Terima Orang Lain Apa Adanya

Bacaan Amsal 27:15-27

27:15 Seorang isteri yang suka bertengkar serupa dengan tiris yang tidak henti-hentinya menitik pada waktu hujan.
27:16 Siapa menahannya menahan angin, dan tangan kanannya menggenggam minyak.
27:17 Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.
27:18 Siapa memelihara pohon ara akan memakan buahnya, dan siapa menjaga tuannya akan dihormati.
27:19 Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.
27:20 Dunia orang mati dan kebinasaan tak akan puas, demikianlah mata manusia tak akan puas.
27:21 Kui untuk melebur perak dan perapian untuk melebur emas, dan orang dinilai menurut pujian yang diberikan kepadanya.
27:22 Sekalipun engkau menumbuk orang bodoh dalam lesung, dengan alu bersama-sama gandum, kebodohannya tidak akan lenyap dari padanya.
27:23 Kenallah baik-baik keadaan kambing dombamu, perhatikanlah kawanan hewanmu.
27:24 Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?
27:25 Kalau rumput menghilang dan tunas muda nampak, dan rumput gunung dikumpulkan,
27:26 maka engkau mempunyai domba-domba muda untuk pakaianmu dan kambing-kambing jantan untuk pembeli ladang,
27:27 pula cukup susu kambing untuk makananmu dan makanan keluargamu, dan untuk penghidupan pelayan-pelayanmu perempuan.

                 ~~~~~~●●~~~~~~

Pendahuluan.

Hikmat adalah salah satu tema yang paling sering muncul dalam Alkitab. Dalam Amsal kita menemukan nasihat dan ajaran tentang bagaimana kita harus bertindak dalam berbagai situasi dalam hidup. Seringkali kita menemukan orang bodoh atau keras kepala yang tidak mendengarkan kata-kata kita dan, meskipun kita mencoba membantu dan membimbing mereka, kebodohan mereka tidak membuat mereka memahami situasinya. Pada momen inilah Amsal 27:22 mengajak kita untuk merenungkan gagasan bagaimana kita dapat menghadapi situasi seperti ini. Apa maksudnya “Sekalipun engkau menumbuk orang bodoh dalam lesung, dengan alu bersama-sama gandum, kebodohannya tidak akan lenyap dari padanya"

Bagian ini memberi kita gambaran yang sangat ilustratif yang merujuk pada sulitnya mengubah pikiran orang bodoh, bahkan ketika dihadapkan pada situasi yang memaksanya untuk mempertimbangkan kembali posisinya. Gambarannya sebagai berikut: lesung adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan biji-bijian, biasanya dengan tujuan memisahkan gandum dari kulitnya. Sedangkan tamper adalah batang besi yang digunakan untuk memukul dan menghancurkan benih. Kedua peralatan tersebut berfungsi sebagai penggilingan untuk membuat tepung dari butiran gandum. Gambaran ayat Amsal 27:22 menunjuk pada kenyataan bahwa walaupun kita memukul orang bodoh seperti sedang menggiling gandum, kebodohannya tidak akan hilang. Kita bisa mendesak dan mencoba membujuknya, namun sikap keras kepalanya terkadang lebih kuat dari argumen apa pun yang kita ajukan.

Perikop hari ini mengajak kita untuk merenungkan kenyataan bahwa kita tidak dapat mengubah mentalitas orang lain, bahkan ketika kita ingin membantu dan membimbing mereka ke jalan yang lebih baik. Seringkali kita menjumpai orang-orang yang mempunyai pendirian yang sudah mendarah daging, yang tidak mau mempertimbangkannya kembali, bahkan ketika mereka dihadapkan pada situasi di mana mereka harus mengubah cara berpikir mereka. 

Hikmah yang diberikan ayat ini kepada kita adalah bahwa kita harus menerima bahwa kita tidak dapat mengubah orang lain, dan bahwa kita tidak boleh menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencoba melakukan hal tersebut. Sebaliknya, kita harus fokus pada perbaikan kehidupan kita sendiri, bertindak sebagai panutan, dan membiarkan orang lain melihat sendiri kebijaksanaan dari tindakan kita. Pada akhirnya, sebagai manusia kita semua mempunyai kelemahan dan keterbatasan masing-masing. Penting untuk bersikap rendah hati dan belajar menerima jalur pertumbuhan kita sendiri, tanpa berusaha mengubah jalur orang lain. 

Bagaimana bagian ini dapat membantu pembaca? 

Perikop ini dapat membantu kita memahami bahwa sering kali, tidak peduli seberapa besar kita ingin mengubah pemikiran orang lain, tindakan kita tidak akan mencapai hasil yang diharapkan. 
Hal ini mengundang kita untuk bersikap toleran dan menyadari bahwa orang lain mempunyai hak untuk berpikir dan bertindak sesuai keinginan mereka, meskipun kita tidak setuju dengan mereka. Selain itu, bagian ini memungkinkan kita untuk merefleksikan tindakan dan sikap kita sendiri. Hal ini mengajak kita untuk lebih rendah hati dan mengakui kegagalan diri sendiri, sebelum berasumsi bahwa orang lain lah yang mempunyai masalah. Membantu menumbuhkan sikap lebih pengertian dan empati terhadap orang lain. 

Bagaimana kita dapat menerapkan ayat ini dalam kehidupan kita? 

Salah satu cara untuk menerapkan bagian ini dalam kehidupan kita adalah melalui hubungan interpersonal kita. 
Ini membantu kita menerima orang lain apa adanya, tanpa berusaha mengubahnya dengan paksa. Hal ini mengajak kita untuk bertindak dengan toleransi dan kesabaran, menyadari bahwa kita semua mempunyai keterbatasan. Lebih jauh lagi, hal ini mengajak kita untuk memperbaiki kehidupan kita sendiri, alih-alih mencoba mengubah kehidupan orang lain. 
Kita harus menjadi panutan, hidup konsisten dengan nilai-nilai kita dan membiarkan orang lain melihat kita sebagai teladan dan menginspirasi mereka. 

Penutup.

Amsal 27:22 mengajarkan kepada kita, bahwa kita tidak dapat mengubah orang lain, tidak peduli berapa banyak usaha yang kita lakukan. Hal ini mengajak kita untuk menerima orang lain apa adanya, dan fokus untuk menjadi panutan. Sikap ini akan membantu kita memupuk hubungan yang lebih koheren, toleran dan empati, sehingga mencapai kehidupan yang lebih penuh dan memuaskan. 

Selamat beraktifitas,
Semoga Tuhan Memberkati.

Jumat, September 01'2023
Luisfunan❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI