Disiplin jadi Berkat

Hagai 2:15-19 
Pembangunan Bait Suci mendatangkan berkat

15 (2-16) "Maka sekarang, perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya! Sebelum ditaruh orang batu demi batu untuk pembangunan bait TUHAN,
16 (2-17) bagaimana keadaanmu? Ketika orang pergi melihat suatu timbunan gandum yang seharusnya sebanyak dua puluh gantang, hanya ada sepuluh; dan ketika orang pergi ke tempat pemerasan anggur untuk mencedok lima puluh takar, hanya ada dua puluh.
17 (2-18) Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum dan segala yang dibuat tanganmu dengan hujan batu; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN.
18 (2-19) Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah
19 (2-20) apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!"

                     ~~~~~~●●~~~~~~

Disiplin Tuhan tidak menyenangkan tetapi sungguh merupakan berkat, seperti yang dikatakan Ibrani 12:1-11, karena itu adalah tanda kasih-Nya kepada kita sebagai anak-anak-Nya. Mereka yang tidak memiliki disiplin Allah bukanlah anak-anak-Nya yang sejati (Ibr. 12:8)! 
Terkadang disiplin-Nya berasal langsung dari beberapa dosa dalam hidup kita. Itu seperti tamparan: kita berdosa dan Bapa Surgawi kita memberikan tongkat kasih-Nya untuk mengajari kita agar tidak berbuat dosa.

Di lain waktu, disiplin-Nya tidak secara langsung berhubungan dengan dosa tertentu, melainkan untuk membawa kita kepada kedewasaan rohani. Ini seperti orang tua yang penuh kasih yang memberi anaknya tugas yang sulit untuk dilakukan. Itu tidak menyenangkan, tetapi dengan tunduk kepada ayahnya, anak itu belajar beberapa pelajaran berharga yang akan dia butuhkan sepanjang hidup. 

Dalam kasus orang Yahudi di pasal ini, frustrasi dan kesulitan yang mereka alami adalah karena kelalaian mereka, baik disengaja atau tidak disengaja.
Mereka telah tergelincir ke dalam prioritas yang salah, menempatkan kesenangan dan kenyamanan mereka sendiri di atas kerajaan Allah. Kemudian Tuhan mengirim disiplin-Nya untuk membuat mereka berhenti dan mempertimbangkan prioritas mereka yang campur aduk.

Tanpa berkat Tuhan, pekerjaan kita berakhir dengan frustrasi. Oleh sebab itu Berkat Tuhan adalah Hal yang paling penting dalam hidup kehidupan kita.

"Bagaimana keadaanmu? Ketika orang pergi melihat suatu timbunan gandum yang seharusnya sebanyak dua puluh gantang, hanya ada sepuluh; dan ketika orang pergi ke tempat pemerasan anggur untuk mencedok lima puluh takar, hanya ada dua puluh.
Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum dan segala yang dibuat tanganmu dengan hujan batu; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN" (Ayat 16-17).

Dalam imamat 26, Tuhan menjelaskan bagi Israel berkat-berkat yang akan Dia berikan kepada mereka jika mereka menaati-Nya, serta kutukan yang akan datang jika mereka tidak menaatinya. Jika mereka taat, Tuhan berjanji bahwa lima orang Israel akan mengejar 100 musuh, dan 100 akan mengejar 10.000 (Im. 26:8). Itu jauh di luar proporsi penjelasan manusia. Satu-satunya penjelasan adalah berkat Tuhan. Berkat-Nya memberikan hasil yang tidak sebanding dengan kemampuan, perhitungan, atau usaha manusia.

Kita melihat hal yang sama dalam keajaiban memberi makan 5.000 orang. Yesus menguji para murid dengan menanyakan di mana mereka akan mendapatkan roti untuk memberi makan orang banyak ini (Yohanes 6:5-6). Mereka melakukan beberapa perhitungan cepat dan berpikir bahwa 200 dinar tidak akan cukup untuk setiap orang hanya untuk mendapatkan sedikit. Tentu saja, ini hipotetis, karena para murid tidak punya uang mendekati 200 dinar (upah 200 hari). Tetapi inti dari mukjizat itu adalah bahwa ketika Yesus memberkati lima roti dan dua ikan, itu cukup bagi setiap orang untuk makan banyak dan memiliki sisa 12 bakul penuh.

Berbagai tuntutan dan beban hidup, mungkin telah membuat kita kehilangan semangat dan fokus dalam membangun “bait suci” kita yaitu hidup bersekutu dengan Tuhan. Kita tidak lagi memiliki waktu atau bersedia menyisihkan waktu untuk mendengar suara Tuhan. Kita lebih fokus mengejar materi kehidupan dunia.

Hari ini Tuhan mengajak kita untuk berefleksi. Jika kita ingin mengalami janji berkat Tuhan, mari  melihat sejauh mana disiplin ke dalam diri kita :
1. Perhatikanlah apakah kita lebih fokus terhadap hal-hal yang bersifat jasmani/lahiriah?
2. Perhatikanlah bagaimana hidup kerohanian kita. Sudahkah kita taat terhadap perintahNya?

Di hari kelima dalam masa Natal tahun ini, Bagaimana kita menghadapi Hari Natal yang merupakan peringatan akan inkarnasi Tuhan Yesus? Mungkin saja Hari Natal ini akan berlalu seperti tahun-tahun kemarin tanpa memberikan dampak dan perubahan yang berarti dalam hidup kita. Tetapi bukan tidak mungkin Hari Natal kali ini mendatangkan berkat Tuhan dan dampak positif dalam hidup kita. Semua itu terpulang kepada bagaimana kita melalui Hari Natal dan bagaimana pula respon kita terhadap Yesus Kristus yang telah berinkarnasi di Hari Natal.
Renungkanlah...... Amin !

Semoga Tuhan memberkati

Rabu, Natal hari kelima
29 Desember 2021
Luisfunan

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI