Perjumpaan Manis
Bacaan Lukas 1:39-45
Maria dan Elisabet
1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.
1:40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.
1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus,
1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
~~~~~■~~~~~
"Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet" (Lukas 1:39-40).
Pembukaan.
Maria Mengunjungi Elisabet adalah kunjungan Maria ke rumah Elisabet sesuai yang tercatat dalam Injil Lukas pasal 1 yaitu Lukas 1:39-56. Peristiwa tersebut juga dirayakan pada sebuah hari perayaan Kristen, yang dirayakan pada 31 Mei dalam Gereja Barat (2 Juli dalam kalender periode 1263-1969, dan dalam kalender regional modern Jerman) dan 30 Maret dalam Gereja Timur.
Kunjungan Maria.
Bacaan lnjil hari ini menampilkan kisah kunjungan Maria ke daerah pegunungan, ke tempat Elisabeth saudarinya. Kunjungan ini memiliki arti penting, sebab kedua perempuan ini sedang mengandung secara ajaib. Maria sedang mengandung Yesus dan Elisabet sedang mengandung Yohanes Pembaptis. Keduanya dipilih Tuhan untuk sebuah karya keselamatan. Injil Lukas adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru dan menceritakan kisah Yesus dari konsepsi hingga kebangkitannya.
Ketepatan waktu Maria.
Ketepatan waktu Maria untuk mengunjungi Elisabet merupakan sesuatu yang menarik perhatian kita. Maria menerima kabar dari malaikat, yang memberitahunya bahwa dia akan menjadi ibu dari putra Tuhan, dan alih-alih mengkhawatirkan situasinya sendiri, dia langsung berpikir untuk mengunjungi Elisabet, yang juga telah mengandung seorang putra meskipun usianya sudah lanjut usia.
Maria memberikan teladan kerendahan hati dan pelayanan dengan mengunjungi sepupunya yang membutuhkan.
Kedua wanita itu bersukacita bersama atas berkat yang mereka terima dan berbagi iman mereka kepada Tuhan.
Ayat ini menunjukkan kepada kita pentingnya komunitas dan keluarga dalam kehidupan kita. Kita tidak sendirian dalam perjuangan dan kebutuhan kita. Komunitas umat beriman dapat menjadi pendukung dan sumber dorongan di masa-masa sulit.
Refleksi dan Penerapan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Berkunjung dapat direfleksikan sebagai gerakan keluar dari diri sendiri untuk berjumpa dengan orang lain.
Dalam perjumpaan itu bisa terjadi banyak hal, seperti bertukar kabar, bercerita pengalaman, bersenda gurau, dll.
Dalam perjumpaan tersebut, pengalaman cinta dirasakan karena kita memberikan sebagian dari perhatian, waktu, cinta, tenaga dan pikiran untuk orang tersebut. Berkunjung memang biasanya dilakukan dengan pergi ke rumah saudara, teman atau tetangga. Namun, berkunjung bisa dimulai dengan hal yang sederhana didalam rumah kita sendiri yaitu dengan menyapa sesama anggota keluarga atau berkunjung ke kamar anak.
Dalam kesempatan itu, kita bisa meluangkan waktu sejenak. Ini dapat menjadi sebuah kegembiraan di tengah situasi kemajuan teknologi yang membuat orang-orang di rumah semakin sibuk dengan dirinya sendiri. Mengunjungi orang terdekat bisa menjadi jalan berjumpa dengan Tuhan.
Teladan Maria memanggil kita untuk bertanya pada diri sendiri bagaimana kita dapat menjadi seperti dia dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita bersedia melayani orang lain dalam kebutuhan mereka? Apakah kita memiliki kerendahan hati untuk menerima berkat Tuhan dalam hidup kita tanpa mengkhawatirkan kesejahteraan kita sendiri? Apakah kita percaya pada pemeliharaan Tuhan di tengah pergumulan dan kesulitan kita?
Lukas 1:39-45 adalah cerita yang sederhana namun sarat makna. Maria, ibu Yesus, mengunjungi Elisabet di perbukitan Yudea dan memberi kita teladan kerendahan hati, pelayanan, komunitas, keluarga dan iman. Perikop ini memanggil kita untuk menjadi seperti Maria dalam kehidupan kita sendiri, untuk melayani orang lain, untuk percaya kepada Tuhan, dan untuk mencari komunitas umat beriman pada saat dibutuhkan.
Penutup.
Dalam perjumpaan manis antara Maria dan Elisabet ini, kita melihat contoh indah kasih dan saling mendukung. Maria, setelah menerima kabar penting tersebut, tidak berhenti memikirkan dirinya sendiri, melainkan memilih untuk berbagi kegembiraannya dengan Elisabet. Sikap ini mengundang kita untuk merangkul kemurahan hati dalam hidup kita, untuk mencari mereka yang membutuhkan kenyamanan dan kebersamaan kita, dan untuk bersama-sama merayakan berkat yang Tuhan berikan kepada kita. Semoga kita mencontoh dua wanita beriman ini, membuka hati dan tangan untuk melayani dan mencintai sesama. Selamat beraktifitas, semoga Tuhan Memberkati.
Jumat Sukacita pekan Adven ketiga
Desember 20'2024
Luisfunan❤️
Komentar
Posting Komentar