Konsisten

Bacaan Kisah Para Rasul 7:1-29
Pembelaan Stefanus

7:1 Kata Imam Besar: "Benarkah demikian?"
7:2 Jawab Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran,
7:3 dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.
7:4 Maka keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang;
7:5 dan di situ Allah tidak memberikan milik pusaka kepadanya, bahkan setapak tanahpun tidak, tetapi Ia berjanji akan memberikan tanah itu kepadanya menjadi kepunyaannya dan kepunyaan keturunannya, walaupun pada waktu itu ia tidak mempunyai anak.
7:6 Beginilah firman Allah, yaitu bahwa keturunannya akan menjadi pendatang di negeri asing dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya.
7:7 Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka itu akan Kuhukum, firman Allah, dan sesudah itu mereka akan keluar dari situ dan beribadah kepada-Ku di tempat ini.
7:8 Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham memperanakkan Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak memperanakkan Yakub, dan Yakub memperanakkan kedua belas bapa leluhur kita.
7:9 Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
7:10 dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.
7:11 Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan.
7:12 Tetapi ketika Yakub mendengar, bahwa di tanah Mesir ada gandum, ia menyuruh nenek moyang kita ke sana. Itulah kunjungan mereka yang pertama;
7:13 pada kunjungan mereka yang kedua Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, lalu ketahuanlah asal-usul Yusuf kepada Firaun.
7:14 Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya.
7:15 Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita;
7:16 mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem.
7:17 Tetapi makin dekat genapnya janji yang diberikan Allah kepada Abraham, makin bertambah banyaklah bangsa itu di Mesir,
7:18 sampai bangkit seorang raja lain memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf.
7:19 Raja itu mempergunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita serta menyuruh membuang bayi mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang.
7:20 Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
7:21 Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
7:22 Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
7:23 Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
7:24 Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.
7:25 Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.
7:26 Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya?
7:27 Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?
7:28 Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu?
7:29 Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki.

                      ~~~~~□~~~~~

"Kata Imam Besar: "Benarkah demikian?"
(Kisah para Rasul 7:1).

Pembukaan.

Ayat Alkitab Kisah 7:1 menyajikan kepada kita sebuah adegan di mana Imam Besar menanyakan sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya. Ungkapan singkat ini mengandung lebih dari yang terlihat pada pandangan pertama. Selanjutnya, kita akan mendalaminya untuk memahami konteksnya, maknanya, dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Konteks ayat.

Dalam kitab Kisah Para Rasul, Lukas menyajikan kepada kita peristiwa-peristiwa penting yang terjadi setelah kenaikan Yesus ke surga. Bab 7 secara khusus menceritakan kepada kita tentang Khotbah yang disampaikan Diakon Stefanus di hadapan Sanhedrin, dan bagaimana meskipun berbicara dengan hikmat dan otoritas, dia dijatuhi hukuman mati karena penghujatan. Di ayat 1 pasal 7, kita melihat Imam Besar bertanya kepada Stefanus apakah yang dikatakannya itu benar atau tidak. Pertanyaan ini sepertinya merujuk pada apa yang dikatakan diaken tentang Yesus. Pertanyaan Imam Besar mencerminkan pemikiran umum pada masa itu di mana segala sesuatu harus dibuktikan dengan bukti dan saksi, dan bahkan mungkin untuk berpikir bahwa Imam Besar sedang menyelidiki Stefanus untuk melihat apakah dia layak dipercaya. Dengan cara ini, ayat ini dapat mempunyai beberapa penerapan dalam kehidupan kita. 

Refleksi yang bisa kita lakukan adalah ;
1. Pentingnya mengukur perkataan kita dan membuatnya konsisten dengan apa yang kita pikirkan dan yakini. Dengan kata lain, kita harus menjadi saksi hidup atas apa yang kita katakan dan membuat hidup kita berbicara sendiri. Hal ini tidak hanya akan memberi kita kepercayaan diri di depan orang lain, tetapi juga akan membantu kita untuk lebih konsisten dalam bertindak dan berpikir. 
2. Di sisi lain, teks tersebut mengajarkan kita bahwa penting untuk mempertanyakan dan memverifikasi semua yang kita dengar. Kita tidak boleh terpaku pada apa yang dikatakan seseorang tanpa menyelidiki, menguatkan, dan mencari bukti terlebih dahulu untuk mendukung apa yang diberitahukan kepada kita. Dengan cara ini, kita bisa lebih berhati-hati dan terhindar dari jebakan atau tipu daya. 

Penutup.

Singkatnya, Kisah Para Rasul 7:1 menunjukkan kepada kita pentingnya konsisten dengan apa yang kita katakan dan membiarkan hidup kita berbicara untuk kita. Hal ini juga mengajarkan kita pentingnya mempertanyakan apa yang kita dengar dan memverifikasi apa yang diberitahukan kepada kita dengan bukti. Kedua pernyataan tersebut memiliki nilai yang sangat penting bagi kehidupan kita di masyarakat, dan jika kita menerapkannya dengan benar, kita dapat meningkatkan hubungan antarpribadi dan menjadi lebih adil serta bijaksana dalam mengambil keputusan. 

Selamat berakhir pekan
Semoga Tuhan Memberkati

Sabtu, Juni 01'2024
Luisfunan❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI