CINTA: HATI MISI

Bacaan Lukas 3:21-22
Yesus, Anak Allah, dibaptis

3:21 Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."

                         ~~~~~■~~~~~

Pembukaan.

Masih dalam suasana Natal. Injil Lukas yang kita baca hari ini menceritakan kepada kita apa yang terjadi ketika Yohanes Pembaptis masih membaptis. Diceritakan kepada kita bahwa Yesus juga datang untuk dibaptis dan ketika Dia keluar dari air mereka melihat bagaimana langit terbuka dan bagaimana Roh Kudus turun ke atas Yesus dalam bentuk seekor merpati, tetapi juga diceritakan kepada kita bahwa mereka mendengar suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."

Apa artinya pembaptisan bagi Yesus seorang Putra Allah? 

Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan bukan sebagai tanda pertobatan. Penulis Kitab Ibrani, merujuk pada Yesus, mengatakan kepada kita bahwa "kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:14-15). Teks lbrani ini memungkinkan kita melihat Yesus berjalan di tengah-tengah masyarakat, hidup dan melihat realitas yang orang banyak alami. 
Dia mengidentifikasi dan menjadi salah satu dari mereka dalam kondisi ini dan juga dalam baptisan. Pembaptisan Yohanes menjadi tanda pernyataan akan keilahian Yesus sebagai Putra Allah. Pembaptisan ini pun menjadi tanda dimulainya karya pewartaan Yesus. Melalui pembaptisan ini, Yohanes Pembaptis mau mengatakan bahwa Yesus adalah Sang Mesias yang telah dinubuatkan sejak dahulu, dan dipertegas oleh turunnya Roh Kudus dalam rupa merpati. Pada saat inilah Allah sebagai Tritunggal dinyatakan untuk pertama kalinya. 

Suara Bapa dari Langit, Sang Putra yang dibaptis, dan Roh Kudus dalam rupa merpati adalah simbol Tritunggal Mahakudus. Dalam Tritunggal Mahakudus ini pula, kita dimeteraikan melalui pembaptisan. Ini menyiratkan kehadiran Allah sejak awal kehidupan kita sebab kita adalah kepunyaan Allah dan dalam Pembaptisan itu pula kita beroleh rahmat khusus yang menguduskan diri kita seutuhnya.

Mengapa Roh Kudus turun ke atas Yesus seperti seekor Merpati dan mengapa suara dari langit berkata kepadanya, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan"?

1. Teks lnjil memberitahu kita dalam Yohanes 1:33 "Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus". 
Ini adalah tanda dan Allah telah berjanji kepada Yohanes Pembaptis dan ini adalah janji Mesias yang diberikan dalam Yesaya 61:1-3 kepada seluruh bangsa Israel. Dengan demikian Roh Kudus akan turun ke atas Yesus untuk membawa harapan kepada banyak orang. Orang-orang bertanya-tanya siapa Mesias itu (Lukas 3:15) karena mereka percaya bahwa Dialah yang akan memberi mereka harapan di tengah kondisi genting yang mereka alami. 
2. Yesus datang, dibaptis dan di sana juga terdengar suara Bapa berkata kepadanya: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan". Segala bentuk pelayanan Yesus dipenuhi serta dibimbing oleh Roh Kudus. Mengapa Roh Kudus? Karena Roh Kudus itu yang memulai serta menggenapi segalanya dalam hidup Yesus sang Putra. Kita semua tahu bahwa dari awal Roh Kudus sudah memiliki peran penting: Malaikat Gabriel memberi kabar sukacita bahwa Bunda Maria akan mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Yesus (Lukas 1:35). 
Anak yang dikandung oleh Roh Kudus, yang kemudian dipenuhi dengan hikmat Allah dan yang kemudian mengakui Bait Suci sebagai rumah Bapa-Nya; kini Bapanyalah yang meneguhkan dia, mengatakan kepadanya bahwa dia adalah putranya, bahwa dia dikasihi dan bahwa dia senang terhadapnya; bahwa dia disetujui untuk tugas tersebut, tugas memberikan harapan kepada banyak orang yang menjadi seperti dia. Yesus penuh dengan Roh Kudus kembali dari Sungai Yordan lalu dibawah Roh Kudus ke padang gurun (Lukas 4:1) dan Ia bergembira dalam Roh Kudus lalu bersyukur kepada Bapa (Lukas 10:21). 
Roh Kudus adalah Penghibur yang diutus Bapa dalam nama Yesus (Yohanes 14:26) dan Ia memberi kepada para muridNya (Yohanes 20:22). Roh Kudus telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Roh Kudus yang sama dinantikan Ia turun ke atas para Rasul  dan Bunda Maria pada Hari Raya Pentekosta.

