Sikap iman

Mikha 7:14-20
 Doa minta tindakan dan belas kasihan Allah

14 Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu, kambing domba milik-Mu sendiri, yang terpencil mendiami rimba di tengah-tengah kebun buah-buahan. Biarlah mereka makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala.
15 Seperti pada waktu Engkau keluar dari Mesir, perlihatkanlah kepada kami keajaiban-keajaiban!
16 Biarlah bangsa-bangsa melihatnya dan merasa malu atas segala keperkasaan mereka; biarlah mereka menutup mulutnya dengan tangan, dan telinganya menjadi tuli.
17 Biarlah mereka menjilat debu seperti ular, seperti binatang menjalar di bumi; biarlah mereka keluar dengan gemetar dari kubunya, dan datang kepada TUHAN, Allah kami, dengan gentar, dengan takut kepada-Mu!
18 Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?
19 Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut.
20 Kiranya Engkau menunjukkan setia-Mu kepada Yakub dan kasih-Mu kepada Abraham seperti yang telah Kaujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang kami sejak zaman purbakala!

                ~~~~~~●●~~~~~~

Yohanes 20:29
Kata Yesus kepadanya: ”Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”

Ilustrasi
Ungkapan ini mungkin bisa saya analogikan dengan pengalaman siang ini. 

Seperti biasa setiap istirahat kerja, saya ke kantin dekat tempat kerja untuk santap siang. Tidak ada hal istimewa selama itu.

Beda dengan siang ini. Tiba-tiba saya dapati kejadian yang membawa saya ke permenungan. 

Ada seorang tuna netra yang sedang santap siang di kantin itu. Cukup berjarak posisi saya dan orang itu. Awalnya saya tidak berpikir bahwa ada seseorang tuna netra di dekat saya. 

Saya baru mengetahuinya saat dia hendak membayar makanan yang telah disantapnya. Dia minta tolong si ibu penjaga kantin untuk menyebutkan besaran uang yang dia keluarkan dari kantongnya. 

Berikut petikan dialog tuna netra itu bersama ibu penjaga kantin.
Tuna netra :  Sudah bu, saya bayar berapa...?
Ibu kantin :  Lima belas ribu ! 

Tuna netra :  Ini berapa bu...tanyanya sambil menunjukkan lembaran uangnya".

Ibu kantin :  Itu seribu,......itu limaribu...., itu duaribu..!

Singkat cerita, orang itu akhirnya bisa memberikan uang 15.000 setelah diarahkan oleh ibu penjaga kantin

Kita bisa petik pelajaran hidup dalam peristiwa singkat itu. 

Si pembeli yang tuna netra tidak dapat melihat berapa rupiah uang yang ada di kantongnya. Dia hanya tahu bahwa dia punya uang yang dia yakini cukup untuk makan. Dan dia tahu dan percaya berapa jumlah uang yang dibawanya.
Dia pun percaya kepada ibu penjaga kantin yang dengan jujur menyebut berapa uang yang dia tunjukkan. 

Saya jadi teringat pengalaman lain yang juga dialami oleh penyandang tuna netra ketika menjajakan masker mulut di tepian jalan. Dia tidak bisa melihat berapa uang yang diberikan pembeli dan jika ada kembalian pun dipercayakan kepada si pembeli untuk ambil sendiri. 

Dia hanya berujar "Rejeki sudah diatur oleh Yang Mahakuasa"

Dia hanya berupaya semaksimal mungkin, selebihnya Allah yang mengatur seturut kehendakNya. 

Belajarlah dari pengalaman cerita tuna netra tadi.
Sikap percaya nan tulus jujur pada penyelenggaraan Allah akan lebih membahagiakan. 
Sadar akan keterbatasan diri dan percaya Allah sepenuhnya, akan selalu memberikan yang terbaik, tidak membuat diri kita mempertanyakan hidup yang berbeda dengan orang lain.

Menerima diri apa adanya bisa menjadi motivasi untuk mampu selalu melihat kehadiran dan kebaikan Allah di sepanjang hidup kita. Kita tidak perlu menuntut bukti secara kasat mata yang menunjukkan bahwa Allah hadir memperlihatkan diriNya. 

Sikap percaya tidak serta merta dengan melihat bukti kehadiran Allah yang kasat mata. Inilah sikap iman.

Kembali kepada Mikha 7:14-20.
Bab ini berakhir dengan harapan. 
Tuhan tidak pernah lelah menjadi baik dan berlimpah dalam belas kasihan. 
Tuhan benar-benar dapat dipercaya. 
Nabi mendasarkan harapannya pada Tuhan "Apakah ada Tuhan lain yang seperti Engkau" (ayat 18) Mikha telah menelaah allah bangsa-bangsa sekitarnya. Dia telaah allah bangsa Filistin, allah bangsa Amalek, allah bangsa Amori, dan sampailah ia pada kesimpulan; tidak ada allah seperti Allahku, Allah Israel, Allah yang Mahakuasa. 

Allah bangsa kafir di sekitarnya memiliki telinga, tapi tuli, punya mulut tapi bisu, punya mata tetapi buta, tetapi Allah Israel, Allah yang hidup, Dia menjawab doa, karena Dia mendengar seruan anak-anak-Nya. Dia berfirman karena Dia bisa berkata-kata, Dia memerhatikan sebab Dia mempunyai mata yang dapat memandang sampai ke dalam hati dan pikiran manusia. Dia mengampuni sebab Dia memiliki hati yang berlimpah kasih. Tuhan tidak ada bandingannya !

Kita memulai kitab Mikha dengan melihat luka Israel --  "sebab lukanya tidak dapat sembuh, sudah menjalar ke Yehuda, sudah sampai ke pintu gerbang bangsaku, ke Yerusalem!" (Mikha 1:9), dan diakhiri dengan sukacita dengan pengampunan Allah yang penuh kasih (Mikha 7:18-20). 

Pengampunan yang kita terima sudah lengkap :  "Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita ke dalam tubir-tubir laut" (ayat 19)
Tuhan dengan sadar, dengan mengampuni kita, tidak lagi menuntut pembayaran atas dosa-dosa kita. 

Yesus Kristus membayar hutang kita. 
Pengampunan yang ditawarkan oleh Allah tercakup dalam kebenaran, karena dosa-dosa kita telah dibayar di kayu Salib.
Tuhan kaya akan belas kasihan dan senang menunjukkan kasih-Nya. Pengampunan yang diterima menghasilkan dalam diri kita buah pertobatan dan perubahan, kita berhenti memberontak dan kita mulai menginginkan rasa keadilan terhadap sesama kita dan kekudusan Tuhan.

Jika sampai hari ini hidup kita dalam kekecewaaan, tidak ada rasa keadilan dan kehilangan damai sejahtera Tuhan, datanglah pada Yesus, jangan malu; jangan berkecil hati; jangan katakan sudah terlambat;  jangan bilang: saya tidak bisa berubah atau hidup saya tidak ada harapan. 
Selalu tersedia pengampunan Allah; selalu tersedia cinta kasih Yesus; selalu terbuka kesempatan baru untuk melayani Tuhan Yesus dalam hidup ini.
Renungkanlah.... Amin !

Semoga Tuhan memberkati.

22 Oktober 2021
Luisfunan

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI