Camkanlah apa yang kamu dengar!

Bacaan Markus 4:21-25
Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
4:22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
4:23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:24 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
4:25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."

                     ~~~~~●●~~~~~

"Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar! (Markus 4:23)"

Pendahuluan.

Dalam Injil Markus, Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah kepada orang banyak yang berkumpul di sekitar Dia di tepi pantai. Dalam pengajarannya, Yesus berkata kepada mereka, "Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar! (Markus 4:23)". Ayat ini adalah pernyataan singkat namun kuat yang menyoroti pentingnya memperhatikan apa yang kita dengar. Dengan kata lain, Yesus menyerukan refleksi dan perhatian selama pengajarannya tentang Kerajaan Allah. 

" Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu (Markus 4:24)". Ini semakin mempertegas, memberitahu kita tentang pentingnya bersikap selektif terhadap kata-kata yang kita dengar dan, yang terpenting, menyadari bagaimana kita mengukur apa yang kita terima.

Pemahaman konteks

Untuk memahami ajaran ini, penting untuk mempertimbangkan konteks penyajiannya. Dalam Markus pasal ini, Yesus berbicara kepada murid-muridnya dengan menggunakan perumpamaan, yaitu cerita pendek yang mengandung pengajaran yang mendalam. Dalam hal ini perumpamaan tersebut mengacu pada benih yang jatuh di berbagai jenis tanah dan pentingnya memiliki tanah yang baik agar benih dapat tumbuh dan menghasilkan buah, dilanjut dengan Perumpamaan tentang pelita dan tentang ukuran.

Melalui perumpamaan ini Yesus mengajak kita untuk menguji kualitas tanah kita, yaitu kemampuan kita menerima dan memahami firman Tuhan. Dengan mengatakan “Camkanlah apa yang kamu dengar!". Yesus meminta kita untuk berhati-hati terhadap apa yang kita izinkan masuk ke telinga kita. 

Kita harus selektif dengan kata-kata yang kita dengarkan, karena kata-kata tersebut dapat mempengaruhi kehidupan kita secara positif atau negatif. Jika kita mendengarkan kata-kata penyemangat, cinta dan kasih sayang, maka tanah kita akan subur dan pasti akan menghasilkan buah yang baik. Sebaliknya, jika kita mendengarkan kata-kata yang bersifat merusak, negatif atau merugikan, maka tanah kita akan layu dan tidak menghasilkan buah apa pun. 

Yesus juga mengatakan kepada kita bahwa “ukuran yang kamu pakai, akan diukurkan kepadamu.” Artinya cara kita menilai orang lain sama dengan cara kita menilai diri sendiri. Jika kita mengukur orang lain dengan cinta dan kasih sayang, kita akan menerima hal yang sama dari orang lain dan pada akhirnya dari Tuhan. Namun jika kita menilai orang lain dengan kasar dan tanpa belas kasihan, kemungkinan besar kita juga akan dihakimi dengan cara yang sama. 

Lebih jauh lagi, Yesus berjanji kepada kita bahwa masih akan ada tambahan di antara kita yang mendengarkan. Dengan kata lain, jika kita mendengarkan firman Tuhan dengan penuh perhatian dan seksama, kita akan menerima lebih banyak lagi firman itu. Jika kita terus berupaya untuk belajar lebih banyak tentang iman dan kebenaran Tuhan, kita akan menerima lebih banyak pengajaran dan berkat. Faktanya adalah kita tidak akan pernah berhenti belajar tentang firman Tuhan, selalu ada sesuatu yang baru untuk ditemukan. 

Makna Dibalik Panggilan Yesus. 

Pada masa itu, masyarakat sudah terbiasa mendengar ceramah keagamaan yang di dalamnya para rabbi menjelaskan kitab suci dan hukum. Namun, Yesus datang dengan ajaran baru yang menantang banyak konsep agama yang ada pada saat itu. Itulah sebabnya ketika Yesus menarik perhatian orang-orang dengan kalimat “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengarkan,” ia menyerukan refleksi dan keterbukaan terhadap pemahaman baru tentang ajaran agama. 

Penerapan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita dapat menerapkan ajaran ini dalam banyak cara. Pertama, kita harus berhati-hati terhadap apa yang kita izinkan masuk ke dalam pikiran dan hati kita. Jika kita memilih untuk mendengarkan kata-kata penyemangat, semangat kita akan terpelihara dan bertumbuh. Kita juga bisa belajar mengukur dengan cinta dan kasih sayang orang-orang di sekitar kita, memperlakukan orang lain sebagaimana kita sendiri ingin diperlakukan. 

Kita semua punya telinga, tapi tidak semua dari kita mendengar apa yang seharusnya kita dengar. Kadang-kadang kita lebih mementingkan apa yang akan kita katakan atau pendapat kita sendiri daripada memperhatikan pesan-pesan yang perlu kita dengar. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menerapkan seruan Yesus untuk memperhatikan dengan lebih memperhatikan orang yang berbicara kepada kita. Kita juga bisa lebih berhati-hati terhadap apa yang kita baca dan tonton di televisi dan platform hiburan lainnya. 

Pada tingkat yang lebih dalam, seruan Yesus untuk memperhatikan juga mengacu pada keterbukaan terhadap ajaran ilahi yang menantang kita untuk memahami lebih dalam kehidupan dan keyakinan spiritual kita. Kita harus berpikiran terbuka terhadap ide dan filosofi baru yang memungkinkan kita tumbuh sebagai individu dan menemukan tujuan kita di dunia. 

Banyak orang yang bingung dengan bahasa yang digunakan Yesus dalam ayat ini, terutama dengan kalimat "Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!". 
Idenya adalah panggilan ini tidak terbatas pada sekelompok orang tertentu saja, namun ditujukan kepada siapa saja yang mau mendengarkan. Maksudnya, ayat ini tidak hanya ditujukan kepada mereka yang mempunyai kemampuan mendengar secara fisik, namun lebih menekankan bahwa kita perlu mempunyai pikiran yang terbuka untuk mendengarkan dan memahami apa yang disampaikan kepada kita. 

Penutup. 

Panggilan Yesus untuk memperhatikan dan mendengarkan dengan penuh perhatian sangat penting bagi kehidupan rohani dan emosional kita. Ketika kita memperhatikan apa yang ada di sekitar kita dan pelajaran yang diberikan kepada kita, kita dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia dan makhluk spiritual. Mengikuti teladan Yesus, kita harus berpikiran terbuka dan bersedia mendengarkan ide dan perspektif baru. Hanya dengan cara itulah kita dapat sepenuhnya memahami ajaran ilahi dan menemukan kedamaian dalam hidup kita. 

Ayat Alkitab hari ini mengajak kita untuk berhati-hati dengan perkataan yang kita dengar dan mengukur orang lain dengan cinta dan kasih sayang. Jika kita memperhatikan apa yang kita dengar dan mengukurnya dengan cinta, maka kita akan mendapat keberkahan dan ajaran yang lebih banyak lagi. Menerapkan ajaran ini dalam kehidupan kita sehari-hari akan membantu kita bertumbuh secara rohani dan menjadi lebih dekat dengan Tuhan.

Selamat beraktifitas,
Semoga Tuhan Memberkati.

Kamis, Januari 25'2024
Luisfunan❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI