Hidup dengan cinta dan tujuan
Bacaan lmamat 23:23-36
23:23 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:24 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari pertemuan kudus.
23:25 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat dan kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN."
23:26 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN.
23:28 Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu.
23:29 Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
23:30 Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya.
23:31 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu.
23:32 Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu."
23:33 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:34 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
23:35 Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
23:36 Tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
~~~~~â– ~~~~~
"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya" (lmamat 23:34).
Pembukaan.
Imamat 23 menceritakan tentang hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan yang harus dirayakan oleh umat Israel, termasuk Sabat mingguan dan perayaan tahunan seperti Paskah, Pentakosta, dan Pondok Daun. Bab ini mengungkapkan ritme kehidupan rohani bangsa Israel dan merayakan tindakan penebusan Tuhan. Semua perayaan ini menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dalam rencana keselamatan Allah.
Perayaan Pondok Daun dalam Imamat 23:34
Konteks sejarah dan agama dalam lmamat 23:34, merupakan bagian dari kitab berjudul sama yang memaparkan Hukum dan Norma agama Yahudi. Amanatnya adalah merayakan Hari Raya Pondok Daun atau Sukkot (Shavuot) untuk menghormati TUHAN (lihat Ulangan 16:13-17). Perayaan ini berlangsung pada bulan Ibrani Tishrei, dan merupakan salah satu hari terpenting bersama dengan Paskah dan Pentakosta. Tabernakel atau sukkot (Shavuot) adalah gubuk sementara yang dibangun dari dahan pohon, dibuat untuk memperingati perlindungan ilahi selama eksodus dan saat bangsa Israel tinggal di padang gurun. Hari Raya Pondok Daun berlangsung selama seminggu dan bersifat sangat meriah, penuh suka cita dan makan bersama. Pada masa Bait Allah masih berdiri, perayaan ini dilanjutkan dengan "Festival Mengambil Air" (Simhat Bet ha-Sho'evah).
Kemudian dilaksanakan penuangan air ke atas altar sebagai sebuah permohonan akan datangnya hujan.
Persiapan dan Pelaksanaan Hari Raya Pondok Daun.
Sebelum perayaan hari Pondok Daun ini dirayakan, setiap keluarga Yahudi menyiapkan sebuah pondok sementara yang terdiri atas tiga dinding dan beratapkan ranting-ranting. Mereka juga membawa empat jenis tanaman, yakni buah limau, ranting-ranting pohon dedalu (willow), daun palem, dan cabang pohon myrtle untuk diberkati di dalam sukkot tersebut. Keempat jenis tanaman ini diasosiasikan dengan air yang mengalir dan datangnya hujan yang memberikan kehidupan.
Penafsiran teologis.
Dari sudut pandang teologis, Hari Raya Pondok Daun ini mempunyai beberapa penafsiran. Di satu sisi, ini dianggap sebagai pengingat akan masa-masa ketika orang-orang Ibrani harus tinggal di pondok-pondok berbahaya selama perjalanan mereka melewati padang gurun, serta sebagai rasa syukur kepada Tuhan atas perlindungan dan rezeki mereka. Di sisi lain, tabernakel atau sukkot dapat dilihat sebagai metafora atas kerentanan dan kesementaraan kehidupan manusia, dan sebagai panggilan untuk mengingat keterbatasan kita dan menghargai setiap momen keberadaan. Selain itu, juga dapat dipahami sebagai momen rekonsiliasi dan persatuan antara umat Yahudi dengan Tuhan, serta antara anggota masyarakat itu sendiri.
Yesus dan Hari Raya Pondok Daun.
Dua upacara penting terjadi selama Hari Raya Pondok Daun dalam Alkitab. Orang-orang Ibrani membawa obor di sekeliling bait suci, menerangi kandil yang terang di sepanjang dinding untuk menunjukkan bahwa Mesias akan menjadi terang bagi orang-orang bukan Yahudi. Selain itu, imam mengambil air dari kolam Siloam dan membawanya ke bait suci, di mana air itu dituangkan ke dalam baskom perak di samping altar. Kemudian Imam meminta Tuhan untuk menyediakan air surgawi dalam bentuk hujan untuk persediaan mereka. Selama upacara ini, umat menantikan pencurahan Roh Kudus. Beberapa catatan merujuk pada hari yang dibicarakan oleh nabi Yoel. "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan" (Yoel 2:28).
Dalam Perjanjian Baru, Yesus menghadiri Hari Raya Pondok Daun, "Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. "Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup" (Yohanes 7:2, 37-38). Keesokan paginya, ketika obor masih menyala, Yesus berkata: "Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan memperoleh terang hidup." (Yohanes 8:12), - lnjil Yohanes menunjukkan Yesus berpartisipasi dalam Hari Raya Pondok Daun, salah satu perayaan yang dijelaskan dalam Imamat 23, dan memberinya makna baru. Sukkot menunjuk pada kebenaran bahwa kehidupan Israel dan kehidupan kita didasarkan pada penebusan dalam Yesus Kristus dan pengampunan dosa-dosa Nya.
Refleksi.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menghadapi serangkaian tantangan yang seringkali membuat kita merasa tidak puas dan hampa. Yesus mengundang kita untuk memuaskan dahaga rohani kita melalui hubungan pribadi dengan-Nya, di mana kita dapat menemukan kedamaian, cinta, dan keselamatan. Kita harus mencari Yesus dan meminum kasih-Nya, untuk menemukan kebahagiaan dan kepuasan sejati dalam hidup. "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:37-38), Yesus menggunakan gambaran air hidup untuk menyampaikan gagasan bahwa mereka yang percaya kepada-Nya akan memiliki sumber kehidupan yang tidak ada habisnya. Dia berjanji akan memberikan kehidupan yang berkelimpahan, kehidupan yang tidak pernah habis. Dialah sumber kehidupan kekal, dan hal ini hanya dapat diperoleh melalui iman kepada-Nya. Dalam ayat yang penuh kuasa ini, Yesus mengajak kita untuk mendekat kepada-Nya dengan kehausan rohani kita, mengingatkan kita bahwa jiwa kita merindukan sesuatu yang lebih dalam daripada hal-hal duniawi. Sama seperti air yang memuaskan dahaga fisik kita, hanya Dia yang dapat mengisi kekosongan dalam hati kita dan memberi kita kepuasan sejati.
Yesus ingin kita menyadari bahwa kasih, kedamaian, sukacita, dan kuasa hanya datang dari Dia. Jika kita ingin merasakan aliran air kehidupan yang mengalir dalam diri kita, kita harus berserah diri kepada Yesus, percaya kepada-Nya, dan mengikuti Dia dengan segenap hati. Roh Kudus tidak hanya akan mengubah hidup kita tetapi juga akan memampukan kita menjadi saksi Yesus kemanapun kita pergi. Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa kita mempunyai kewajiban dalam iman kita yang sejati, adalah tanggung jawab kita untuk membagikan pesan Yesus kepada orang lain. Jika kita sudah mengalami kehidupan yang diubahkan oleh Roh Kudus, kita tidak bisa menyimpannya sendirian. Kita perlu membagikannya kepada orang-orang di sekitar kita. Sungai-sungai air hidup ini mengalir bukan hanya untuk kita saja, namun untuk semua orang yang membutuhkan kasih dan anugerah Tuhan dalam hidupnya.
"Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan memperoleh terang hidup." (Yohanes 8:12). Pernyataan Yesus bahwa Dia adalah terang dunia sangatlah penting. Dalam Alkitab, terang adalah simbol kebenaran dan kehidupan. Yesus berkata bahwa dialah kebenaran dan kehidupan yang kita semua cari. Dialah jawaban atas pencarian kita akan makna dan tujuan hidup. Dialah sumber pengharapan dan keselamatan. Kita bisa menerapkannya dengan banyak cara. Pertama-tama, kita dapat menemukan penghiburan dan harapan dalam pernyataan ini. Ketika kita merasa tersesat atau bingung, kita dapat mengingat bahwa Yesus adalah terang yang membimbing kita. Kita dapat memercayai Dia untuk menuntun kita ke jalan yang benar dan membantu kita menemukan jalan kita. Kedua, ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya mengikut Yesus. Jika kita ingin mempunyai terang kehidupan, kita perlu terus berada dalam terang dunia. Kita perlu mengikuti jalan Yesus dan hidup sesuai dengan ajarannya. Artinya mengasihi sesama seperti diri sendiri, mengampuni musuh, dan berbuat baik kepada sesama. Terakhir, ayat ini menantang kita untuk menjadi terang bagi dunia. Jika Yesus adalah terang dunia, maka kita adalah pembawanya. Kita harus membiarkan terang Kristus bersinar melalui kita, sehingga mereka yang berada dalam kegelapan dapat melihat terang dan menemukan harapan.
Penerapan dalam Kehidupan sehari-hari.
Pentingnya Kenangan dan Syukur Hari Raya Pondok Daun adalah kesempatan untuk mengingat sejarah dan asal usul kita, serta mensyukuri segala sesuatu yang telah kita terima dalam hidup.
Di dunia yang serba cepat dan penuh dengan informasi, kita sering lupa untuk berhenti sejenak dan mengingat serta merenungkan masa lalu dan masa kini, serta mensyukuri segala nikmat yang telah kita peroleh. Mari kita rayakan hari raya ini dalam hati, menyadari bahwa Tuhan selalu menjaga dan melindungi kita. Marilah kita bersyukur hari ini, mengingat setiap momen yang kita alami kehadirannya dalam hidup kita. Kesatuan dalam keluarga dan masyarakat. Marilah kita membiarkan diri kita jatuh ke dalam pelukan-Nya dan menemukan bahwa, dengan meminum kasih dan rahmat-Nya, kita menemukan kehidupan seutuhnya yang sangat kita dambakan. Semoga ayat ini menginspirasi kita untuk mengikuti jalan Kristus dan menjadi terang bagi dunia.
Penutup.
Di setiap sudut tabernakel (Pondok) kita, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tapi janji masa depan yang penuh harapan. Hari raya Pondok Daun (Sukkot) mengundang kita untuk menerima kerentanan kita dan merayakan perlindungan ilahi yang menyertai setiap langkah kita. Dalam masa refleksi ini, semoga hati kita dipenuhi dengan rasa syukur, dan seiring kita bersatu dengan keluarga dan komunitas, semoga kita memperbarui komitmen kita untuk Hidup dengan cinta dan tujuan. Semoga setiap helai daun tabernakel mengingatkan kita akan keindahan yang fana dan kekuatan jiwa manusia kita. Selamat beraktifitas, semoga Tuhan memberkati.
Rabu Prapaskah keempat
April 02'2025
Luisfunan💕
Komentar
Posting Komentar