Cinta : Hati Misi

Isi dari hubungan Bapa dengan Putranya adalah Kasih, dan di tengah-tengah hubungan seperti inilah Ia menjalankan misinya. Hubungan yang dimediasi oleh cinta ini adalah apa yang ia teruskan dari hari ke hari dan juga merupakan isi yang mendorongnya dalam hubungannya dengan umatnya di tengah-tengah misinya, seperti yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul 10:37-38 kepada kita: "Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia". Tuhan juga telah menjadikan kita anak-anak-Nya, dengan mengatakan kepada kita bahwa Dia mengasihi kita sedemikian rupa sehingga Dia memberikan kepada kita Putra-Nya (Yohanes 3:16), itulah sebabnya Dia juga mengajak kita untuk mengenal diri kita sebagai anak-anak yang dikasihi-Nya: Bapa kami... Namun Yesus juga meninggalkan kita agar seperti Dia kita meneruskan Amanat Agung: Dia berkata kepada kita: “Pergilah dan jadikanlah murid…” (Matius 28:17-20) namun Dia memanggil kita untuk membuat mereka menempuh jalan-Nya: Dia telah meninggalkan kita dan memberi Roh Kudus-Nya agar dapat melaluinya dari Dia dan dari Firman-Nya marilah kita mengetahui dan merasakan bahwa kita adalah anak-anak yang dikasihi (Yohanes 13:35)... Dan dengan cara yang sama seperti Dia kita pergi memberikan harapan: Penuh kasih; melakukan segala macam kebaikan kepada setiap orang yang membutuhkannya.

Refleksi.

Sekarang, bagaimana dengan pembaptisan kita? 
Marilah kita maknai pembaptisan kita dalam terang pembaptisan Kristus ini:
1.Pembaptisan Kristus menyatakan dengan sempurna karena pernyataan datang dari Allah sendiri - bahwa Yesus adalah Anak Allah. Demikian pula pembaptisan kita. Berkat sakramen baptis, kita dilahirkan kembali dalam Roh Kudus (bdk. Titus 3:5; Lukas 3:16b) sehingga kita diangkat sebagai anak-anak Allah (bdk. Roma 8:16). “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.” Jadi, status kita sebagai anak-anak Allah yang kita terima melalui baptisan menjadikan kita mempunyai jaminan akan keselamatan dan kemuliaan abadi bersama Kristus. Namun, kita tidak boleh hanya membanggakan status tersebut. Sebagaimana Yesus selalu menggenapi kehendak Allah sehingga menjadi Anak Allah yang terkasih dan yang berkenan kepada Allah, kita pun harus demikian. 
2. Sebagai anak-anak Allah harus berusaha untuk melaksanakan kehendak Allah supaya kita pun menjadi orang-orang yang berkenan kepada-Nya. Bagaimana hidup yang berkenan kepada Allah itu? Mari kita ikuti nasihat St. Paulus “Kasih karunia itu mendidik kita untuk meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadat, di dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia” (Titis 2:12-13).

Penutup.

Seperti Yesus, kita telah menerima sakramen baptis. Dengan demikian kita pun telah dijadikan sebagai anak-anak Allah serta menjadi ahli waris keselamatan. Oleh karena itu, marilah kita meneladan Kristus yang selalu menggenapi kehendak Allah sehingga menjadi anak Allah yang dikasihi dan yang berkenan kepada Allah. Kita tinggalkan kefasikan kita, kita kelola keinginan-keinginan duniawi kita, dan kita upayakan hidup yang bijaksana, adil dan beribadat. Dengan hidup yang demikian, Allah pun akan berkata kepada kita, “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”. Selamat hari minggu, semoga Tuhan memberkati.

Minggu, Natal kelima
Desember 29'2024
Luisfunan❤️

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI