Salahkan Orang Lain ?

2 Raja-raja 6:24--7:20
Tindakan Elisa pada waktu Samaria dikepung

6:24 Sesudah itu Benhadad, raja Aram, menghimpunkan seluruh tentaranya, lalu maju mengepung Samaria.
6:25 Maka terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka mengepungnya, sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak.
6:26 Suatu kali ketika raja Israel berjalan di atas tembok, datanglah seorang perempuan mengadukan halnya kepada raja, sambil berseru: "Tolonglah, ya tuanku raja!"
6:27 Jawabnya: "Jika TUHAN tidak menolong engkau, dengan apakah aku dapat menolong engkau? Dengan hasil pengirikankah atau hasil pemerasan anggur?"
6:28 Kemudian bertanyalah raja kepadanya: "Ada apa?" Jawab perempuan itu: "Perempuan ini berkata kepadaku: Berilah anakmu laki-laki, supaya kita makan dia pada hari ini, dan besok akan kita makan anakku laki-laki.
6:29 Jadi kami memasak anakku dan memakan dia. Tetapi ketika aku berkata kepadanya pada hari berikutnya: Berilah anakmu, supaya kita makan dia, maka perempuan ini menyembunyikan anaknya."
6:30 Tatkala raja mendengar perkataan perempuan itu, dikoyakkannyalah pakaiannya; dan sedang ia berjalan di atas tembok, kelihatanlah kepada orang banyak, bahwa ia memakai kain kabung pada kulit tubuhnya.
6:31 Lalu berkatalah raja: "Beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih dari pada itu, jika masih tinggal kepala Elisa bin Safat di atas tubuhnya pada hari ini."
6:32 Adapun Elisa, duduk-duduk di rumahnya, dan para tua-tua duduk bersama-sama dia. Raja menyuruh seorang berjalan mendahuluinya, tetapi sebelum suruhan itu sampai kepada Elisa, Elisa sudah berkata kepada para tua-tua itu: "Tahukah kamu, bahwa si pembunuh itu menyuruh orang untuk memenggal kepalaku? Awas-awaslah, apabila suruhan itu datang, segeralah tutup pintu dan tahanlah dia supaya orang itu jangan masuk. Bukankah sudah kedengaran bunyi langkah tuannya di belakangnya?"
6:33 Selagi ia berbicara dengan mereka, datanglah raja mendapatkan dia. Berkatalah raja kepadanya: "Sesungguhnya, malapetaka ini adalah dari pada TUHAN. Mengapakah aku berharap kepada TUHAN lagi?"
7:1 Lalu berkatalah Elisa: "Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria."
7:2 Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: "Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?" Jawab abdi Allah: "Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya."
7:3 Empat orang yang sakit kusta ada di depan pintu gerbang. Berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Mengapakah kita duduk-duduk di sini sampai mati?
7:4 Jika kita berkata: Baiklah kita masuk ke kota, padahal dalam kota ada kelaparan, kita akan mati di sana. Dan jika kita tinggal di sini, kita akan mati juga. Jadi sekarang, marilah kita menyeberang ke perkemahan tentara Aram. Jika mereka membiarkan kita hidup, kita akan hidup, dan jika mereka mematikan kita, kita akan mati."
7:5 Lalu pada waktu senja bangkitlah mereka masuk ke tempat perkemahan orang Aram. Tetapi ketika mereka sampai ke pinggir tempat perkemahan orang Aram itu, tampaklah tidak ada orang di sana.
7:6 Sebab TUHAN telah membuat tentara Aram itu mendengar bunyi kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang besar, sehingga berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Sesungguhnya raja Israel telah mengupah raja-raja orang Het dan raja-raja orang Misraim melawan kita, supaya mereka menyerang kita."
7:7 Karena itu bangkitlah mereka melarikan diri pada waktu senja dengan meninggalkan kemah dan kuda dan keledai mereka serta tempat perkemahan itu dengan begitu saja; mereka melarikan diri menyelamatkan nyawanya.
7:8 Ketika orang-orang yang sakit kusta itu sampai ke pinggir tempat perkemahan, masuklah mereka ke dalam sebuah kemah, lalu makan dan minum. Sesudah itu mereka mengangkut dari sana emas dan perak dan pakaian, kemudian pergilah mereka menyembunyikannya. Lalu datanglah mereka kembali, masuk ke dalam kemah yang lain dan mengangkut juga barang-barang dari sana, kemudian pergilah mereka menyembunyikannya.
7:9 Lalu berkatalah yang seorang kepada yang lain: "Tidak patut yang kita lakukan ini. Hari ini ialah hari kabar baik, tetapi kita ini tinggal diam saja. Apabila kita menanti sampai terang pagi, maka hukuman akan menimpa kita. Jadi sekarang, marilah kita pergi menghadap untuk memberitahukan hal itu ke istana raja."
7:10 Mereka pergi, lalu berseru kepada penunggu pintu gerbang kota dan menceritakan kepada orang-orang itu, katanya: "Kami sudah masuk ke tempat perkemahan orang Aram, dan ternyata tidak ada orang di sana, dan tidak ada suara manusia kedengaran, hanya ada kuda dan keledai tertambat dan kemah-kemah ditinggalkan dengan begitu saja."
7:11 Para penunggu pintu gerbang menyerukan dan memberitahukan hal itu ke istana raja.
7:12 Sekalipun masih malam, raja bangun juga, lalu berkata kepada para pegawainya: "Baiklah kuterangkan kepadamu apa maksud orang Aram itu terhadap kita. Mereka tahu bahwa kita ini menderita kelaparan, sebab itu mereka keluar dari tempat perkemahan untuk menyembunyikan diri di padang, sambil berpikir: Apabila orang Israel keluar dari dalam kota, kita akan menangkap mereka hidup-hidup, kemudian kita masuk ke dalam kota."
7:13 Lalu salah seorang pegawainya menjawab: "Baiklah kita ambil lima ekor dari kuda yang masih tinggal di dalam kota ini; tentulah keadaannya seperti seluruh khalayak ramai Israel yang sudah habis mati itu! Biarlah kita suruh saja orang pergi, supaya kita lihat."
7:14 Sesudah itu mereka mengambil dua kereta kuda, kemudian raja menyuruh mereka menyusul tentara Aram sambil berkata: "Pergilah melihatnya!"
7:15 Lalu pergilah mereka menyusul orang-orang itu sampai ke sungai Yordan, dan tampaklah seluruh jalan itu penuh dengan pakaian dan perkakas yang dilemparkan oleh orang Aram pada waktu mereka lari terburu-buru. Kemudian pulanglah suruhan-suruhan itu dan menceritakan hal itu kepada raja.
7:16 Maka keluarlah penduduk kota itu menjarah tempat perkemahan orang Aram. Karena itu sesukat tepung yang terbaik berharga sesyikal dan dua sukat jelai berharga sesyikal, sesuai dengan firman TUHAN.
7:17 Adapun raja telah menempatkan perwira yang menjadi ajudannya itu mengawasi pintu gerbang, tetapi rakyat menginjak-injak dia di pintu gerbang, lalu ia mati sesuai dengan perkataan abdi Allah yang mengatakannya pada waktu raja datang mendapatkan dia.
7:18 Dan terjadi juga seperti yang dikatakan abdi Allah itu kepada raja: "Dua sukat jelai akan berharga sesyikal dan sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal, besok kira-kira waktu ini di pintu gerbang Samaria."
7:19 Pada waktu itu si perwira menjawab abdi Allah itu: "Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?", tetapi Elisa berkata: "Sesungguhnya engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya."
7:20 Demikianlah terjadi kepada orang itu: Rakyat menginjak-injak dia di pintu gerbang, lalu matilah ia.

                  ~~~~~~●●~~~~~~

Ben-Hadad mencoba lagi untuk mengalahkan Israel. Kali ini ia mengerahkan seluruh pasukannya dan mengepung Samaria (ayat 24). Hal ini terus berlanjut sampai tidak ada lagi yang bisa dimakan di kota itu (ayat 25). Saking parahnya bencana kelaparan itu, satu kepala keledai, yang najis bagi orang Israel, menjadi barang dagangan yang sangat berharga. 

Suatu hari ketika Joram (raja Israel) sedang berjalan di atas tembok kota, seorang wanita berteriak kepadanya, “Yang Mulia, dapatkah Anda membantu saya” (ayat 26)? Dengan sinis dia memberi tahu wanita itu bahwa dia tidak bisa menyediakan roti atau anggur; dia tidak lebih besar dari Allah (ayat 27).

Wanita itu kemudian memberi tahu raja, “Aku dan seorang wanita lain sangat lapar, sehingga dalam keputusasaan, kami sepakat untuk memakan anak laki-laki kami (ayat 28). Dia berkata bahwa temannya telah membujuknya untuk memasak putranya terlebih dahulu, tetapi keesokan harinya, ketika temannya akan memasak putranya, dia menyembunyikannya (ayat 29). 

Mengetahui betapa putus-asanya pengepungan yang telah mendorong rakyatnya, raja dengan marah merobek jubahnya, suatu ungkapan kesusahan dan kesedihan yang mendalam (ayat 30). Namun pertobatan Yoram tampaknya agak dangkal mengingat sikapnya terhadap hamba Allah Elisa (ayat 31). 

Alih-alih berurusan dengan penyebab sebenarnya dari penghukuman Tuhan dan kemurtadannya sendiri, Joram menyalahkan Elisa dan bersumpah untuk membunuhnya hari itu juga.

Adapun Elisa, duduk-duduk di rumahnya, dan para tua-tua duduk bersama-sama dia (ayat 32). Diperingatkan oleh Allah, Elisa berkata "Tahukah kamu, bahwa si pembunuh itu menyuruh orang untuk memenggal kepalaku? Awas-awaslah, apabila suruhan itu datang, segeralah tutup pintu dan tahanlah dia supaya orang itu jangan masuk. Bukankah sudah kedengaran bunyi langkah tuannya di belakangnya?"

Selagi Elisa berbicara dengan mereka, datanglah raja mendapatkan dia.
Raja telah menyimpulkan bahwa "Sesungguhnya, malapetaka ini adalah dari pada TUHAN. Mengapakah aku berharap kepada TUHAN lagi?" (ayat 33)

Saudara-saudariku terkasih,
"Rasa bersalah adalah perasaan tertekan yang menyangkut diri kita sendiri, yaitu batin kita. Itu muncul ketika kita melakukan suatu tindakan atau bahkan ketika kita memikirkan atau menginginkan sesuatu yang bertentangan dengan norma masyarakat atau komunitas tempat kita hidup"

Menyalahkan orang lain mungkin terkait dengan rasa takut dihakimi atau memproyeksikan kepada orang lain apa yang tidak kita terima dalam diri kita sendiri.

Menyalahkan orang lain atas kesalahan yang Anda lakukan mungkin tampak nyaman, tetapi sikap ini bisa menjadi cara untuk menyembunyikan keterbatasan dan kesulitan. Beberapa orang menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi dalam hidup mereka, biasanya kejadian negatif, memaksa orang lain mengambil tanggung jawab atas sikap mereka sendiri.

Kita semua memiliki keterbatasan dan kesulitan dan menyangkalnya, menyalahkan orang lain atas kesalahan dan sikap kita, menghalangi kita untuk belajar dan berkembang.

Orang jahat menyalahkan siapa pun sebagai penyebab masalah mereka, bukan diri mereka sendiri, dan tidak melepaskan dosa mereka.

Mudah bagi saya untuk disibukkan dengan masalah dan kehilangan harapan. 

Alih-alih menyalahkan orang lain atas situasi yang datang dalam hidup saya, saya perlu memastikan dosa-dosa saya diakui. Saya perlu mencari cara untuk menyebarkan kabar baik (Injil) dan tidak berfokus pada hal-hal negatif. 

Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.

Mengambil tanggung jawab atas tindakan yang kita ambil memungkinkan kita untuk memperbaiki kesalahan, mengatasi keterbatasan dan menempatkan diri kita sebagai protagonis dari diri kita sendiri.

Semoga setiap firman Tuhan membangkitkan rasa takut dan harapan suci dalam diri kita, agar kita tabah dan tak tergoyahkan, selalu berkelimpahan dalam pekerjaan Tuhan, mengetahui bahwa jerih payah kita tidak sia-sia di dalam Tuhan. Amin

Selamat beraktifitas,
Semoga Tuhan Memberkati.

Selasa, Januari 24-2023
Luisfunan ❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI