Pergumulan Hidup

Bacaan Amsal 26:1-16


26:1 Seperti salju di musim panas dan hujan pada waktu panen, demikian kehormatanpun tidak layak bagi orang bebal.
26:2 Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang, demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.
26:3 Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai, dan pentung untuk punggung orang bebal.
26:4 Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia.
26:5 Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.
26:6 Siapa mengirim pesan dengan perantaraan orang bebal mematahkan kakinya sendiri dan meminum kecelakaan.
26:7 Amsal di mulut orang bebal adalah seperti kaki yang terkulai dari pada orang yang lumpuh.
26:8 Seperti orang menaruh batu di umban, demikianlah orang yang memberi hormat kepada orang bebal.
26:9 Amsal di mulut orang bebal adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk.
26:10 Siapa mempekerjakan orang bebal dan orang-orang yang lewat adalah seperti pemanah yang melukai tiap orang.
26:11 Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.
26:12 Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu.
26:13 Berkatalah si pemalas: "Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!"
26:14 Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.
26:15 Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.
26:16 Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak dari pada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.

                     ~~~~~~●●~~~~~~

Amsal Pasal 26 ini terdiri dari 28 ayat. Berisi amsal-amsal raja Salomo bin Daud  yang dikumpulkan pegawai-pegawai Hizkia, raja Yehuda.

"Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu" (Amsal 26:12).

Ayat ini adalah pengingat bahwa kerendahan hati adalah kebajikan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kesombongan sering kali berasal dari keyakinan bahwa kita tahu lebih banyak daripada orang lain atau bahwa kita tidak punya apa-apa lagi untuk dipelajari. Namun, ini tidak hanya menghambat pertumbuhan pribadi kita, tetapi juga dapat membuat orang menjauh dari kita. Daripada berpegang teguh pada kebijaksanaan kita, kita perlu terbuka terhadap pendapat orang lain dan mau belajar dari mereka. Kerendahan hati dan keterbukaan dapat membantu kita menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain, serta bertumbuh dalam pengetahuan dan kebijaksanaan kita.

Bacaan injil pada perayaan Ekaristi (Misa) hari ini:
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: 
"Dengan sesungguhnya, Aku mengatakan kepadamu, kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berduka, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. Ketika seorang perempuan melahirkan, dia menderita karena waktunya untuk melahirkan sudah tiba; tetapi sesudah anaknya lahir, dia lupa akan penderitaannya yang berat karena sukacita bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. Demikianlah kamu juga mengalami penderitaan saat ini, tetapi Aku akan menemuimu lagi dan hatimu akan bersukacita, dan tidak ada seorang pun yang akan mengambil sukacitamu darimu. Pada hari itu, kamu tidak akan menanyakan apa pun kepada-Ku" (Yohanes 16:20-23a)

Saudara-saudariku yang dikasihi Kristus.
Pergumulan hidup kita sering disertai dengan penderitaan, dukacita dan penuh dengan kesengsaraan. Seperti apa keadaan kita sekarang? Yohanes mengatakan seperti perempuan yang mau melahirkan. Ada penantian dan harapan datangnya sang anak. Ada penderitaan dan kesakitan karena mengandung dan akan melahirkan seorang anak. Dibutuhkan kesabaran karena tidak bisa dipaksakan, kecuali mau dilahirkan prematur. Ada kecemasan dan kegelisahan jangan-jangan terjadi sesuatu dengan sang bayi. Begitulah perasaan yang dialami oleh para murid ketika ditinggalkan oleh Yesus. Mereka hanya bisa menanti, berharap, cemas, dan belajar bersabar.

Kitapun mengalami hal yang sama sekarang ini. Harapan selalu ada. Harapan itu pasti. Harapan itulah yang menggerakkan kita untuk terus berusaha, berjuang dan kreatif dalam hidup ini. Kebahagiaan karena perjumpaan dengan Yesus, menanti kita di depan. Allah dapat kita jumpai bukan di luar dunia ini, tetapi dapat kita alami saat ini dan sekarang ini. Ada saat kita sungguh-sungguh mengalami Allah yang hidup, yang mengasihi, dan menerima kita apa adanya.

Berjumpa dengan Tuhan merupakan kerinduan setiap orang. Seorang pemazmur mengatakan “Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya" (Mazmur 27:4)

Kebahagiaan ini bersifat mantab dan tak tergoyahkan, seperti yang dialami Paulus yang tidak takut untuk terus mewartakan Tuhan. Mari kita bertanya diri kapan aku mengalami kegembiraan karena perjumpaan dengan Tuhan?

Selamat beraktifitas,
Semoga Tuhan memberkati.

Jumat, Mei 19-2023
Luisfunan ❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI