Merespon lman

Bacaan Lukas 5:12-16
Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta

5:12 Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."
5:13 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir."  Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya.
5:14 Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."
5:15 Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka.
5:16 Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.

                         ~~~~~■~~~~~

"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku" (Lukas 5:12).

Pembukaan.

Minggu pertama awal tahun 2025, sebagian denominasi gereja Kristen merayakan minggu Epifani, yang dalam kalender gerejawi biasa dirayakan mulai tanggal 6 Januari. Kata Epifani berasal dari bahasa Yunani yang berarti penampakan, perwujudan, atau manifestasi. Dalam hal ini, Epifani dimaknai sebagai momen manifestasi Tuhan ke dalam dunia lewat kelahiran dan karya pelayanan Yesus Kristus. Gereja ritus Barat umumnya mengasosiasikan Epifani dengan kelahiran Kristus dan kedatangan orang Majus yaitu Baltasar, Melkior dan Kaspar (Matius 2), sementara gereja Timur lebih menghayati peristiwa pembaptisan Yesus (Matius 3:13-17) sebagai momen manifestasi Kristus yang memulai pelayanannya di dunia sebagai Anak Allah.

Merespon dengan Iman dan Kasih

Orang-orang majus dari Timur adalah orang-orang bukan Yahudi, tetapi menerima pewahyuan kabar gembira tentang kelahiran raja orang Yahudi dan Penebus dunia melalui tuntunan bintang Timur (Matius 2:2). Lalu, setelah mendengar penjelasan dari Kitab Suci (Matius 2:2-6), mereka bertemu dengan Sang Mesias di Betlehem dan menyembah-Nya. Martabat ilahi Yesus tampak dalam persembahan yang diberikan oleh orang-orang majus: emas, kemenyan, dan mur. Dalam tradisi Gereja, tiga persembahan itu menampakkan misteri Kristus; Emas merujuk Yesus sebagai Raja, Kemenyan merujuk pada keilahian-Nya sebagai Anak Allah, dan Mur merujuk pada misteri penderitaan dan wafat-Nya kelak untuk menyelamatkan manusia. Melalui kisah ini ditunjukkan bahwa Kanak-kanak Yesus tidak hanya menampakkan kemuliaan-Nya pada golongan tertentu, tetapi kepada seluruh bangsa yang diwakili orang-orang majus dari Timur. Dengan merayakan hari raya Penampakan Tuhan, kita dapat merenungkannya dalam dua aspek: Allah berkenan menampakkan kemuliaan- Nya kepada manusia, dan manusia, yang dilambangkan orang-orang majus, merespon pewahyuan tersebut dengan penuh iman dan kasih.

Penyembuhan orang Kusta.

Kembali ke perikop Lukas 5:12-16 yang kita baca hari ini. Kisah penyembuhan orang kusta, yaitu orang yang paling dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat, terjadi karena beberapa hal:
1. Orang kusta datang kepada Yesus dengan keyakinan teguh bahwa Yesus bisa menyembuhkan penyakitnya. 
2. Orang itu datang dengan penuh kerendahan hati. ”Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku” (Lukas 5:12). 
3. Dia datang kepada Yesus dengan penuh penghormatan. Bersujud di hadapan Yesus seraya memohon untuk disembuhkan. 
4. Atas dasar sikap-sikapnya itu, Yesus penuh belas kasih kepadanya. Sekalipun hukum Taurat melarang seorang rabi untuk kontak dengan seorang kusta, tetapi Yesus mengulurkan tangannya ke atas orang itu dan berkata: ”Aku mau, jadilah engkau tahir” (Lukas 5:13).

Sikap doa orang kusta itu hendaknya menjadi contoh ketika kita menyampaikan permohonan kepada Tuhan. Doa kita hendaknya didasarkan pada iman yang teguh akan kebaikan Allah dan disampaikan dalam semangat kerendahan hati dan dengan sikap penuh hormat kepada Tuhan. Isi doa kita pun hendaknya tidak memaksa Allah. Seandainya Tuhan berkenan, Tuhan bisa mengabulkan keinginanku. Di dalam doa, kita boleh menyatakan keinginan kita kepada Tuhan, tetapi soal pengabulannya berada di dalam tangan Allah.

Refleksi.

Tidak ada yang menyangka bahwa menyembuhkan penyakit kusta akan semudah itu. Satu-satunya hal yang dibutuhkan orang sakit ini adalah dengan rendah hati menghampiri Kristus dan memohon kepada-Nya. Dia tahu bahwa Kristus dapat melakukannya. Terlebih lagi, dia percaya dengan sepenuh hatinya pada kebaikan Kristus. Mungkin inilah sebabnya dia tampak begitu pemalu dan sederhana pada saat yang sama: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat menyembuhkan aku." Sikap tersebut tidak hanya menunjukkan kerendahan hati dan rasa hormat, tetapi juga mengungkapkan kepercayaan. Kehidupan banyak orang, dan terkadang kehidupan kita, penuh dengan penyakit dan penyakit, berbagai kejadian dan masalah yang tidak diinginkan, yang dapat membuat kita kehilangan kepercayaan pada Tuan, Gembala yang Baik. Mungkin pada titik tertentu kita berpikir bahwa Dia telah meninggalkan kita, bahwa Dia tidak lagi bersama kita; Ya, kita merasa perahu kecil kita sudah mulai tenggelam di lautan kehidupan. Namun dengan cara ini kita lupa bahwa yang pertama mengalami penderitaan dan kesepian adalah diri-Nya sendiri, Dia mengalami kematian-Nya di kayu salib. Oleh karena itu, Yesus ingin mengajarkan kepada kita bahwa Allah selalu mengetahui bagaimana mendatangkan kebaikan dari kejahatan, karena melalui kematian yang tercela itu, Penebusan datang kepada kita. 

Penutup.

Orang percaya meyakini bahwa Allah itu mempunyai rancangan yang baik bagi umat-Nya. Letak permasalahannya adalah apakah umat-Nya itu merespons dengan baik rancangan Allah itu baginya? 
Tiga Raja dari timur (orang-orang Majus) merespon iman mereka dengan datang menjumpai kanak-kanak Yesus. Demikian pula penderita Kusta dalam kisah kita hari ini. "Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku". 
Iman bukanlah tentang bagaimana cara hidup orang percaya agar bisa menggapai sorga. Iman juga bukan tentang bagaimana memperoleh berkat melimpah dengan pertolongan Tuhan. Iman Kristen adalah karunia Allah agar orang percaya merespon dan merelakan diri dituntun Allah. Selamat berawal pekan, selamat merayakan Epifani, semoga Tuhan memberkati.

Senin Epifani
Januari 06'2025
Luisfunanđź’•

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI