Emosional
Bacaan Mazmur 48:1-14
Sion, kota Allah
48:1 Nyanyian. Mazmur bani Korah. (48-2) Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita!
48:2(48-3) Gunung-Nya yang kudus, yang menjulang permai, adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.
48:3(48-4) Dalam puri-purinya Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai benteng.
48:4(48-5) Sebab lihat, raja-raja datang berkumpul, mereka bersama-sama berjalan maju;
48:5(48-6) demi mereka melihatnya, mereka tercengang-cengang, terkejut, lalu lari kebingungan.
48:6(48-7) Kegentaran menimpa mereka di sana; mereka kesakitan seperti perempuan yang hendak melahirkan.
48:7(48-8) Dengan angin timur Engkau memecahkan kapal-kapal Tarsis.
48:8(48-9) Seperti yang telah kita dengar, demikianlah juga kita lihat, di kota TUHAN semesta alam, di kota Allah kita; Allah menegakkannya untuk selama-lamanya. Sela
48:9(48-10) Kami mengingat, ya Allah, kasih setia-Mu di dalam bait-Mu.
48:10(48-11) Seperti nama-Mu, ya Allah, demikianlah kemasyhuran-Mu sampai ke ujung bumi; tangan kanan-Mu penuh dengan keadilan.
48:11(48-12) Biarlah gunung Sion bersukacita; biarlah anak-anak perempuan Yehuda bersorak-sorak oleh karena penghukuman-Mu!
48:12(48-13) Kelilingilah Sion dan edarilah dia, hitunglah menaranya,
48:13(48-14) perhatikanlah temboknya, jalanilah puri-purinya, supaya kamu dapat menceriterakannya kepada angkatan yang kemudian:
48:14(48-15) Sesungguhnya inilah Allah, Allah kitalah Dia seterusnya dan untuk selamanya! Dialah yang memimpin kita!
~~~~~■~~~~~
"Biarlah gunung Sion bersukacita; biarlah anak-anak perempuan Yehuda bersorak-sorak oleh karena penghukuman-Mu!" (Mazmur 48:11).
Pembukaan.
Emosional adalah seuatu yang menyentuh perasaan. Ini bisa berupa ekspresi, respons, atau wujud apapun tentang emosi. keadaan emosional selalu diiringi dengan emosi. Mazmur 48:11 pemazmur menceritakan ketika penghakiman Allah menimpa bangsa Asyur, ada sesuatu yang ingin mereka teriakkan dan mereka menjadi emosional karenanya: "Biarlah gunung Sion bersukacita; biarlah anak-anak perempuan Yehuda bersorak-sorak oleh karena penghukuman-Mu!" Ayat inilah yang menjadi fokus perenungan kita di akhir pekan ini.
Makna Gunung Sion.
Untuk memahami makna ayat 11 Mazmur 48 ini, penting untuk membicarakan Gunung Sion. Dalam Alkitab, gunung ini melambangkan tempat di mana Tuhan memilih untuk berdiam dan menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya. Dalam agama Yahudi, Sion adalah simbol hubungan orang Yahudi dengan Tuhan. Tempat ini adalah tempat berziarah dan berdoa. Orang Yahudi percaya bahwa Gunung Sion atau Bukit Bait Suci di Yerusalem adalah tempat yang paling suci. Mereka juga percaya bahwa tempat itu merupakan tempat berdirinya Bait Suci pertama dan kedua.
Sukacita di tengah kesulitan.
Seperti apakah kehidupan manusia jika kita tidak beremosi, jika kita selalu mampu mengendalikan dan menahan emosi? Bisa jadi kita menyerupai robot, dengan respon logis tanpa luapan emosi. Namun Allah menciptakan kita menurut gambar dan rupa-Nya, dan emosi Allah terlihat di dalam Alkitab (ayat 11), oleh karena itu, Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang beremosi. Kita bisa merasakan cinta, sukacita, kebahagiaan, rasa bersalah, kemarahan, kekecewaan, ketakutan, dan lain sebagainya. Panggilan untuk bersukacita dan bersorak-sorak dalam ayat 11 Mazmur 48 berkaitan dengan keyakinan bahwa Tuhan itu adil dan akan berbuat adil pada waktu-Nya. Itulah sebabnya bahkan ketika kita menghadapi masa-masa sulit dan dalam situasi sulit, kita dapat percaya bahwa Tuhan bekerja di balik layar dan pada akhirnya Dia akan memberi kita kemenangan. Penghakiman yang dimaksud dalam ayat 11 Mazmur 48 ini tidak hanya mengacu pada keadilan Ilahi, namun dapat juga dilihat sebagai cerminan dari keputusan dan tindakan kita sendiri. Apakah kita melakukan hal yang benar dalam hidup kita? Apakah kita bersikap adil terhadap orang lain?
Ini adalah pertanyaan penting yang harus kita tanyakan pada diri sendiri setiap hari.
Refleksi.
Apa perbedaan antara emosi dan emosional? Emosional memiliki kata dasar yakni emosi. Emosi merupakan suatu ungkapan dari perasaan yang sesungguhnya dari seseorang atau kelompok orang yang dirasakan dan ditunjukkan kepada orang lain maupun sesuatu hal yang membuatnya emosi. Sedangkan emosional lebih mengarah pada karakteristik serta ekpresi dari sebuah emosi. Kadang emosi kita menyenangkan dan kadang tidak. Kadang emosi kita benar, dan kadang "salah" karena basis pengertiannya keliru. Sebagai contoh, jika kita keliru mengira bahwa Allah tidak memegang kendali atas situasi dan kondisi kita, kita mengeluarkan emosi takut dan tak berpengharapan atau marah berdasarkan anggapan keliru tersebut. Emosi sangat nyata dan kuat bagi yang merasakannya. Dan emosi dapat memberi indikasi apa yang terjadi dalam hati kita.
Emosi kita, sama-halnya dengan tubuh dan pikiran kita, terpengaruh oleh kejatuhan umat manusia ke dalam dosa. Dalam kata lain, emosi kita telah tercemar oleh kodrat berdosa kita, dan oleh karena itu kita harus mengendalikannya. Alkitab menasehati supaya kita dikendalikan oleh Roh Kudus (Roma pasal 6; Efesus 5:15-18; 1 Petrus 5:6-11), bukan sebaliknya kita dikendalikan oleh emosi. Jika kita menyadari emosi kita dan membawanya kepada Allah, kita dapat menundukkan hati kita pada-Nya supaya Ia menangani emosi kita dan mengarahkan tindakan kita. Ada kalanya ketika hal itu terjadi, Allah menghibur kita, meneguhkan kita, dan mengingatkan kita untuk tidak takut. Ada kalanya Ia dapat mendorong kita untuk mengampuni atau meminta pengampunan.
Mazmur adalah contoh yang baik akan cara mengendalikan emosi kita dan menyerahkan emosi kita kepada Allah. Tidak sedikit Mazmur yang memperlihatkan emosi yang dicurahkan kepada Allah dalam mencari kebenaran-Nya. Adalah penting untuk belajar menahan emosi dari pada membiarkan diri kita diperbudak oleh emosi. Sebagai contoh, ketika kita merasa marah, adalah penting untuk berhenti, memahami bahwa kita sedang marah, memahami kenapa kita sedang marah, dan kita bisa berperilaku secara alkitabiah. Emosi yang tak terkendali tidak menghasilkan hal yang memuliakan Allah: "sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah" (Yakobus 1:20).
Bagaimana menerapkan ayat 11 Mazmur 48 ini dalam kehidupan kita sehari-hari?
Kita dapat menerapkan ayat ini dalam kehidupan kita sehari-hari dengan mempraktikkan keadilan dalam semua hubungan kita. Selain itu, kita dapat tetap teguh dalam iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan, bahkan ketika menghadapi situasi sulit. Mengabaikan emosi juga tidak baik. Kita harus bersyukur kepada Allah atas kemampuan emosional kita dan mengelolanya dengan baik sebagai karunia dari Allah. Cara mengendalikan emosi kita adalah bertumbuh secara rohani dalam perjalanan kita dengan Allah. Kita diubahkan melalui pembaharuan pikiran kita (Roma 12:1-2) dan melalui kuasa Roh Kudus - yang membuahkan pengendalian diri di dalam karakter kita (Galatia 5:22-23). Kita memerlukan asupan rohani tiap hari dari Alkitab, juga keinginan untuk bertumbuh dalam pengenalan akan Allah, serta waktu merenungkan sifat-sifat Allah. Sudah seharusnya kita berusaha mengenal Allah lebih baik dan mencurahkan hati kita kepada-Nya dalam doa. Persekutuan Kristen juga merupakan bagian yang penting dalam pertumbuhan rohani. Kita berkelana bersama orang percaya lainnya dan saling memacu dalam pertumbuhan iman serta kedewasaan emosional.
Penutup.
Kehidupan Kristen tidak dimaksud dijalani seorang diri. Allah telah menganugerahi kita dengan orang percaya lainnya yang dapat membantu kita meringankan beban hidup dan kitapun dapat membantu menanggung beban mereka (Roma pasal 12; Galatia 6:1-10; 2 Korintus 1:3-5; Ibrani 3:13). Sesama orang percaya juga mengingatkan kita akan kebenaran Allah, serta membagikan sudut pandang yang baru. Ketika kita merasa kecewa atau takut, kita dikuatkan oleh dukungan sesama orang percaya. Seringkali, ketika kita mendukung orang lain, kita sendiri memperoleh semangat baru. Sama-halnya, ketika kita bersukacita, sukacita yang dibagikan malah meningkat. Dalam perikop Mazmur 48 ini, kita bisa menemukan pesan harapan dan kegembiraan di tengah keterpurukan dan ketidakadilan yang mungkin sedang terjadi saat ini. Ayat Mazmur adalah pengingat bahwa bahkan di tengah kesulitan, kita dapat menemukan sukacita dan harapan dalam janji keadilan ilahi. Kita harus merenungkan penilaian dan keputusan kita sendiri saat kita berusaha menerapkan keadilan dalam semua hubungan kita. Pemikiran tentang perlindungan Tuhan seharusnya menginspirasi saya untuk beribadah kepada-Nya. Juga pemikiran tentang kasih-Nya seharusnya membuat saya ingin bersaksi untuknya. Ketika saya memikirkan kemenangan besar yang Kristus telah menangkan bagi saya, sebaiknya saya menjadi emosional (sukacita) karenanya.
Selamat berakhir Pekan
Semoga Tuhan Memberkati
Sabtu, Agustus 24'2024
Luisfunan❤️
Komentar
Posting Komentar