Kesedihan dan Pengampunan

Bacaan Lukas 23:44-49
Yesus mati

23:44 Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,
23:45 sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua.
23:46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."  Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
23:47 Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
23:48 Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
23:49 Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.

                     ~~~~~■~~~~~

"Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri" (Lukas 23:48)

Pembukaan.

Adegan terakhir penyaliban Yesus dijelaskan dalam Lukas 23:48. Mereka yang hadir di Kalvari saat itu adalah orang banyak yang beragam, termasuk para pemimpin agama, prajurit Romawi, dan warga negara biasa. Masing-masing dari mereka memiliki perspektif dan motivasinya sendiri. 

Reaksi orang banyak terhadap kematian Yesus.

Fakta bahwa orang banyak "kembali sambil memukuli dada" menunjukkan kesedihan dan kesakitan yang besar. Reaksi ini merupakan tanda penyesalan dan kesedihan yang mendalam. Beberapa dari mereka mungkin menyadari ketidakadilan besar yang baru saja terjadi, sementara yang lain hanya berduka atas kehilangannya. Reaksi orang banyak ini mengingatkan kita akan pentingnya pertobatan. Pertobatan adalah perubahan pikiran dan hati yang mengarah pada transformasi perilaku kita. Daripada menyalahkan dan mengutuk orang lain, kita seharusnya melihat ke dalam diri kita sendiri untuk melihat bagaimana kita dapat memperbaikinya. Kerumunan orang pada saat itu menyadari apa yang telah mereka lakukan dan merasa sangat sedih karenanya. Jika kita terbuka terhadap pertobatan, kita juga dapat menemukan kedamaian dan kebijaksanaan. 

Yesus sebagai contoh pengampunan.

Yesus sendiri adalah contoh luar biasa dari pertobatan dan pengampunan. 
Di tengah penderitaan dan kepedihan-Nya di kayu salib, Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun kutukan kepada mereka yang menyalibkan-Nya. Sebaliknya, ia meminta Tuhan mengampuni mereka. 
Jika kita dapat mempelajari pelajaran pengampunan dari Yesus Kristus, kita dapat mengalami perubahan yang langgeng dalam hidup kita. 

Penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Walaupun peristiwa Penyaliban Yesus sudah terjadi ribuan tahun yang lalu, namun kita masih bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita menghadapi situasi sulit dan menyakitkan, mudah untuk menyalahkan orang lain atau diri kita sendiri. Namun, pelajaran yang dapat kita pelajari dari adegan di Kalvari ini adalah bahwa kita harus terbuka terhadap pertobatan dan pengampunan. Daripada memendam rasa dendam dan kepahitan, kita harus bersedia memaafkan dan mencari solusi. Dengan demikian, kita akan merasa damai, kebijaksanaan, dan ketenangan akan senantiasa menyertai kita di jalan menuju kehidupan yang utuh. 


Penutup.

Saat kita merenungkan adegan di Kalvari, kita dihadapkan dengan pergumulan internal kita sendiri. Kerumunan orang sambil memukul dada, mengekspresikan kesedihan yang bergema dalam diri kita masing-masing. Rasa sakit ini dapat menjadi langkah pertama menuju perubahan yang berarti. Ia mengajak kita untuk melihat ke dalam dan mengakui kesalahan kita, tetapi ia juga mengilhami kita untuk memberikan pengampunan, sebagaimana yang dilakukan Yesus. 
Selamat beribadah, semoga Tuhan memberkati.

Jumat Agung
April 18'2025
Luisfunan💕

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI