Memercayai (“Pada Tuhan Aku Berlindung”)

Mazmur 11 
TUHAN, tempat perlindungan

1 Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Pada TUHAN aku berlindung, bagaimana kamu berani berkata kepadaku: "Terbanglah ke gunung seperti burung!"
2 Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap.
3 Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?
4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
5 TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan.
6 Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka.
7 Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.

                    ~~~~~~●●~~~~~~

Tuhan Yang Mengatur.

"Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya" (ayat 7)

Mazmur sebelas memiliki tujuh ayat. Sempurna! Namun, yang lebih sempurna adalah pesan dari Mazmur ini. “Pada Tuhan aku berlindung” (ayat 1), Karena siapa pun yang memiliki Tuhan sebagai tempat perlindungan tidak perlu takut akan Dia sebagai Hakim. 

Daud mengacu pada cerita jahat dan saran beracun yang di terima dari kolega dan teman-teman dekat, mereka berkhianat mengadu domba diri nya dengan mertuanya, Raja Saul, yang sudah kesal dan cemburu pada kekaguman orang-orang terhadap Daud (ayat 2). 

Bahkan di tengah kebingungan dan malapetaka pribadi yang melingkupinya, jauh di lubuk hatinya Daud percaya bahwa Tuhan yang akan menopangnya.
Daud berseru, “Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? (ayat 3)
Apabila dasar-dasar (Fondasi) yang berarti tatanan yang mapan dihancurkan, ini membuka pemerintahan dosa manusia. 

Apapun masalahnya dalam kehidupan kita, Jika fondasinya hancur, maka letakkan kembali fondasinya ( Baca Ezra 3:8) dan ini yang mungkin harus dilakukan oleh setiap generasi baru. 

Ketika fondasi tampak hancur dan kita berharap bisa bersembunyi, kita perlu ingat bahwa Tuhan masih memegang kendali. Kekuatannya tidak berkurang oleh peristiwa duniawi apa pun. Tidak ada yang terjadi tanpa sepengetahuan dan izin-Nya.

Amsal 3:5-6 mengatakan, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu; dan jangan bersandar pada pengertianmu sendiri. Dalam segala caramu, akuilah dia, dan dia akan mengarahkan jalanmu.”

Daud menjadi raja Israel dan meletakkan dasar bagi masyarakat yang saleh. Bagaimanapun juga, Allah masih di atas takhta-Nya (ayat 4) 

Ujian itu bukan untuk menegur, tetapi untuk menguatkan orang benar dan menyelamatkan orang fasik (ayat 5). Tetapi harinya akan datang ketika kasih karunia akan memberikan jalan kepada penghakiman (ayat 6, Why.20:9) dan semua orang yang tidak berbalik dari dosa akan menerima apa yang tidak dipersiapkan untuk manusia mana pun, tetapi “untuk iblis dan malaikat” (Mat.25:41).

Kasih Allah tidak membedakan orang, 
Dia mengasihi seluruh dunia (Yoh.3:16). Tetapi keadilan Tuhan harus membedakan antara kutukan dan berkat, antara hidup dan mati. 
Dan pilihan yang sama ini, Tuhan juga mengusulkan kepada kita: “Aku telah menghadapkan kepadamu kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk; karena itu pilihlah hidup, supaya kamu dan keturunanmu hidup” (Ul.30:19). Lalu, bagaimana memilih hidup dan berkat? “Mengasihi Tuhan Allahmu, mengindahkan suara-Nya, dan berpegang teguh pada-Nya; karena disitulah tergantung hidupmu dan umurmu” (Ul.30:20). Artinya, orang-orang terkasih, kita membutuhkan:
(1) Cintailah Tuhan;
(2) Dengarkan Dia, patuhi Dia;
(3) Berpegang teguh pada-Nya, memelihara hubungan sehari-hari dengan Tuhan kita.

Singkatnya: "Berjalan mengikuti jejak Yesus"

Mengikuti jalan yang lurus tidaklah mudah, dan banyak kali ujian membuatnya tidak menarik. Tetapi ketika kita benar-benar mengenal Dia yang membimbing kita dan yang menunggu kita di ujung jalan, kita melihat jalan yang luas dan menarik di dunia ini dan itu tidak lagi mempesona kita, karena keinginan terbesar kita adalah melihat Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita, bertatap muka Dalam praktik keadilan kasih-Nya (ayat 7); Tuhan mengizinkan ketidakadilan terbesar yang pernah terjadi di dunia ini: kematian Yesus Kristus, Yang Maha Adil. Orang yang Tidak Bersalah mati untuk orang yang bersalah. Kita dibenarkan melalui Dia yang mengasihi kita.

Mazmur ini menyatakan bahwa penderitaan orang benar dimaksudkan untuk menyingkirkan dosa mereka, tangisan dan penderitaan itu akan berlalu dalam kehidupan orang-orang yang mengasihi Tuhan dan berhubungan dengan-Nya.

Sedangkan nasib mujur orang fasik memberikan pahala yang maksimum di dunia fana ini, tetapi tidak ada lagi pahala di alam kekal. Tangisan dan penderitaan akan berlangsung selamanya dalam kehidupan orang fasik.

Jika kita tinggal di dalam Kristus, segera kebenaran-Nya akan membuka mata kita untuk melihat Dia dan kita akan selamanya dalam perlindungan kekal. 
Bersiaplah untuk melihat Juruselamat Anda! Mari kita jaga dan berdoa!  Amin.


Selamat Hari Minggu Prapaskah 2.
Semoga Tuhan Memberkati.

Minggu 13 Maret 2022
Luisfunan

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI