Gerakan Batin (1)

Bacaan Kisah Para Rasul 16:13-18
Paulus di Filipi

16:13 Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ.
16:14 Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.
16:15 Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: "Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku." Ia mendesak sampai kami menerimanya.
16:16 Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.
16:17 Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan."
16:18 Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: "Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini." Seketika itu juga keluarlah roh itu.

                        ~~~~~■~~~~~

"....Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini..." (Kisah Para Rasul 16:18b)

Pembukaan.

Eksorsisme adalah praktik keagamaan atau spiritual untuk mengusir setan , jin , atau entitas spiritual jahat lainnya dari seseorang, atau suatu area, yang diyakini kerasukan. Istilah Eksorsisme berasal dari bahasa Yunani Kuno, (Exorkismós = Mendesak keluar). Kisah Para Rasul 16:16-18 adalah bagian menarik yang memberikan kita wawasan tentang dinamika rohani yang berperan dalam misi Kristen awal. Untuk memahami makna ayat ini, penting untuk menggali lebih dalam beberapa tingkatan: konteks sejarah dan budaya, implikasi spiritual, dan makna teologis. 

Konteks Sejarah dan Budaya.

Perikop ini terjadi pada perjalanan misi Paulus yang kedua, khususnya di kota Filipi, sebuah koloni Romawi di Makedonia. Filipi adalah pusat kota besar dengan populasi beragam, termasuk orang Yunani, Romawi, dan Yahudi. Kehadiran perempuan dengan roh tenung, ini menyoroti lingkungan keagamaan yang sinkretis saat itu. Dimana dalam budaya Yunani, roh seperti itu sering dikaitkan dengan dewa Apollo, yang terkenal karena ramalannya. Kemampuan perempuan itu untuk meramalkan masa depan, digambarkan memiliki "roh tenung" (secara harfiah berarti "roh ular piton" dalam bahasa Yunani), adalah salah satu bentuk kerasukan setan. Pemiliknya mengeksploitasi kondisi mereka demi keuntungan finansial, yang mencerminkan ketidakadilan sosial dan komodifikasi fenomena spiritual yang lazim pada masa itu. 

Implikasi Spiritual.

Pernyataan perempuan yang memiliki tenung bahwa, "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan", sungguh menarik. 
Di permukaan, perkataannya memang benar. Paulus dan rekan-rekannya memang hamba Tuhan Yang Maha Tinggi, dan misi mereka adalah memberitakan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus. Namun, sumber pewartaanya adalah roh iblis, sehingga memperumit situasi. Reaksi Paulus terhadap teriakan terus-menerus perempuan itu patut diperhatikan. Awalnya, dia tidak langsung bertindak namun malah membiarkannya berlangsung hingga berhari-hari. Keterlambatan ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal. Paulus mungkin sedang mencari pemahaman dari Roh Kudus atau menunggu saat yang tepat untuk bertindak. Akhirnya, ketidaknyamanan Paulus menuntunnya untuk menghadapi roh tersebut secara langsung, memerintahkannya untuk meninggalkan perempuan itu dalam nama Yesus Kristus. Tindakan pengusiran setan ini menunjukkan otoritas nama Yesus atas kuasa setan. Hal ini juga menyoroti peperangan rohani yang menyertai pemberitaan Injil. Pembebasan gadis itu berarti pembebasan yang dibawa Kristus, tidak hanya dari dosa, tetapi juga dari perbudakan rohani. 

Makna Teologis.

Beberapa tema teologis muncul dari bagian ini: 
1. Kuasa Nama Yesus: 
Perintah Paulus, "Dalam nama Yesus Kristus aku perintahkan kamu keluar dari situ," menggarisbawahi otoritas yang diberikan pada nama Yesus. Otoritas ini tidak terbatas pada wilayah fisik saja, namun meluas hingga wilayah rohani, yang menandakan kedaulatan Kristus yang utuh. Hal ini mencerminkan pelayanan Yesus sendiri, di mana Ia sering mengusir setan (misalnya Markus 1:34). 
2. Ketajaman dalam Pelayanan. 
Tanggapan Paulus yang tertunda terhadap pernyataan perempuan itu menunjukkan perlunya kearifan dalam pelayanan. Tidak semua pernyataan, meskipun tampaknya benar, berasal dari sumber ilahi. Kemampuan untuk membedakan roh adalah karunia Roh Kudus (1 Korintus 12:10), dan ayat ini menggambarkan pentingnya hal ini dalam membedakan antara pekerjaan roh kegelapan dan pekerjaan Roh Kudus.

Refleksi.

Pada umumnya orang Kristen berasumsi, bahwa kegiatan pemberitaan Injil merupakan tugas setiap orang percaya. Namun bagaimana kalau ternyata Iblis pun turut memberitakan Injil? 
Dalam Kisah Para Rasul 16:16-18, kita disuguhkan kisah dimana rasul Paulus dan para sahabatnya bertemu dengan seorang perempuan yang mempunyai roh tenung turut bersama-sama dengan Paulus dalam pemberitaan Injil. "Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan" (Kisah Para Rasul 16:17), demikianlah kata-kata yang diucapkan perempuan yang memiliki roh tenung itu. Kalimat yang diucapkan perempuan tenung tersebut sangat menarik, siapakah yang menyangka bahwa itu adalah pernyataan Iblis. Betapa anehnya setan melakukan hal itu!

Perempuan ini mewakili kondisi menyedihkan banyak orang di dunia ini. Dia tidak hanya berada di bawah kuk Iblis, tetapi orang-orang juga memanfaatkannya demi keuntungan pribadi. Apakah kita merasakan semua itu? 

Betapa baiknya mengetahui bahwa Kristus datang untuk membungkam pekerjaan Setan, dan memberi kita kebebasan penuh. Marilah kita memohon kebebasan spiritual itu, jika kita merasa 'terikat' dalam hal apa pun - baik secara spiritual, emosional, maupun psikologis. 

Setan terkadang menyerang kita secara terbuka; namun lebih sering menyerang kita, dengan cara yang lebih halus dan terselubung. Itu jauh lebih berbahaya! Tidak ada yang lebih berisiko bagi umat beriman (Gereja) selain ketika Setan mulai berbicara baik tentang kita, melalui instrumen manusia (orang-orang yang tidak beriman). Jangan pernah mencari pujian seperti itu. Mari kita pahami bahwa Setan melakukannya bukan demi kebaikan kita, melainkan demi kejahatan kita. Dalam situasi itulah, kita diajak untuk membedakan gerakan-gerakan batin kita; mana gerakan batin yang disebut Roh Baik dan mana gerakan batin yang disebut Roh Jahat. Segala sesuatu yang baik dan untuk kemuliaan Tuhan berasal dari Roh kudus. Segala sesuatu yang baik dan untuk diri kita sendiri bukan untuk Tuhan maka dapat dipastikan berasal dari roh kegelapan. Jangan sampai kita terjebak dalam perangkap mereka! Baik buat kita belum tentu baik bagi Tuhan!

Penutup.

Kamuflase Iblis tidak dapat menipu Rasul Paulus dan Silas, karena mereka adalah pelayan Kristus yang penuh Roh Kudus. Mereka mengetahui bahwa pewartaan yang disampaikan perempuan tenung itu bersumber dari Iblis. Penting bagi kita untuk mengetahui cara Rasul Paulus dan Silas membongkar kamuflase Iblis, terutama kita yang sekarang hidup di zaman okultis. Amati gerakan batin kita (Hati Nurani), supaya dapat melihat dan membedakan antara roh kegelapan dengan Roh kudus. 

Selamat beraktifitas
Semoga Tuhan Memberkati

Kamis, September 19'2024
Luisfunan❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI