Kesembuhan dan Iman
Bacaan Lukas 4:38-41
Yesus menyembuhkan ibu mertua Simon Petrus dan orang-orang lain
4:38 Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia.
4:39 Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka.
4:40 Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kepada-Nya orang-orang sakitnya, yang menderita bermacam-macam penyakit. Iapun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka.
4:41 Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak: "Engkau adalah Anak Allah." Lalu Ia dengan keras melarang mereka dan tidak memperbolehkan mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia adalah Mesias.
~~~~~■~~~~~
"Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia" (Lukas 4:38).
Pembukaan.
Injil Lukas adalah salah satu dari empat Injil kanonik dalam Perjanjian Baru dan umumnya diyakini ditulis oleh Lukas, rekan dekat rasul Paulus. Injil ini menampilkan Yesus sebagai Juruselamat umat manusia dan menceritakan ajaran-ajarannya, mukjizat-mukjizatnya, serta kematian dan kebangkitannya. Episode Lukas 4:38-41 (Referensi silang dengan bagian lnjil Matius 8:14-17; Markus 1:29-34).
Nubuat Yesaya
Yesaya 53 memuat nubuat yang panjang tentang Mesias, termasuk pernyataan bahwa "penyakit kitalah yang ditanggungnya" (Yesaya 53:4) atau "kelemahan kitalah yang ditanggungnya." Matius menyinggung ayat ini ketika berbicara tentang pelayanan kesembuhan Yesus Kristus: "Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita" (Matius 8:16-17). Yesaya dan Matius menyadari bahwa Mesias akan menanggung penyakit dan kelemahan orang-orang. Mesias akan datang untuk menyembuhkan dan memberikan kehidupan. Yesus datang menggenapi janji-janji tersebut, bahkan sampai memberikan nyawa-Nya sendiri untuk menebus dosa-dosa seluruh umat manusia. Seperti yang Paulus jelaskan di kemudian hari, kita telah diselamatkan oleh kasih karunia karena iman kepada Yesus (Efesus 2:8-9).
Penuh Kasih Karunia.
Anugerah Tuhan yang penuh kasih karunia adalah Yesus, dan dengan kematian Yesus, Dia dengan penuh kasih karunia membayar dosa. Kasih karunia itu diterapkan kepada kita melalui iman (kepercayaan). Yesus tidak hanya menanggung kelemahan dan penyakit fisik kita - dan kita akan melihat hasilnya suatu hari nanti dalam kemuliaan - tetapi Dia juga menanggung kelemahan dan penyakit rohani kita. Penyakit terbesar dari semuanya - dosa - telah hilang.
Kristus telah menebus kita dari dosa dan menghapus penghukuman kita. "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."
Kasih dan belas kasihan Yesus.
Ketika mengetahui penyakit ibu mertua Simon, Yesus tidak segan-segan datang membantunya. Melalui tindakan penyembuhannya yang ajaib, Yesus menunjukkan kasih dan belas kasihan-Nya kepada mereka yang menderita. Kasih dan kasih sayang-Nya tidak hanya terbatas pada ibu mertua Simon saja, namun meluas kepada semua orang, tanpa memandang status sosial atau agamanya.
Refleksi dan Penerapan.
Saat kita membaca bagian ini, kita harus merenungkan iman dan kepercayaan kita pada kesembuhan ilahi. Percayakah kita bahwa Yesus masih mempunyai kuasa untuk menyembuhkan? Apakah kita bersedia mempercayai Dia dan kesembuhan ilahi ketika kita menghadapi penyakit dan penyakit? Pengajaran ayat ini juga bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin ada orang dalam hidup kita yang membutuhkan kesembuhan. Kita dapat mendoakan mereka dan percaya bahwa Tuhan mempunyai kuasa untuk menyembuhkan mereka. Sama seperti Yesus menjangkau mereka yang menderita, kita dipanggil untuk menjadi pembawa belas kasih yang sama di lingkungan kita, menjadi tangan dan kaki kasih-Nya di dunia. Dengan demikian kita dapat menjadi alat Tuhan dalam memberikan kesembuhan bagi orang lain.
Penutup.
Terkadang kehidupan menghantam kita dengan penyakit dan tantangan yang membuat kita merasa tersesat. Namun saat itu juga, di saat-saat rentan tersebut, kita ingat bahwa ada kekuatan dalam iman dan hubungan dengan orang lain. Kisah ini mengilhami kita untuk mencari kesembuhan tidak hanya bagi diri kita sendiri, namun juga bagi mereka yang menderita di sekitar kita, dengan mengingat bahwa pemulihan sejati berasal dari iman yang mendalam kepada Juruselamat kita. "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita". Selamat beraktifitas, semoga Tuhan memberkati.
Jumat Tahun baru
Januari 03'2025
Luisfunan💕
Komentar
Posting Komentar