Membuka Jalan
Bacaan Markus 15:16-20
Yesus diolok-olokkan
15:16 Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul.
15:17 Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya.
15:18 Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya: "Salam, hai raja orang Yahudi!"
15:19 Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya.
Yesus disalibkan
15:20 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya.(15-20b) Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.
~~~~~□~~~~~
Pembukaan.
Yesus mengajarkan kita bahwa kasih tanpa syarat harus menjadi respons kita terhadap situasi sulit apa pun. Meski dianiaya, Yesus tidak menanggapinya dengan hinaan atau kekerasan, namun dengan kasih dan belas kasihan.
Markus 15:19 menggambarkan bagaimana tentara Romawi menganiaya Yesus sebelum penyalibannya. "Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya".
Belas kasihan Yesus meski dianiaya.
Penjelasan rinci tentang penyiksaan yang dialami Yesus dalam Markus 15:19 ini merupakan pengingat yang jelas akan kekejaman dan penderitaan yang Yesus alami sebelum mati demi dosa-dosa dunia. Meskipun penderitaan yang dialami, namun kasih dan belas kasihannya terhadap para penyiksanya tidaklah pudar. Ini juga yang menjadi fokus perenungan kita hari ini.
Menerapkan Penderitaan Yesus dalam Kehidupan Kita sehari-hari.
Meskipun kita mungkin tidak menghadapi jenis penyiksaan fisik yang sama seperti yang Yesus alami, kita semua menghadapi berbagai jenis penderitaan dalam kehidupan kita. Gambaran Yesus menghadapi rasa sakit dan kekejaman dalam perjalanannya menuju Salib mengingatkan kita bagaimana menghadapi rasa sakit dan penderitaan dalam hidup kita sendiri. Daripada membiarkan penderitaan menguasai kita dan menjauhkan kita dari Tuhan, kita harus menggunakannya sebagai kesempatan untuk semakin dekat dengan Tuhan. Seperti Yesus, kita harus menanggapinya dengan kasih, pengampunan, dan kasih sayang, bahkan ketika hidup kita tampak penuh penderitaan.
Bagaimana ayat ini dapat membantu kita?
Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa Yesus menderita demi kita dan dosa kita, dan bahwa kasih-Nya yang tanpa syarat tidak pernah berkurang. Hal ini mengilhami kita untuk mengatasi kesulitan dan penderitaan kita sendiri dengan cinta dan kasih sayang, seperti yang dilakukan Yesus dalam perjalanannya ke Kayu Salib.
Penutup.
Gambaran Yesus disiksa sebelum penyalibannya sulit dibayangkan.
Namun penting untuk diingat bahwa penderitaanNya tidak sia-sia. Pengorbanannya telah memungkinkan kita semua memiliki kesempatan untuk memiliki hubungan dengan Tuhan.
Saat kita menghadapi penderitaan kita sendiri, kita harus ingat bahwa Yesus telah membuka jalan bagi kita, menunjukkan pentingnya cinta dan kasih sayang bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.
Selamat beraktifitas
Semoga Tuhan Memberkati
Rabu, Maret 27'2024
Luisfunan❤️
Komentar
Posting Komentar