Pelajaran bagi Orang Kristen
Bacaan Markus 3:13-19
Yesus memanggil kedua belas rasul
3:13 Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya.
3:14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil
3:15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.
3:16 Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus,
3:17 Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh,
3:18 selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot,
3:19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
~~~~~●●~~~~~
"dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia (Markus 3:19)"
Pendahuluan.
Injil Markus berfokus pada kehidupan dan pelayanan Yesus, mulai dari baptisan hingga penyaliban dan kebangkitannya. Dalam bagian ini, Markus menceritakan bagaimana Yesus memilih kedua belas rasulnya untuk diutus untuk memberitakan Injil. Pemilihan para rasul merupakan peristiwa penting dalam sejarah Kekristenan, karena orang-orang ini dipilih menjadi murid Yesus dan melanjutkan karya-Nya setelah kematian dan kebangkitan-Nya.
Pilihan kedua belas rasul adalah contoh bagaimana Yesus dengan cermat memilih mereka yang akan mewakilinya dan melanjutkan pelayanannya saat dia tidak ada. Para rasul adalah manusia biasa, tanpa pendidikan agama formal apa pun, namun Yesus melihat dalam diri mereka potensi dan kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diberikan-Nya kepada mereka. Pilihan ini mencerminkan kesetaraan seluruh umat manusia di hadapan Tuhan dan pentingnya iman dan mengikuti Yesus.
Pelajaran bagi Orang Kristen.
Salah satu bagian yang paling menarik dalam pasal ini adalah ayat 19, yang menceritakan kepada kita tentang Yudas Iskariot dan perannya dalam kisah Yesus. Teks yang dimaksud berbunyi: "dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia (Markus 3:19)" Meskipun ayat ini tampak singkat dan sederhana, maknanya mempunyai implikasi penting baik bagi pemahaman kita tentang Injil maupun kehidupan rohani kita.
Untuk mengkontekstualisasikan, penting untuk mengingat bahwa Yudas adalah salah satu dari dua belas murid Yesus. Namun, tidak seperti pengikut lainnya, dia bertanggung jawab mengkhianati Gurunya demi tiga puluh keping perak. Tindakan ini menjadikannya salah satu karakter paling terkenal dalam sejarah Kristen, dan namanya menjadi identik dengan keserakahan dan pengkhianatan. Namun mengapa Yudas melakukan hal tersebut? Bagaimana kita bisa memahami motivasinya?
Injil Markus tidak memberi kita banyak petunjuk tentang kehidupan dan kepribadian Yudas. Kita tahu bahwa dia adalah bendahara kelompok, yang menunjukkan bahwa dia mempunyai kecenderungan tertentu terhadap uang. Kita juga tahu bahwa pada saat pengkhianatan terjadi, dia dipenuhi dengan penyesalan dan kesedihan, yang menunjukkan bahwa mungkin dia merasa tidak nyaman dengan apa yang dia lakukan. Namun, terlepas dari motivasi Yudas, penting untuk dicatat bahwa perannya dalam kisah Yesus selalu mengingatkan kita akan kompleksitas sifat manusia.
Sebagai manusia, kita sering kali terjerumus ke dalam situasi sulit dan melakukan kesalahan yang membebani kita seumur hidup. Bagi Yudas, kesalahannya sangat besar, namun hal ini juga mengingatkan kita bahwa kita masing-masing bisa saja mengambil keputusan yang salah jika kita tidak hati-hati. Dalam pengertian ini, ayat Markus 3:19 mengajak kita untuk merenungkan kehidupan rohani kita sendiri. Apakah kita membuat keputusan yang bijak dalam hubungan kita dengan Tuhan dan sesama? Apakah kita tulus dalam motivasi kita dan tidak jatuh ke dalam godaan kedangkalan dan keserakahan? Ini adalah pertanyaan mendasar yang harus kita tanyakan pada diri kita setiap hari, dan itu akan membantu kita bertumbuh dalam iman dan membuat keputusan yang lebih bijaksana.
Penutup.
Markus 3:19 mengingatkan kita akan bahaya keserakahan dan pengkhianatan, serta mengajak kita untuk merenungkan kehidupan rohani kita sendiri. Meskipun Yudas sering dikenang karena perannya dalam pengkhianatan Yesus, kisah sedihnya juga mengingatkan kita akan kemanusiaan dan kelemahan kita sendiri.
Ayat ini juga mengajak kita untuk merenungkan pilihan hidup kita sendiri dan bagaimana kita mewakili Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita masing-masing telah dipanggil oleh Yesus untuk menjadi pengikut-Nya dan memberitakan Injil di lingkungan kita. Apakah kita menerima pilihan itu dalam hidup kita? Apakah kita membiarkan Roh Kudus membimbing kita dan menggunakan hidup kita untuk memimpin orang lain kepada Yesus? Kita juga bisa belajar dari pemilihan para rasul bahwa kita tidak perlu menjadi sempurna untuk bisa dipakai oleh Tuhan. Kita semua mempunyai kelemahan, kegagalan dan kekurangan, namun dalam memilih murid, Yesus tidak mencari kesempurnaan, melainkan orang yang mau mengikuti dan menaatinya. Tuhan dapat menggunakan ketidaksempurnaan kita untuk kemuliaan-Nya jika kita bersedia mengizinkan Dia bekerja dalam hidup kita. Semoga bacaan kitab suci ini membantu kita memperdalam iman kita dan membuat keputusan bijak dalam jalan hidup.
Selamat Hari Minggu,
Semoga Tuhan Memberkati
Minggu, Januari 21'2024
Luisfunan❤️
Komentar
Posting Komentar