Belajar dari Kesalahan

Amsal 17:1-12

17:1 Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan.
17:2 Budak yang berakal budi akan berkuasa atas anak yang membuat malu, dan akan mendapat bagian warisan bersama-sama dengan saudara-saudara anak itu.
17:3 Kui adalah untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.
17:4 Orang yang berbuat jahat memperhatikan bibir jahat, seorang pendusta memberi telinga kepada lidah yang mencelakakan.
17:5 Siapa mengolok-olok orang miskin menghina Penciptanya; siapa gembira karena suatu kecelakaan tidak akan luput dari hukuman.
17:6 Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka.
17:7 Orang bebal tidak layak mengucapkan kata-kata yang bagus, apalagi orang mulia mengucapkan kata-kata dusta.
17:8 Hadiah suapan adalah seperti mestika di mata yang memberinya, ke mana juga ia memalingkan muka, ia beruntung.
17:9 Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.
17:10 Suatu hardikan lebih masuk pada orang berpengertian dari pada seratus pukulan pada orang bebal.
17:11 Orang durhaka hanya mencari kejahatan, tetapi terhadap dia akan disuruh utusan yang kejam.
17:12 Lebih baik berjumpa dengan beruang betina yang kehilangan anak, dari pada dengan orang bebal dengan kebodohannya.

                      ~~~~~~●●~~~~~~

Teguran lebih berpengaruh pada orang cerdas daripada seratus pukulan tongkat pada orang bodoh (lihat Amsal 17:10)

Ayat Alkitab ini mengatakan bahwa teguran lebih efektif pada orang bijak daripada 100 cambukan pada orang bodoh. Ini karena orang bijak akan bisa belajar dari kesalahannya, sedangkan orang bodoh tidak akan belajar apa pun dari hukumannya.

Saudara-saudari yang diberkati Tuhan.
Kesalahan dan kekalahan kita bisa menjadi rahim tempat kita menghasilkan beberapa pelajaran hidup yang paling penting. Setiap kesalahan memiliki potensi untuk mengajari kita sesuatu. Namun, untuk mempelajari pelajaran ini, kita harus bersedia untuk merenungkan kesalahan kita, mengakuinya, dan menilai di mana kita tersandung, sambil menguraikan perilaku apa yang diperlukan untuk menghindari jalan yang sama lagi. Kesalahan kita, kemudian, bisa menjadi pengalaman kita yang paling berharga. Terserah kita masing-masing untuk memanfaatkan dan membedakan potensi yang kita miliki.

Untuk direnungkan: 
Bagaimana Anda bereaksi terhadap kesalahan Anda? Berapa banyak waktu yang Anda buang dalam ratapan dan celaan? Bagaimana Anda bisa menggunakan kesalahan Anda untuk tumbuh dan berbuah?

Setiap kali Anda membuat kesalahan, setiap kali Anda melakukan dosa, setiap kali Anda membuat keputusan yang buruk, berserulah kepada Tuhan. Ketika anda mengakui kesalahan anda dan berusaha untuk memperbaikinya, Tuhan dengan senang hati membersihkan anda dari rasa bersalah dan membantu anda memulainya dari awal. Amin !

Selamat hari Jumat,
Semoga Tuhan Memberkati.

Jumat, 26 Agustus 2022
Luisfunan

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI