Bertanya

Bacaan Ayub 40:1-5
Ayub merendahkan diri di hadapan Allah

40:1(39-34) Maka jawab TUHAN kepada Ayub:
40:2(39-35) "Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa? Hendaklah yang mencela Allah menjawab!"
40:3(39-36) Maka jawab Ayub kepada TUHAN:
40:4(39-37) "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan.
40:5(39-38) Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan."

                  ~~~~~~●●~~~~~~

Pendahuluan 
Dalam kitab Ayub, kita menemukan salah satu bagian yang paling penting dan simbolis dalam Alkitab. Ayub, dalam penderitaannya yang luar biasa, mencapai pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara Tuhan dan penderitaan manusia. Buku ini mengundang kita untuk merenungkan arti rasa sakit dan terutama tentang perlunya percaya pada kebijaksanaan dan kasih Tuhan. 


Dalam pasal 40, kita menemukan salah satu jawaban yang Tuhan berikan kepada Ayub setelah ratapan dan keluhannya. 

"Maka jawab TUHAN kepada Ayub" (Ayub 40:1)

Ayat ini merupakan pengantar tanggapan Allah terhadap Ayub. Walaupun kelihatannya sangat sederhana, penting untuk diingat bahwa di dalam kalimat tersebut terletak kuasa dan otoritas Tuhan. Sebagai pencipta alam semesta, Tuhan memiliki hak dan kuasa untuk menanggapi Ayub dengan cara yang hanya dapat dilakukan oleh Dia. 

Di saat-saat kesakitan dan penderitaan, mudah untuk jatuh ke dalam kesalahan karena percaya bahwa kita adalah korban dari ketidakadilan ilahi. Namun, Ayub menyadari bahwa kita tidak dalam posisi untuk menghakimi Tuhan. Ayub mengakui kekecilannya di hadapan keagungan yang ilahi, dan merendahkan dirinya di hadapan kebesaran Allah. 

"Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan" (Ayub 40:4).

Meskipun Ayub menderita, dia mempertahankan iman dan kepercayaannya pada kebaikan Tuhan. Ayub tahu bahwa Tuhan telah menciptakannya, bahwa dia telah menopangnya setiap saat dan bahwa dia pada akhirnya akan memberikan keadilan. 

Ayat-ayat ini juga mengajarkan kita bahwa kita harus memiliki keyakinan akan kebaikan Tuhan, bahkan di saat-saat tersulit sekalipun. Tuhan adalah Bapa yang pengasih, yang akan selalu ada untuk kita dan yang memperhatikan kita setiap saat. 

Kita dapat menerapkan Ayub 40:4 dalam hidup kita dengan berbagai cara:
1. kita harus rendah hati di hadapan kebesaran Tuhan, menyadari bahwa hikmat dan kekuatan kita terbatas.
2. kita harus menjaga iman dan kepercayaan kita pada kebaikan Tuhan, bahkan di saat-saat yang paling sulit sekalipun. 
3. kita harus belajar menerima penderitaan dan percaya bahwa Tuhan akan selalu punya rencana untuk kita. 

Kesimpulan Singkatnya,
Meskipun sulit untuk menerima rasa sakit dan kesengsaraan, kita harus ingat bahwa kita ada di tangan Tuhan dan Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. 

Seperti Ayub, kita harus percaya pada hikmat Allah dan menjaga iman kita kepada-Nya setiap saat.

Jawaban Tuhan atas Ayub merupakan pengingat bahwa Tuhan tidak selalu memberikan jawaban yang jelas dan langsung atas pertanyaan kita. Namun, tanggapannya mengajarkan kita untuk percaya bahwa Dia tahu lebih baik daripada kita melakukan apa yang baik untuk hidup kita. 

Di masa-masa sulit, seperti kehilangan orang yang dikasihi, sakit, atau krisis keuangan, kita mudah merasa frustrasi dan berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan kita. Namun sejatinya Ia hadir di setiap momen hidup kita, dan selalu bersedia mendengarkan doa-doa kita. Dengan berdoa dan membaca Firman-Nya, kita dapat menemukan kekuatan dan harapan yang kita butuhkan untuk mengatasi tantangan hidup. 

Ayub menyadari bahwa ada perbedaan besar antara Tuhan dan manusia, dan bahwa kita tidak dapat sepenuhnya memahami hikmat dan keadilan Tuhan. 
Kerendahan hati Ayub merupakan pelajaran penting bagi kita semua. 

Selamat beraktifitas,
Semoga Tuhan Memberkati.

Rabu, Juni 14-2023
Luisfunan ❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI