaanku seperti pada pengumpulan buah-buahan musim kemarau, seperti pada pemetikan susulan buah anggur: tidak ada buah anggur untuk dimakan, atau buah ara yang kusukai.
7:2 Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring.
7:3 Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan!
7:4 Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri, yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri; hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang, sekarang akan mulai kegemparan di antara mereka!
7:5 Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan! Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu!
7:6 Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
~~~~~~●●~~~~~~
Yohanes 15:12
"Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu."
Ilustrasi
Suatu hari ada seorang suami yang ingin memberikan hadiah ulang tahun kepada istrinya. Karena selama belasan tahun bersama, setiap mereka menyantap ayam, sang istri selalu memakan bagian sayap, maka sang suami pun memutuskan untuk memberikan sayap ayam terenak untuk istrinya.
Setelah diberikan sayap ayam terenak itulah, sang istri mengaku bahwa ia sebenarnya menyukai bagian dada dan selama ini hanya memakan bagian sayap, karena tahu bahwa anak-anak menyukai bagian dada dan suaminya menyukai bagian paha.
Banyak tahun sudah dilewati bersama, tetapi masih ada saja hal-hal yang belum diketahui tentang pasangan hidup. Hal ini dapat terjadi pada siapa saja, termasuk kita semua.
Bahkan tidak sedikit orang yang kerap kali menganggap bahwa apa yang ia sukai pastilah juga disukai oleh pasangan dan anak-anaknya. Hal itu membuat banyak ayah beranggapan bahwa mereka sudah menjalankan fungsinya dengan baik jika mampu mencukupi kebutuhan finansial dari anak-anak dan istrinya.
Padahal di berbagai kesempatan, yang dibutuhkan oleh istri dan anak-anaknya adalah perhatian dan kehadiran sang ayah, lho, tidak melulu uangnya.
Kembali kepada Mikha 7:1-6
Pasal ini dimulai dengan nada duka "Celaka aku" Mikha menyaksikan kehidupan masyarakat yang membusuk di sekitarnya. Penguasa menuntut hadiah; hakim menerima suap; dan korupsi ada dimana-mana.
Karena dosa begitu merajalela di seluruh negeri, ini mempengaruhi, mendistorsi dan menyesatkan setiap hubungan manusia.
Seorang teman tidak bisa lagi dipercaya; seorang panutan tidak bisa diberikan kepercayaan; putra dan putri memberontak terhadap orang tua mereka; istri seorang pria memberontak terhadap ibunya; dan pembantu rumah tangga berbalik melawan tuannya (ayat 1-6).
Singkatnya, kekacauan itu merajalela di seluruh negeri, menghancurkan setiap hubungan antar-pribadi; Sekali lagi sama seperti pada zaman hakim-hakim dimana setiap orang melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri; egoism berkembang pesat (Hakim-Hakim 1:25).
Sungguh berat akibat yang harus kita tanggung apabila kita berpaling dari Tuhan. Rasul Paulus dalam surat nya kepada jemaat Filipi mengarahkan kita (Filipi 2:15-16 ) "supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah".
Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:8)
dan ini semua tidak tampak dalam perbuatan mereka setiap hari.
Tuhan Yesus mengasihi kita dengan cara yang luar biasa, sampai rela mengorbankan diri untuk mati di atas kayu salib, agar kita semua tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Mengasihi sesama sebagaimana Yesus mengasihi kita berarti mengasihi mereka dengan apa yang mereka butuhkan.
Di dalam kondisi ini, kita membutuhkan bahasa kasih yang dapat menjangkau hati keluarga tercinta, pujian, sentuhan, quality time bersama, bantuan, dan lain sebagai nya.
Meskipun segala sesuatu yang kita berikan didasari kasih yang tulus, tetapi curahan kasih kita tidak akan maksimal apabila salah memberi.
Mari kenali bahasa kasih masing-masing dan nyatakanlah kasih dengan maksimal. Bagaimana caranya? Tentu saja melalui komunikasi yang intens terhadap orang terkasih, karena semua ada waktu nya, berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati.
Menjadi orang baik (saleh) dan jujur, berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati dihadapan Allah tidaklah mudah. Bisa jadi kita pun akan dianggap sebagai tumbuhan duri atau pagar duri bagi yang tidak menyukainya. Dianggap penghalang bagi yang berbuat jahat. Janganlah heran, itulah kenyatan yang dapat ditemukan di mana-mana. Situasi kita kini tidaklah jauh berbeda dengan situasi dan kondisi yang dihadapi nabi Mikha.
Melalui perikop ini, kita diajak untuk terus teguh dalam iman dan bersandar kepada Tuhan. Dia menginginkan kehidupan kita yang berubah, berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati.
Renungkanlah..... Amin
Semoga Tuhan memberkati.
20 Oktober 2021
Luisfunan
Komentar
Posting Komentar