Dengarkan, tanggapi dan pahami DIA

Bacaan Keluaran 2:23--3:22
Musa diutus TUHAN

2:23 Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
2:24 Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
2:25 Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.
3:1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3:3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
3:6 Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
3:7 Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
3:8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.
3:9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.
3:10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
3:11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
3:12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."
3:13 Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
3:14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
3:16 Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir.
3:17 Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
3:18 Dan bilamana mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus beserta para tua-tua Israel pergi kepada raja Mesir, dan kamu harus berkata kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah menemui kami; oleh sebab itu, izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami.
3:19 Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kamu pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat.
3:20 Tetapi Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya; sesudah itu ia akan membiarkan kamu pergi.
3:21 Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa,
3:22 tetapi tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak dan emas dan kain-kain, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan; demikianlah kamu akan merampasi orang Mesir itu."

                        ~~~~~■~~~~~

"Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau...." (Keluaran 3:10).

Pembukaan.

Sejak mendengar bahwa Tuhan mengutusnya untuk kembali ke Mesir, Musa  berkali-kali berusaha untuk membantah Tuhan, dan Tuhan terus menjawab bantahannya, sampai akhirnya menegaskan bahwa Musa harus berangkat menjalankan Firman Tuhan. Keluaran 3:10 merupakan bagian dari salah satu cerita terpenting dalam Alkitab, yaitu kisah eksodus, dimana Tuhan mendengar tangisan umat-Nya, anak-anak Israel, yang menjadi budak di Mesir dan membebaskan mereka dari penindasan Firaun. Ayat ini mewakili momen krusial dalam narasi tersebut, dimana Tuhan memanggil Musa untuk menjadi instrumennya dalam pembebasan bangsa Israel. 

Pentingnya Panggilan Tuhan.

Panggilan Tuhan kepada Musa dalam Keluaran 3:10 merupakan contoh cara Tuhan bekerja dalam hidup kita. Tuhan sering kali memanggil manusia melalui situasi tertentu dalam hidup kita, seperti saat-saat sulit atau tantangan, agar kita dapat melayani Dia dan melakukan kehendak-Nya. Pemanggilan ini adalah kesempatan untuk membuat perbedaan nyata di dunia, untuk menjadi bagian dari rencana ilahi yang akan membantu orang lain. 

3 Alasan Berdoa dalam Keluaran 3.

1) Mencari Hadirat Tuhan.
Musa sedang menggembalakan kawanan kambing domba mertuanya di padang gurun ketika ia menjumpai semak yang terbakar. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa Tuhan sering kali menyatakan diri-Nya di tempat yang paling tidak terduga dan setiap hari dalam hidup kita. Oleh karena itu, kita bisa berdoa memohon kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mohon agar Tuhan membuka mata rohani kita agar kita bisa merasakan kehadiran-Nya di tengah keadaan biasa. Berdoalah agar hati peka mengenali tanda-tanda kehadiran Tuhan di sekitar Anda. 
2) Keyakinan pada Kemampuan Ilahi
Ketika Tuhan memanggil Musa untuk memimpin umat Israel, Musa merasa tidak mampu dan meragukan kemampuannya sendiri. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita sering menghadapi tantangan yang tampaknya mustahil diatasi dengan kekuatan kita sendiri. Kita dapat berdoa memohon keyakinan akan pemberdayaan ilahi, seperti yang dibutuhkan Musa. Berdoalah agar Tuhan memberi Anda kekuatan, kebijaksanaan, dan keberanian yang Anda butuhkan untuk menghadapi tantangan yang Anda hadapi dalam hidup Anda. 
3) Ketaatan pada Kehendak Tuhan 
Musa, setelah mendengar panggilan Tuhan, menanggapinya dengan ketaatan. Dia bersedia mengikuti petunjuk ilahi bahkan ketika dia tidak sepenuhnya memahami rencana Tuhan. Hal ini menantang kita untuk berdoa memohon kesediaan yang serupa dengan ketaatan. Berdoalah agar Tuhan membimbing Anda dan memberi Anda kebijaksanaan untuk memahami dan mengikuti kehendak-Nya dalam hidup Anda. Mintalah Tuhan untuk membantu Anda memercayai rencana-Nya, bahkan ketika keadaan tampak menantang.

Refleksi.

Sama seperti Musa yang sibuk menggembalakan kawanannya di padang gurun, kita sering mendapati diri kita tenggelam dalam rutinitas dan tanggung jawab kita sehari-hari. Terkadang perhatian kita teralihkan oleh hiruk pikuk kehidupan modern, tanpa kita sadari tanda-tanda kehadiran Tuhan di sekitar kita. Namun, semak duri yang terbakar mengingatkan kita bahwa Tuhan sering memilih untuk menemui kita di saat yang paling tidak terduga dan di tempat yang paling tidak terduga. Dia selalu hadir, bahkan ketika kita tidak menyadarinya. Ketika suara Tuhan memanggil nama Musa, panggilan ilahi ini juga bergema di hati kita. Dia mengajak kita untuk berhenti, mendengarkan, dan menanggapi panggilan Tuhan dalam hidup kita. Terkadang kita mungkin merasa tidak mampu, sama seperti Musa yang mempertanyakan kemampuannya. Namun, Tuhan meyakinkan kita bahwa kehadiran dan dukungan-Nya menyertai kita, memampukan kita menghadapi tantangan dan memenuhi misi yang Dia percayakan kepada kita. 

Pewahyuan nama Tuhan sebagai “Akulah Aku” mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Wujud yang ada dengan sendirinya dan kekal. Dia tidak dibatasi oleh waktu, keadaan, atau harapan manusia. Di dunia di mana kita sering mencari keamanan dan kepastian dalam pencapaian dan sumber daya kita sendiri, wahyu ini memanggil kita untuk percaya pada kesetiaan dan otoritas Tuhan yang tak tergoyahkan. Demikian pula, instruksi Tuhan kepada Musa tentang bagaimana menjalankan misi pembebasan bangsa Israel memberikan pelajaran bagi perjalanan kita sendiri. Tuhan tidak hanya menjanjikan kelepasan, namun juga memberkati umat-Nya dengan kekayaan dan kasih karunia. Hal ini mengingatkan kita bahwa Tuhan itu murah hati dan ingin memberkati kita secara melimpah jika kita menaati panggilan-Nya. Kita harus bersedia memercayai kebijaksanaan-Nya dan mengikuti arahan-Nya, meskipun hal itu tampak bertentangan dengan logika manusia. 

Saat kita melihat Keluaran 3 di zaman kita, kita diajak untuk bertanya pada diri sendiri: Di ​​manakah kita menemukan kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari? Apakah kita mendengarkan dan menanggapi panggilan-Nya dalam hidup kita, bahkan ketika kita merasa tidak mampu? Apakah kita percaya pada kesetiaan dan otoritas Tuhan, apa pun keadaannya? Dan apakah kita bersedia mengikuti bimbingan-Nya, percaya pada kemurahan hati dan rahmat-Nya? Biarkan Keluaran 3 menjadi pengingat bahwa Tuhan selalu berada di sisi kita, siap memanggil, memberdayakan, dan memberkati perjalanan kita. Saat kita mendengarkan suara-Nya dan memercayai bimbingan-Nya, kita dapat menghadapi tantangan hidup dengan iman dan harapan, mengetahui bahwa “Aku Ada” menyertai kita, kemarin, hari ini, dan selamanya.

Penutup.

Keluaran pasal 3, dengan kisahnya yang menawan tentang semak duri yang terbakar dan seruan Musa, menawarkan pelajaran-pelajaran yang tak lekang oleh waktu dan menginspirasi yang masih relevan hingga saat ini. Perikop ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya mendengarkan, menanggapi panggilan ilahi dan memahami kehadiran Tuhan dalam perjalanan kita. 

Selamat beraktifitas
Semoga Tuhan Memberkati

Jum'at, Oktober 04'2024
Luisfunan❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI