Mengasihi berarti melayani
Bacaan Amsal 29:16-27
29:16 Jika orang fasik bertambah, bertambahlah pula pelanggaran, tetapi orang benar akan melihat keruntuhan mereka.
29:17 Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.
29:18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.
29:19 Dengan kata-kata saja seorang hamba tidak dapat diajari, sebab walaupun ia mengerti, namun ia tidak mengindahkannya.
29:20 Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.
29:21 Siapa memanjakan hambanya sejak muda, akhirnya menjadikan dia keras kepala.
29:22 Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya.
29:23 Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.
29:24 Siapa menerima bagian dari pencuri, membenci dirinya. Didengarnya kutuk, tetapi tidak diberitahukannya.
29:25 Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.
29:26 Banyak orang mencari muka pada pemerintah, tetapi dari TUHAN orang menerima keadilan.
29:27 Orang bodoh adalah kekejian bagi orang benar, orang yang jujur jalannya adalah kekejian bagi orang fasik.
~~~~~~●●~~~~~~
"Siapa memanjakan hambanya sejak muda, akhirnya menjadikan dia keras kepala" (Amsal 29:21)
Ajaran Amsal 29 ayat 21 memiliki implikasi yang signifikan mengenai perlakuan yang harus kita berikan kepada orang yang menjadi tanggung jawab kita. Jika kita adalah pemimpin dalam pekerjaan, gereja, atau komunitas kita, kita tidak boleh memanjakan bawahan, melainkan memperlakukan mereka secara setara dan memberikan bimbingan yang bijaksana dan adil. Kita harus waspada untuk memastikan bahwa kita tidak memperlakukan seseorang dengan lebih banyak perhatian dan pertimbangan daripada yang seharusnya mereka terima, karena hal ini dapat berdampak negatif dan merugikan tidak hanya bagi mereka, tetapi juga bagi kita. Di sisi lain, kita juga dapat merenungkan bagaimana kita harus bertindak ketika kita adalah penerima perlakuan khusus dan luar biasa. Menerima hadiah atau perlakuan khusus tidak memberi kita hak untuk menjadi sombong atau merendahkan orang lain. Dalam situasi apapun, kita harus selalu bertindak dengan sikap rendah hati dan bersyukur.
Setelah melakukan perjalanan selama berminggu-minggu di masa Paskah, selalu mendengarkan Injil Santo Yohanes, kita mengucapkan selamat jalan kepada Rasul agung ini berterima kasih banyak atas semua kontribusinya yang kita miliki dalam mengkomunikasikan kepada kita Cinta Yesus melalui tulisan-tulisannya dan lihat betapa kaya, mendalam, indahnya tulisan-tulisan itu. Hari ini Yesus menanyakan hal yang sama kepada kita seperti yang Dia tanyakan kepada Petrus, mari kita lihat dengan saksama apa yang dia tanyakan dan bagaimana tanggapan Petrus atas permintaan itu.
Mengasihi berarti melayani.
Saudara-saudariku terkasih, mari bersiap-siap untuk merayakan Hari Raya Pentakosta, Hari Raya KASIH dan lihat betapa menariknya, cinta adalah satu-satunya kriteria seseorang untuk benar-benar mengikuti Yesus!
( Bacalah Injil hari ini dalam Alkitab Anda: Yohanes 21:15-19 )
Dalam dialog antara Petrus dan Yesus Kristus ini, kita memiliki ajaran yang indah dan katekese yang akan menjadi inti dari menjadi seorang Kristiani dan makna dari kehidupan Rohani: Petrus, apakah kamu mencintaiku? Ini adalah pertanyaan krusial yang Yesus tanyakan kepada Petrus! Memberitahu seseorang "Aku mencintainya" berarti melamar untuk melayaninya dengan setia. Petrus, dengan mengakui cintanya kepada Yesus yang Bangkit tiga kali, dipercayakan dengan perhatian tertinggi atas kawanannya. Penggembalaan ini harus serupa dengan Kristus, yang menyerahkan nyawanya untuk kita masing-masing. Misi Petrus adalah keutamaan pelayanan karena merupakan keutamaan kasih.
Penting untuk kehilangan minat pribadi Anda demi kebaikan dan pelayanan Tuhan di sesama Anda. Yesus adalah Gembala sejati, dan misinya adalah memanggil domba-dombanya, menuntun mereka ke padang rumput dan berjalan di depannya. Gembala sejati membela domba-dombanya dan memberikan nyawanya untuk mereka.
Saya akan mengakhiri dengan ungkapan dari Paus Fransiskus kita: “Seorang uskup bukanlah uskup untuk dirinya sendiri, dia untuk umat; seorang imam bukanlah seorang imam untuk dirinya sendiri, dia untuk umat: seorang pengurus wilayah ataupun lingkungan bukanlah untuk dirinya sendiri, mereka untuk umat; Sebagai pelayan, gembala, kita semua terlibat saling melayani satu sama lain, hadir ditengah-tengah umat yang tumbuh dan berkembang sebagai satu tubuh, Tubuh Kristus.
Dalam Novena Roh kudus ini, Marilah kita meminta Tuhan untuk menuangkan ramuan Cinta-Nya ke dalam diri kita masing-masing dan membuat kita murah hati dengan mengatakan seperti Petrus: "Tuhan, Engkau tahu segalanya, Engkau tahu bahwa aku mencintaimu".
Semoga Tuhan memberkati kita masing-masing. Pelukan erat untuk saudara semua Amin!
Selamat beraktifitas,
Jumat, Mei 26-2023
Luisfunan ❤️
Komentar
Posting Komentar