Kolaborator

Bacaan Kisah Para Rasul 16:1-3
Timotius turut serta dengan Paulus

16:1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.
16:2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium,
16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.

                     ~~~~~■~~~~~

"Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani" (Kisah Para Rasul 16:1).

Pembukaan.

Kurangnya komunikasi atau komunikasi yang tidak efektif dapat menyebabkan misinterpretasi dan kesalahpahaman, akhirnya Paulus dan Barnabas berpisah (Kisah Para Rasul 15:33-41). Dalam pasal 16 kita menemukan Paulus dalam perjalanan misionarisnya yang kedua melalui Asia Kecil, di mana ia mendirikan beberapa gereja. Dalam konteks inilah kita bertemu dengan Timotius, seorang murid muda yang akan menjadi tokoh kunci dalam pekerjaan misi Paulus. 

Konteks Sejarah.

Derbe dan Listra adalah dua kota Lycian di wilayah Galatia, di wilayah Turki modern. Daerah ini merupakan daerah dimana komunitas Yahudi sangat sedikit, dan mayoritas penduduknya adalah orang non-Yahudi, sehingga pekerjaan misionaris menjadi semakin sulit. Dalam konteks ini, Timotius menjadi bagian penting dalam pekerjaan penginjilan Paulus. 

Timotius.

Dalam perikop ini Timotius ditampilkan sebagai seorang murid yang beriman, putra seorang wanita Yahudi dan seorang ayah Yunani. Hal ini menunjukkan bahwa Timotius adalah seorang pemuda bikultural, yang mengetahui budaya Yahudi dan Yunani. Perpaduan budaya ini memungkinkan Timotius memainkan peranan penting dalam menginjili orang bukan Yahudi dan Yahudi. Selain itu, Timotius bukan hanya seorang pemuda terpelajar dan berpengetahuan luas tentang budaya lokal, namun ia juga memiliki reputasi yang baik di gereja. Dalam Filipi 2:19-22, Paulus menyebut Timotius sebagai "rekanku yang setia," seseorang yang dapat ia percayai dalam tugas menyebarkan Injil. 

Iman di dalam Kristus Yesus 

Fakta bahwa Timotius adalah putra seorang wanita Yahudi dan seorang ayah Yunani tentunya merupakan suatu keadaan yang menarik. Namun, penting untuk diingat bahwa yang terpenting adalah iman Anda kepada Kristus Yesus. Timotius percaya kepada Injil, dan inilah yang mendorongnya untuk mengabdikan dirinya pada pekerjaan misionaris bersama Paulus. Dalam pengertian ini, kita dapat mengambil pelajaran penting tentang pentingnya iman kepada Kristus Yesus. Tidak peduli dari mana kita berasal, apa budaya kita, atau sejarah keluarga kita. Yang terpenting adalah percaya kepada Injil dan mengikuti Kristus. 

Refleksi.

Kurangnya komunikasi atau komunikasi yang tidak efektif dapat menyebabkan misinterpretasi dan kesalahpahaman dan akibatnya adalah kehilangan kepercayaan. Inilah yang terjadi pada perjalanan misionaris pertama Rasul Paulus. Rentang waktu antara perjalanan misi pertama dan kedua hanyalah dua tahun. Dalam waktu yang relatif singkat itu, tampaknya Timotius bertumbuh dalam iman akan Kristus dan menjadi pelayan umat yang dipercaya oleh jemaat di Listra dan Ikonium. Karena terkesan dengan kualitas pribadi Timotius, Paulus ingin agar Timotius menyertainya dalam perjalanan misinya (Kisah Para Rasul 16:2-3).

Saya pun teringat pada ayat di Alkitab: “Berdua lebih baik dari pada seorang diri....Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan" (Pengkhotbah 4:9-12). 

Keengganan orang untuk berkolaborasi dan menjalin kerja sama justru adalah hal yang paling sering membuat orang gagal. Kita tidak bisa terus bersikap "one man show". Anda boleh pede bisa melakukan semua sendiri, Anda bisa jadi memang serba bisa dan punya bakat hebat. Tapi, kekuatan Anda, termasuk daya kreatif Anda, ada batasnya. Ada waktunya juga hal itu buntu. Kreativitas Anda akan ada waktunya terasa stagnan. ltulah alasan kolaborasi dan kerja sama itu penting. Kolaborasi juga memungkinkan Anda belajar dari orang lain, menyerap ilmu dan masukan dari mereka. Di bawah pimpinan Allah, bersama memang lebih baik. 

Penutup.

Ayat dalam Kisah Para Rasul 16:1 menampilkan Timotius sebagai seorang murid muda yang menjadi tokoh kunci dalam pekerjaan penginjilan Paulus. Perpaduan budaya dan imannya kepada Kristus Yesus memungkinkan dia menjadi kolaborator yang setia dalam tugas menyebarkan Injil. Berkaca pada Timotius, Kita dapat merenungkan iman kita kepada Kristus, apapun keadaan pribadi kita, dan bagaimana kita dapat menjadi kolaborator yang setia dalam tugas menyebarkan Injil saat ini di dalam keluarga kita, di masyarakat dan dunia.

Saya tutup renungan ini dengan doa; "Tuhan, terima kasih untuk dorongan dari saudara seiman yang menguatkanku dalam perjalanan imanku. Tolonglah aku agar juga dapat menguatkan orang lain". Amin!

Selamat beraktifitas
Semoga Tuhan Memberkati

Selasa, September 17'2024
Luisfunan❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI