Hati Murni Niat Tulus

Bacaan Keluaran 22:1-20
Peraturan tentang jaminan harta sesama manusia

22:1 "Apabila seseorang mencuri seekor lembu atau seekor domba dan membantainya atau menjualnya, maka ia harus membayar gantinya, yakni lima ekor lembu ganti lembu itu dan empat ekor domba ganti domba itu.
22:2 Jika seorang pencuri kedapatan waktu membongkar, dan ia dipukul orang sehingga mati, maka si pemukul tidak berhutang darah;
22:3 tetapi jika pembunuhan itu terjadi setelah matahari terbit, maka ia berhutang darah. Pencuri itu harus membayar ganti kerugian sepenuhnya; jika ia orang yang tak punya, ia harus dijual ganti apa yang dicurinya itu.
22:4 Jika yang dicurinya itu masih terdapat padanya dalam keadaan hidup, baik lembu, keledai atau domba, maka ia harus membayar ganti kerugian dua kali lipat.
22:5 Apabila seseorang menggembalakan ternaknya di ladangnya atau di kebun anggurnya dan ternak itu dibiarkannya berjalan lepas, sehingga makan habis ladang orang lain, maka ia harus memberikan hasil yang terbaik dari ladangnya sendiri atau hasil yang terbaik dari kebun anggurnya sebagai ganti kerugian.
22:6 Apabila ada api dinyalakan dan api itu menjilat semak duri, tetapi tumpukan gandum atau gandum yang belum dituai atau seluruh ladang itu ikut juga dimakan api, maka orang yang menyebabkan kebakaran itu harus membayar ganti kerugian sepenuhnya.
22:7 Apabila seseorang menitipkan kepada temannya uang atau barang, dan itu dicuri dari rumah orang itu, maka jika pencuri itu terdapat, ia harus membayar ganti kerugian dua kali lipat.
22:8 Jika pencuri itu tidak terdapat, maka tuan rumah harus pergi menghadap Allah untuk bersumpah, bahwa ia tidak mengulurkan tangannya mengambil harta kepunyaan temannya.
22:9 Dalam tiap-tiap perkara pertengkaran harta, baik tentang seekor lembu, tentang seekor keledai, tentang seekor domba, tentang sehelai pakaian, baik tentang barang apapun yang kehilangan, kalau seorang mengatakan: Inilah kepunyaanku--maka perkara kedua orang itu harus dibawa ke hadapan Allah. Siapa yang dipersalahkan oleh Allah haruslah membayar kepada temannya ganti kerugian dua kali lipat.
22:10 Apabila seseorang menitipkan kepada temannya seekor keledai atau lembu atau seekor domba atau binatang apapun dan binatang itu mati, atau patah kakinya atau dihalau orang dengan kekerasan, dengan tidak ada orang yang melihatnya,
22:11 maka sumpah di hadapan TUHAN harus menentukan di antara kedua orang itu, apakah ia tidak mengulurkan tangannya mengambil harta kepunyaan temannya, dan pemilik harus menerima sumpah itu, dan yang lain itu tidak usah membayar ganti kerugian.
22:12 Tetapi jika binatang itu benar-benar dicuri orang dari padanya, maka ia harus membayar ganti kerugian kepada pemilik.
22:13 Jika binatang itu benar-benar diterkam oleh binatang buas, maka ia harus membawanya sebagai bukti. Tidak usah ia membayar ganti binatang yang diterkam itu.
22:14 Apabila seseorang meminjam seekor binatang dari temannya, dan binatang itu patah kakinya atau mati, ketika pemiliknya tidak ada di situ, maka ia harus membayar ganti kerugian sepenuhnya.
22:15 Tetapi jika pemiliknya ada di situ, maka tidak usahlah ia membayar ganti kerugian. Jika binatang itu disewa, maka kerugian itu telah termasuk dalam sewa.
22:16 Apabila seseorang membujuk seorang anak perawan yang belum bertunangan, dan tidur dengan dia, maka haruslah ia mengambilnya menjadi isterinya dengan membayar mas kawin.
22:17 Jika ayah perempuan itu sungguh-sungguh menolak memberikannya kepadanya, maka ia harus juga membayar perak itu sepenuhnya, sebanyak mas kawin anak perawan."

Peraturan tentang dosa yang keji

22:18 "Seorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup.
22:19 Siapapun yang tidur dengan seekor binatang, pastilah ia dihukum mati.
22:20 Siapa yang mempersembahkan korban kepada allah kecuali kepada TUHAN sendiri, haruslah ia ditumpas."

                       ~~~~~■~~~~~

Pembukaan.

Hukum Musa adalah hukum yang diberikan oleh Tuhan kepada orang Israel melalui Musa yang dapat ditemukan dalam Perjanjian Lama di Alkitab. Hukum Musa dimulai dengan Sepuluh Perintah dan mencakup aturan-aturan mengenai ketaatan agama yang diuraikan dalam Pentateukh, yang merupakan lima buku pertama dari Alkitab Ibrani. Keluaran Pasal 22, pasal ini terdiri dari 31 ayat yang berisi peraturan mengenai jaminan harta sesama manusia serta berbagai aturan agar hidup kudus. Penyampaian yang dicatat di pasal ini terjadi sewaktu bangsa Israel berkumpul di kaki gunung Sinai pada tanggal 6 bulan Siwan, 49 hari setelah ke luar dari tanah Mesir (1447 SM).

Kepentingan bersama.

Melalui bacaan Alkitab yang kita baca hari ini, Tuhan ingin agar kita memperhatikan kepentingan sesama kita. 
Tuhan menetapkan bahwa pencuri ternak yang tertangkap harus memberikan ganti rugi yang besarnya bervariasi, tergantung dari apakah ternak itu sudah tidak ada (dipotong atau dijual) atau masih ada. 
Bila pencuri itu tidak sanggup mengganti, dia harus dijual sebagai budak untuk pembayaran ganti rugi (Keluaran 22:1-4). Ganti rugi juga diharuskan bagi orang yang ternaknya dibiarkan memakan hasil ladang orang lain (22:5). Berbagai kasus lain yang dibicarakan dalam bacaan Alkitab hari ini pada dasarnya mengharuskan setiap orang untuk memperhatikan kepentingan orang lain, bukan kepentingan (keinginan) diri sendiri. Sistem hukum Musa mempunyai pandangan yang tinggi terhadap tanggung jawab pribadi, bahkan terhadap harta milik orang lain.

Perintah Yesus mengenapi Hukum Musa.

Dalam Perjanjian Baru, lnjil Matius pasal 19, ayat 18 menyajikan empat perintah Yesus untuk dipatuhi oleh seorang pemuda kaya. Yesus menyebutkan empat perintah: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, dan jangan mengucapkan saksi dusta.” Perbuatan tersebut dianggap dosa dan diatur dalam hukum Musa sebagai sesuatu yang haram di hadapan Tuhan. Mari kita kita menganalisis perintah Yesus dan merenungkan arti dari masing-masing perintah ini dan bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
1. Jangan membunuh.
Perintah "jangan membunuh" adalah salah satu dari Sepuluh Perintah hukum Musa dan dianggap sebagai dosa serius. Perintah ini tidak hanya melarang tindakan membunuh orang lain tetapi juga melarang kekerasan dan kebencian terhadap orang lain. Dalam kehidupan kita sehari-hari, perintah ini dapat diterapkan melalui kasih sayang, toleransi dan cinta terhadap sesama. 
2. Jangan berzinah. 
Perbuatan zinah mengacu pada melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang bukan pasangan Anda. Perintah ini menekankan pentingnya pernikahan dan kesetiaan. Kita harus menghormati komitmen dan janji yang kita buat dalam pernikahan dan setia kepada pasangan kita.
3. Jangan mencuri.
Perintah untuk tidak mencuri melarang pencurian dan penyelewengan harta milik orang lain. Hal ini juga dapat diterapkan melalui kejujuran dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam cara kita menangani uang, dan dalam cara kita memperlakukan orang lain. 
4. Jangan memberikan kesaksian palsu.
Perintah ini memanggil kita untuk jujur ​​dan benar dalam perkataan dan tindakan kita. Dengan berbohong, menipu, atau tidak menghormati orang lain, kita melanggar kepercayaan, integritas, dan kepercayaan yang dibangun dalam hubungan antar manusia. 

Refleksi.

Hukum Musa dalam keluaran 22:1-20 dan Keempat perintah Yesus ini (Matius 19:18 ini, merupakan prinsip dasar yang hendaknya menjadi bagian dalam kehidupan kita. Masing-masing prinsip ini merupakan dasar untuk membangun hubungan yang sehat dan menjadi orang yang berintegritas dan adil. Penerapan prinsip-prinsip ini dalam hidup kita memungkinkan kita memiliki kehidupan yang penuh keharmonisan, cinta dan kedamaian. Kebahagiaan jiwa, pikiran dan tubuh kita ditemukan dalam ketaatan terhadap perintah-perintah Tuhan. 
Selain itu, kita juga menemukan dalam Matius 19:18 seruan untuk melakukan refleksi dan pengingat tentang pentingnya bertindak selaras dengan prinsip-prinsip dasar kehidupan. Kita harus setia pada prinsip-prinsip ini dan menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari agar memiliki hubungan yang lebih dekat dan lebih utuh dengan Tuhan. 

Penutup.

Saat kita merenungkan perintah-perintah ini, kita ingat bahwa masing-masing perintah tersebut merupakan ajakan untuk hidup dengan "hati yang murni dan niat yang tulus". Ini bukan hanya tentang mengikuti aturan, tapi tentang membina hubungan yang bermakna dengan orang lain dan dengan diri kita sendiri. Ketika kita berusaha untuk berbelas kasih, setia, jujur, dan jujur ​​dalam tindakan kita, kita menemukan jalan menuju kehidupan yang lebih memuaskan dan terhubung, di mana cinta dan kedamaian dapat tumbuh subur di setiap sudut keberadaan kita. 
Selamat beraktifitas, semoga Tuhan memberkati.

Jumat pekan Biasa
Januari 24'2025
Luisfunan💕

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI