Dosa itu Nyata dan Berbahaya

Roma 7:1-12
Arti hukum Taurat

7:1Apakah kamu tidak tahu, saudara-saudara, --sebab aku berbicara kepada mereka yang mengetahui hukum--bahwa hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup?
7:2Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.
7:3Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.
7:4Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.
7:5Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.
7:6Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.
7:7Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"
7:8Tetapi dalam perintah itu dosa mendapat kesempatan untuk membangkitkan di dalam diriku rupa-rupa keinginan; sebab tanpa hukum Taurat dosa mati.
7:9Dahulu aku hidup tanpa hukum Taurat. Akan tetapi sesudah datang perintah itu, dosa mulai hidup,
7:10sebaliknya aku mati. Dan perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian.
7:11Sebab dalam perintah itu, dosa mendapat kesempatan untuk menipu aku dan oleh perintah itu ia membunuh aku.
7:12Jadi hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik.

                  ~~~~~~●●~~~~~~

Dalam pasal ini Paulus menjelaskan bahwa “Kamu tidak dibenarkan karena menuruti Hukum dan kamu juga tidak dapat disucikan karena menuruti Hukum.” Hukum hanya berkuasa atas orang yang hidup (ayat 1). Untuk mengilustrasikan kebenaran ini, Paulus menggunakan ilustrasi tentang hubungan pernikahan (ayat 2-3). Ketika seorang pria dan wanita menikah, mereka dipersatukan seumur hidup, dan hubungan ini hanya dapat diputuskan oleh kematian (bukan dengan perceraian). 

Selama mereka hidup, suami dan istri berada di bawah hukum perkawinan. Jika wanita itu meninggalkan pria itu dan menikah dengan pria lain, dia melakukan perzinahan. Tetapi jika suaminya meninggal, dia bebas menikah dengan orang lain. Hanya kematian yang memutuskan hubungan pernikahan, dan tidak semua hal yang orang coba katakan hari ini. Ketika kita percaya kepada Kristus, kita mati bagi Hukum. Sebagaimana seorang istri tidak lagi menikah dengan suaminya ketika suaminya meninggal, demikian pula seorang Kristen tidak lagi berada di bawah Hukum Taurat.

"Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah" (Roma 7:4)

Hukum tidak dapat menjalankan otoritas atas orang mati (ayat 4-6). Kita mati bagi Hukum agar kita dapat “menikah dengan Kristus.” Mengatakan bahwa saya hanya bisa menjadi kudus dan menyenangkan Tuhan dengan menaati Hukum adalah legalisme. Ini berarti bahwa spiritualitas akan diukur dengan daftar apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Itu hanya menilai luar dan bukan batin. Jika bukan karena hukum, saya tidak akan tahu seperti apa sebenarnya dosa itu (ayat 7).

Ketika tidak ada hukum, tidak ada dosa, karena orang tidak dapat mengetahui bahwa tindakan mereka berdosa kecuali hukum melarang tindakan tersebut (ayat 8-10). Hukum Tuhan membuat orang menyadari bahwa mereka adalah orang berdosa yang ditakdirkan untuk mati, namun tidak memberikan pertolongan. Dosa itu nyata dan berbahaya (ayat 9-13). 

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) regulasi diartikan sebagai sebuah peraturan, regulasi merupakan cara untuk mengendalikan manusia atau masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan tertentu.

Apakah orang-orang Kristen harus menaati hukum dan peraturan Perjanjian Lama?

JAWABAN

Kunci untuk memahami ini terletak pada pemahaman bahwa hukum dan peraturan dalam Perjanjian Lama diberikan kepada bangsa Israel, bukan kepada orang Kristen. Beberapa dari hukum-hukum itu diberikan supaya orang-orang Israel mengetahui bagaimana menaati dan menyenangkan Allah, contohnya: Sepuluh Perintah Allah. Atau, untuk memperlihatkan kepada bangsa Israel bagaimana menyembah Allah misal terkait sistem korban persembahan, atau untuk membedakan orang Israel dari bangsa-bangsa lainnya misalnya terkait peraturan yang mengatur soal makanan dan pakaian. Tidak ada satupun dari hukum dan peraturan Perjanjian Lama yang berlaku kepada orang Kristen hari ini. Ketika Yesus mati di kayu salib, Dia mengakhiri hukum Perjanjian Lama (Roma 10:4; Galatia 3:23-25; Efesus 2:15).

Sebagai ganti dari hukum dan peraturan Perjanjian Lama, kita sekarang berada di bawah hukum Kristus (Galatia 6:2), yaitu "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (Matius 22:37-40). Jika kita menaati kedua perintah itu, kita sedang menggenapi tuntutan Kristus pada kita: "Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (Matius 22:40). Ini tidak berarti bahwa Hukum Perjanjian Lama sudah tidak relevan lagi pada jaman ini. Banyak perintah di dalam hukum Perjanjian Lama jatuh ke dalam kategori "mengasihi Allah" dan "mengasihi sesama." Hukum Perjanjian Lama dapat menjadi sebuah petunjuk yang baik tentang cara mengasihi Allah dan mengetahui apa saja yang terlibat dalam mengasihi sesama. Pada waktu yang sama, berkata bahwa hukum Perjanjian Lama sedang berlaku di atas orang Kristen pada jaman ini tidak benar. Perjanjian Lama adalah satu bagian utuh (Yakobus 2:10). Adanya berlaku keseluruhan, atau tidak sama sekali. Jika Kristus menggenapi sebagian, seperti sistem pengorbanan, maka Ia telah menggenapi seluruhnya.

“Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat” (1 Yohanes 5:3). Ke-Sepuluh Perintah Allah pada hakekatnya adalah sebuah rangkuman dari Hukum Perjanjian Lama. Sembilan dari Sepuluh Hukum tertuang dalam Perjanjian Baru (kecuali perintah untuk menghormati hari Sabat). Sudah jelas bahwa jika kita mengasihi Allah, kita tidak akan menyembah allah lain atau menyembah berhala. Jika kita mengasihi sesama kita, kita tidak akan membunuh, berbohong, berzinah, atau menginginkan apa yang mereka miliki. Tujuan dari hukum Perjanjian Lama adalah menuduh orang atas ketidakmampuan mereka memelihara hukum dan menekankan kebutuhan akan Yesus Kristus sebagai Juruselamat (Roma 7:7-9; Galatia 3:24). Hukum Perjanjian Lama tidak ditujukan Allah menjadi sebuah hukum universal bagi semua orang selama-lamanya. Kita harus mengasihi Allah dan sesama. Jika kita melakukan kedua hal itu dengan setia, maka kita mengindahkan syarat Allah pada kita.

Sangat mudah bagi saya untuk jatuh ke dalam perangkap hukum dan Ini tidak berarti bahwa saya seharusnya tidak memiliki aturan hukum untuk dijalani. Ini seperti tanda di pantai yang mengatakan, “Dilarang berenang karena ada hiu di dalam air.” Hukum itu seperti tanda; itu penting, dan kita berterima kasih untuk itu, tetapi Hukum itu tidak menyingkirkan hiu di dalam air.

Semoga Tuhan Memberkati

Jumat, 1Juli 2022
Luisfunan

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI