Tetapi engkau: ikutlah Aku (Yohanes 21:22b)

Bacaan Amsal 30:1-16
Perkataan-perkataan Agur bin Yake

30:1 Perkataan Agur bin Yake dari Masa. Tutur kata orang itu: Aku berlelah-lelah, ya Allah, aku berlelah-lelah, sampai habis tenagaku.
30:2 Sebab aku ini lebih bodoh dari pada orang lain, pengertian manusia tidak ada padaku.
30:3 Juga tidak kupelajari hikmat, sehingga tidak dapat kukenal Yang Mahakudus.
30:4 Siapakah yang naik ke sorga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!
30:5 Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya.
30:6 Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.
30:7 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni:
30:8 Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
30:9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
30:10 Jangan mencerca seorang hamba pada tuannya, supaya jangan ia mengutuki engkau dan engkau harus menanggung kesalahan itu.
30:11 Ada keturunan yang mengutuki ayahnya dan tidak memberkati ibunya.
30:12 Ada keturunan yang menganggap dirinya tahir, tetapi belum dibasuh dari kotorannya sendiri.
30:13 Ada keturunan yang berpandangan angkuh, yang terangkat kelopak matanya.
30:14 Ada keturunan yang giginya adalah pedang, yang gigi geliginya adalah pisau, untuk memakan habis dari bumi orang-orang yang tertindas, orang-orang yang miskin di antara manusia.
30:15 Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"
30:16 Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"

                ~~~~~~●●~~~~~~

Hari ini kita akan membandingkan injil Yohanes 21.20-25 dan perkataan Agur Bin Yake dari Masa, yang terdapat dalam Kitab Amsal pasal 30. Nama Agur dalam bahasa aslinya adalah Awgur atau Agar, yang artinya mengumpulkan. Kata “Bin” maksudnya adalah untuk menandakan atau menyatakan bahwa dia adalah keturunan dari seseorang, dan kata “Yake” artinya taat. Kata "MASA" disini adalah merujuk kepada nama suatu daerah atau nama negeri yang mungkin berasal dari keturunan Ismael. Agur dari Masa adalah seorang penulis atau penghimpun Amsal 30 yang terdiri dari 33 ayat. Amsal 30 juga dikenal sebagai "Kitab Agur".

Kitab Amsal adalah salah satu bagian yang paling bijaksana dan membangkitkan semangat dalam Alkitab. Dalam buku ini, kita dapat menemukan kekayaan kebijaksanaan yang akan membantu kita menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih utuh. Dalam ayat hari ini, kita menemukan pernyataan yang kuat tentang karakter Allah dan pentingnya bergantung kepada-Nya setiap saat.

"Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya". (Amsal 30:5)

Ini adalah pengingat yang luar biasa bahwa Firman Tuhan adalah sumber kebenaran, hikmat, dan pengetahuan kita. Kita tidak boleh mempercayai pendapat manusia atau teori dan ide kita sendiri, melainkan Kitab Suci. Firman Tuhan tidak berubah dan kekal dan dapat membimbing kita dalam semua bidang kehidupan kita.

"Juga tidak kupelajari hikmat, sehingga tidak dapat kukenal Yang Mahakudus" (Amsal 30:3)

Ayat ini mengajarkan kepada kita pentingnya kerendahan hati dan kesederhanaan dalam pencarian kita akan hikmat dan pengetahuan tentang Tuhan. "Kita harus selalu ingat bahwa kebijaksanaan dan pengetahuan bukanlah sesuatu yang diperoleh dengan segera, tetapi merupakan hasil dari pencarian yang terus menerus dan rendah hati". Juga, ayat ini mengajak kita untuk merenungkan kebodohan dan keterbatasan kita sendiri. Ada banyak hal dalam hidup yang tidak bisa kita pahami atau jelaskan, dan itu tidak masalah. Alih-alih mencoba mencari tahu semuanya, kita harus bersedia menerima keterbatasan kita dan mempercayai Tuhan, mengetahui bahwa Dia punya rencana untuk kita.


Suadara-saudariku yang diberkati Tuhan.
Hari ini Kita akan berada pada malam Pentakosta. Liturgi Sabtu Pekan Ketujuh Paskah, Bacaan Misa Sabtu ini tidak berbicara langsung tentang Roh Kudus, tetapi berbicara tentang kesaksian Yohanes. Ambil Alkitab anda dan buka injil Yohanes 21:20-25 dan bacalah.

Injil Yohanes adalah salah satu dari empat bagian Perjanjian Baru dari Alkitab Kristen dan merupakan salah satu yang paling menarik karena gaya puitis dan metaforisnya. Dalam ayat Yohanes 21:24, disebutkan tentang murid yang menulis Injil ini dan kebenaran kesaksiannya ditekankan. Murid yang dimaksud di sini adalah Yohanes, seorang rasul yang merupakan salah seorang murid terdekat Yesus. Dia diyakini telah menulis Injil Yohanes di bagian akhir abad pertama Masehi, dan detailnya ditemukan di buku ini tidak ditemukan di Injil lainnya. Ungkapan "inilah murid yang memberi kesaksian tentang hal-hal ini, dan menulis hal-hal ini" mengacu pada penulis Injil.

Yohanes menyaksikan peristiwa yang dia ceritakan dalam Injil ini, dan kesaksiannya dianggap benar oleh orang Kristen. Ayat ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang ingin memiliki keimanan yang lebih dalam dan langgeng. Itu mengingatkan kita bahwa kebenaran dan kejujuran adalah nilai inti bagi mereka yang berusaha mengikuti ajaran dan teladan Yesus. Juga, ayat ini dapat membantu orang Kristen dalam pencarian mereka akan kebenaran. Kita diingatkan bahwa cerita yang diceritakan dalam Injil Yohanes adalah nyata dan benar. Di dunia di mana ketidakpercayaan dan skeptisisme semakin umum, kesaksian Yohanes dapat mengingatkan kita bahwa masih ada kebenaran yang dapat kita percayai. Aspek penting lainnya dari ayat ini adalah rujukannya pada kitab suci. Yohanes menulis kesaksian tentang apa yang dia jalani dan saksikan, dan tindakan menulis ini menunjukkan komitmen dan pengabdiannya pada kebenaran. Kita dapat menghargai dan menilai pentingnya sastra dalam transmisi iman dan sejarah sakral. 

Ringkasnya, "Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar" (Yohanes 21:24).
Ini merupakan penegasan akan kebenaran fakta-fakta yang diceritakan dalam Injil Yohanes dan ketulusan penulisnya. Sekaligus mengingatkan pentingnya kejujuran dan pengabdian dalam mencari kebenaran dan pemahaman iman. Mari kita persiapkan diri kita hari ini, kita sambut bersama malam Pentakosta, dan menerima karunia Roh kudus pada hari Pentakosta esok.

Selamat berakhir Pekan, 
Semoga Tuhan Memberkati

Sabtu, Mei 27-2023
Luisfunan❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI