Selamat datang Prapaskah

MENYAMBUT MASA PRAPASKAH

Saudara-saudari yang dikasihi Kristus, 
Hari Rabu besok tanggal 22 Februari mempunyai nama khusus, yaitu Hari Rabu Abu. Hari Rabu Abu adalah awal dari masa Prapaskah tahun 2023 ini. Istilah abu/debu ini mengingatkan kita kepada firman Allah kepada Adam di taman Eden: “engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu” (Kej 3:19). 

Abu yang digunakan dalam upacara hari Rabu Abu ini dibuat dari hasil pembakaran daun-daun palma yang dipakai pada HARI MINGGU PALMA MENGENANGKAN SENGSARA TUHAN tahun lalu. 

Daun-daun palma yang tadinya digunakan untuk mengelu-elukan Yesus yang memasuki Yerusalem sebagai raja  yang penuh kemenangan telah ditransformir menjadi abu yang merupakan tanda kedinaan, bahkan kematian. 

Dalam misteri paskah rasa sedih diubah menjadi sukacita, kedinaan diangkat menjadi kemuliaan, dan kematian dikalahkan oleh kehidupan. 

Bagi kita pertobatan merupakan ‘paruhan pertama’ dari misteri paskah. Setiap kita harus bertanggung-jawab untuk menentukan apakah kebutuhan kita yang paling besar. Masa Prapaskah ini adalah  masa rahmat bagi kita untuk melakukan pemeriksaan atas diri kita sendiri. Di sini kita harus jujur mengenai dosa-dosa serta kelemahan-kelemahan kita, kemudian mengambil keputusan tegas, dengan rahmat Allah, untuk mengatasi dosa-dosa dan kelemahan-kelemahan termaksud. 

Tentang apa-apa saja yang harus kita lihat dalam pertobatan, maka ritus tobat Misa dapat dijadikan panduan :
1. Semangat kejujuran di hadapan Allah: kita mengaku bahwa kita telah berdosa. 
2.Doa tobat ini menyatakan bahwa kita harus mempertimbangkan berbagai dosa dan kesalahan lewat pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian kita. 
3. Doa tobat ini juga seharusnya meningkatkan semangat kita karena menyadari bahwa ada dukungan doa-doa dari Santa Perawan Maria, para malaikat dan para kudus serta orang-orang Kristiani lain yang adalah saudara dan saudari kita. 

Mengenai pemeriksaan  batin itu sendiri, kita dapat menggunakan banyak cara, antara lain dengan menggunakan "Sepuluh Perintah Allah” dan “Lima Perintah Gereja” (Puji Syukur No. 6 dan No.7). Doa “Jadikanlah Aku Pembawa Damai” (Puji Syukur No. 221) dll. sebagai pegangan. 

Kita harus mengawali masa Prapaskah ini dengan harapan yang teguh karena mata kita harus menatap pada Allah yang menciptakan misteri paskah. Misteri paskah ini kelihatannya merupakan favorit Allah. Penerapan pertamanya adalah atas bangsa Israel ketika Dia memimpin mereka keluar dari perbudakan di Mesir menuju kebebasan. 

Allah kemudian menerapkan ide misteri paskah ini pada Yesus sendiri, pada waktu Dia membangkitkan-Nya dari kematian kepada kemuliaan kebangkitan. 

Ia juga ingin menerapkan ide pada diri kita selama masa Prapaskah dengan mentransformir pertobatan kita ke dalam kepenuhan hidup-Nya dan kasih-Nya. 

Tentunya Allah menyukai masa Prapaskah ini karena dengan masa khusus ini Dia melanjutkan misteri paskah. Allah akan senang kalau mentransformir abu pertobatan masa ini menjadi kemenangan penuh sukacita Minggu Paskah.

Saudara-saudari yang dikasihi Kristus, 
Masa Prapaskah yang akan dimulai pada Rabu Abu nanti, Bukankah ini cara untuk memberi tahu kita bahwa saat ini adalah kesempatan yang bagus untuk mencintai? 

Adapun tema Aksi Puasa Pembangunan (APP) Keuskupan Bogor pada tahun 2023 adalah “Liturgi Ekaristi Menginspirasi Transformasi dalam Gereja Sinodal”, masih bertopik sama dengan tema Aksi Adven Pembangunan (AAP) 2022 Keuskupan Bogor "Liturgi Sabda Melahirkan Manusia Ekaristis“, yaitu mendalami bagian-bagian Perayaan Ekaristi. Setelah dalam AAP 2022 kita mendalami Liturgi Sabda, kini dalam APP 2023 kita mendalami Liturgi Ekaristi yang menjadi bagian puncak Perayaan Ekaristi.

Dengan mendalami Liturgi Ekaristi, kita diharapkan semakin memahami persekutuan ekaristis. Persekutuan ekaristis ini sangat penting karena merupakan dasar persekutuan Gereja. 

Persekutuan Gereja inilah yang akan memampukan Gereja untuk dapat berjalan bersama sebagai Gereja sinodal untuk mewujudkan persekutuan keselamatan. 

Gereja yang berjalan bersama sudah sepantasnya menjadi modus vivendi (cara hidup) dan modus operandi (cara bertindak) Gereja (kita).

Mengapa penghayatan hidup Ekaristis sangat hakiki dalam hidup katolik kita ?

Karena Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup katolik kita, ini sakramen utama. Sedangkan sakramen-sakramen lainnya berhubungan erat dengannya dan terarah kepadanya.

Selain kehadiran Tuhan diperlihatkan dan dipertandakan, dalam Ekaristi umat sungguh menghayati dalam iman kesatuan dengan Tuhan yang hadir ditengah kita. 

Saudara-saudariku terkasih, 
Sebagai satu persekutuan jemaat, orang-orang beriman diikat dalam satu persaudaraan dalam iman dan kasih, kesetiakawanan dalam suka dan duka, dalam penderitaan dan kelemahan, dan dalam kemuliaan yang akan datang.

Persekutuaan kristiani adalah persekutuan yang senantiasa dipenuhi oleh ikatan kesatuan satu sama lain, damai satu sama lain, pengampunan satu sama lain, kegembiraan satu sama lain, keramahan dan pemberian salam satu sama lain dan toleransi satu sama lain.

Persekutuan Gereja dalam arti antarwarganya bukan hanya merupakan persekutuan kebersamaan hidup, namun juga kebersamaan keselamatan, kebersamaan orang-orang yang ditebus dan yang kini sedang menempuh perjalanan ke penyelesaian keselamatan.

Sehubungan dengan Ekaristi, kita didorong untuk merefleksikan kembali penghayatan kita. Perayaan Ekaristi tidak hanya dihayati sebagai rutinitas belaka. Perayaan Ekaristi diharapkan mendapat "Wajah" baru.

Salah satu "Wajah" baru tersebut kita dalami dalam Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2023. Kita dalami bersama dalam pertemuan-pertemuan pendalaman iman dilingkungan dan wilayah, dengan mengambil inspirasi dari Perayaan Ekaristi, khususnya Liturgi Ekaristi.

Selamat menyambut masa Prapaskah yang penuh rahmat ini. Selamat menjalani retret agung dalam masa Prapaskah dan selamat ber-APP.

Semoga Tuhan Memberkati.

Minggu, Februari 19-2023
Luisfunan ❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI