Manusia Bebal

Bacaan Bilangan 22:2-41
Balak memanggil Bileam

22:2 Balak bin Zipor zsegala yang dilakukan Israel kepada orang Amori.
22:3 Maka sangat gentarlah orang Moab terhadap bangsa itu, karena jumlahnya banyak, lalu muak dan takutlah orang Moab karena orang Israel.
22:4 Lalu berkatalah orang Moab kepada para tua-tua Midian: "Tentu saja laskar besar itu akan membabat habis segala sesuatu yang di sekeliling kita, seperti lembu membabat habis tumbuh-tumbuhan hijau di padang." Adapun pada waktu itu Balak bin Zipor menjadi raja Moab.
22:5 Raja ini mengirim utusan kepada Bileam bin Beor, ke Petor yang di tepi sungai Efrat, ke negeri teman-teman sebangsanya, untuk memanggil dia, dengan pesan: "Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku.
22:6 Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk."
22:7 Lalu berangkatlah para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian dengan membawa di tangannya upah penenung; setelah mereka sampai kepada Bileam, disampaikanlah kepadanya pesan Balak.
22:8 Lalu berkatalah Bileam kepada mereka: "Bermalamlah di sini pada malam ini, maka aku akan memberi jawab kepadamu, sesuai dengan apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku." Maka tinggallah pemuka-pemuka Moab itu pada Bileam.
22:9 Kemudian datanglah Allah kepada Bileam serta berfirman: "Siapakah orang-orang yang bersama-sama dengan engkau itu?"
22:10 Dan berkatalah Bileam kepada Allah: "Balak bin Zipor, raja Moab, mengutus orang kepadaku dengan pesan:
22:11 Ketahuilah, ada bangsa yang keluar dari Mesir, dan permukaan bumi tertutup olehnya; karena itu, datanglah, serapahlah mereka bagiku, mungkin aku akan sanggup berperang melawan mereka dan menghalau mereka."
22:12 Lalu berfirmanlah Allah kepada Bileam: "Janganlah engkau pergi bersama-sama dengan mereka, janganlah engkau mengutuk bangsa itu, sebab mereka telah diberkati."
22:13 Bangunlah Bileam pada waktu pagi, lalu berkata kepada pemuka-pemuka Balak: "Pulanglah ke negerimu, sebab TUHAN tidak mengizinkan aku pergi bersama-sama dengan kamu."
22:14 Lalu berangkatlah pemuka-pemuka Moab itu dan setelah mereka sampai kepada Balak, berkatalah mereka: "Bileam menolak datang bersama-sama dengan kami."
22:15 Tetapi Balak mengutus pula pemuka-pemuka lebih banyak dan lebih terhormat dari yang pertama.
22:16 Setelah mereka sampai kepada Bileam, berkatalah mereka kepadanya: "Beginilah kata Balak bin Zipor: Janganlah biarkan dirimu terhalang-halang untuk datang kepadaku,
22:17 sebab aku akan memberi upahmu sangat banyak, dan apapun yang kauminta dari padaku, aku akan mengabulkannya. Datanglah, dan serapahlah bangsa itu bagiku."
22:18 Tetapi Bileam menjawab kepada pegawai-pegawai Balak: "Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana penuh, aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu, yang kecil atau yang besar, yang melanggar titah TUHAN, Allahku.
22:19 Oleh sebab itu, baiklah kamupun tinggal di sini pada malam ini, supaya aku tahu, apakah pula yang akan difirmankan TUHAN kepadaku."
22:20 Datanglah Allah kepada Bileam pada waktu malam serta berfirman kepadanya: "Jikalau orang-orang itu memang sudah datang untuk memanggil engkau, bangunlah, pergilah bersama-sama dengan mereka, tetapi hanya apa yang akan Kufirmankan kepadamu harus kaulakukan."

Keledai Bileam dan Malaikat TUHAN

22:21 Lalu bangunlah Bileam pada waktu pagi, dipelanainyalah keledainya yang betina, dan pergi bersama-sama dengan pemuka-pemuka Moab.
22:22 Tetapi bangkitlah murka Allah ketika ia pergi, dan berdirilah Malaikat TUHAN di jalan sebagai lawannya. Bileam mengendarai keledainya yang betina dan dua orang bujangnya ada bersama-sama dengan dia.
22:23 Ketika keledai itu melihat Malaikat TUHAN berdiri di jalan, dengan pedang terhunus di tangan-Nya, menyimpanglah keledai itu dari jalan dan masuk ke ladang. Maka Bileam memukul keledai itu untuk memalingkannya kembali ke jalan.
22:24 Kemudian pergilah Malaikat TUHAN berdiri pada jalan yang sempit di antara kebun-kebun anggur dengan tembok sebelah-menyebelah.
22:25 Ketika keledai itu melihat Malaikat TUHAN, ditekankannyalah dirinya kepada tembok, sehingga kaki Bileam terhimpit kepada tembok. Maka ia memukulnya pula.
22:26 Berjalanlah pula Malaikat TUHAN terus dan berdirilah Ia pada suatu tempat yang sempit, yang tidak ada jalan untuk menyimpang ke kanan atau ke kiri.
22:27 Melihat Malaikat TUHAN meniaraplah keledai itu dengan Bileam masih di atasnya. Maka bangkitlah amarah Bileam, lalu dipukulnyalah keledai itu dengan tongkat.
22:28 Ketika itu TUHAN membuka mulut keledai itu, sehingga ia berkata kepada Bileam: "Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau memukul aku tiga kali?"
22:29 Jawab Bileam kepada keledai itu: "Karena engkau mempermain-mainkan aku; seandainya ada pedang di tanganku, tentulah engkau kubunuh sekarang."
22:30 Tetapi keledai itu berkata kepada Bileam: "Bukankah aku ini keledaimu yang kautunggangi selama hidupmu sampai sekarang? Pernahkah aku berbuat demikian kepadamu?" Jawabnya: "Tidak."
22:31 Kemudian TUHAN menyingkapkan mata Bileam; dilihatnyalah Malaikat TUHAN dengan pedang terhunus di tangan-Nya berdiri di jalan, lalu berlututlah ia dan sujud.
22:32 Berfirmanlah Malaikat TUHAN kepadanya: "Apakah sebabnya engkau memukul keledaimu sampai tiga kali? Lihat, Aku keluar sebagai lawanmu, sebab jalan ini pada pemandangan-Ku menuju kepada kebinasaan.
22:33 Ketika keledai ini melihat Aku, telah tiga kali ia menyimpang dari hadapan-Ku; jika ia tidak menyimpang dari hadapan-Ku, tentulah engkau yang Kubunuh pada waktu itu juga dan dia Kubiarkan hidup."
22:34 Lalu berkatalah Bileam kepada Malaikat TUHAN: "Aku telah berdosa, karena aku tidak mengetahui, bahwa Engkau ini berdiri di jalan menentang aku. Maka sekarang, jika hal itu jahat di mata-Mu, aku mau pulang."
22:35 Tetapi Malaikat TUHAN berfirman kepada Bileam: "Pergilah bersama-sama dengan orang-orang itu, tetapi hanyalah perkataan yang akan Kukatakan kepadamu harus kaukatakan." Sesudah itu pergilah Bileam bersama-sama dengan pemuka-pemuka Balak itu.

Balak meminta Bileam untuk mengutuk Israel

22:36 Ketika Balak mendengar, bahwa Bileam datang, keluarlah ia menyongsong dia sampai ke Kota Moab di perbatasan sungai Arnon, pada ujung perbatasan itu.
22:37 Dan berkatalah Balak kepada Bileam: "Bukankah aku sudah mengutus orang memanggil engkau? Mengapakah engkau tidak hendak datang kepadaku? Sungguhkah tidak sanggup aku memberi upahmu?"
22:38 Tetapi berkatalah Bileam kepada Balak: "Ini aku sudah datang kepadamu sekarang; tetapi akan mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan ditaruh Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan."
22:39 Lalu pergilah Bileam bersama-sama dengan Balak dan sampailah mereka ke Kiryat-Huzot.
22:40 Balak mengorbankan beberapa ekor lembu sapi dan kambing domba dan mengirimkan sebagian kepada Bileam dan kepada pemuka-pemuka yang bersama-sama dengan dia.
22:41 Keesokan harinya Balak mengambil Bileam dan membawa dia mendaki bukit Baal. Dari situ dilihatnyalah bagian yang paling ujung dari bangsa Israel.

                         ~~~~~■~~~~~

"Tetapi bangkitlah murka Allah ketika ia pergi, dan berdirilah Malaikat TUHAN di jalan sebagai lawannya. Bileam mengendarai keledainya yang betina dan dua orang bujangnya ada bersama-sama dengan dia. Ketika keledai itu melihat Malaikat TUHAN berdiri di jalan, dengan pedang terhunus di tangan-Nya, menyimpanglah keledai itu dari jalan dan masuk ke ladang. Maka Bileam memukul keledai itu untuk memalingkannya kembali ke jalan. Kemudian pergilah Malaikat TUHAN berdiri pada jalan yang sempit di antara kebun-kebun anggur dengan tembok sebelah-menyebelah" (Bilangan 22:22-24).

Pembukaan.

Kitab Bilangan pasal 22 menyajikan kisah Bileam. Apa yang terjadi ketika seorang nabi menentang kehendak Tuhan? Teks menarik ini menceritakan panggilan Balak kepada Bileam untuk mengutuk Israel. Pasal ini membahas tema ketaatan, komunikasi ilahi, dan kedaulatan Tuhan atas semua bangsa. Bilangan 22 mencakup episode terkenal tentang keledai yang bisa berbicara, yang menunjukkan kendali Tuhan atas alam. 

Konteks Sejarah

Untuk dapat memahami Bilangan 22 sepenuhnya, penting untuk mempertimbangkan konteks sejarah di mana narasi ini muncul. Pasal ini adalah bagian dari kitab Bilangan dalam Alkitab, yang menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama pengembaraan bangsa Israel di padang gurun, setelah pembebasan mereka dari Mesir. Bilangan 22 terjadi saat bangsa Israel hendak memasuki tanah perjanjian. Dan salah satu bagian paling terkenal dalam Bilangan 22 adalah kisah Bileam dan keledainya yang bisa berbicara. Bileam, seorang nabi Baal, dipanggil oleh Raja Balak untuk mengutuk orang Israel. Namun, Tuhan campur tangan dan mengirimkan malaikat untuk menghentikan Bileam. Keledai Bileam melihat malaikat itu, tetapi Bileam tidak, sehingga terjadilah dialog luar biasa antara sang nabi dan hewannya. Kisah ini mengajarkan kita tentang kepatuhan dan wawasan spiritual. Kadang kala kita begitu terfokus pada niat dan tujuan kita, sehingga kita mengabaikan tanda-tanda ilahi di sekeliling kita. Bileam bertekad untuk terus maju, mengabaikan peringatan keledai, tetapi akhirnya ia menyadari campur tangan Tuhan. Narasi ini mengingatkan kita akan pentingnya memperhatikan bimbingan ilahi dalam kehidupan kita. Balak, raja yang memanggil Bileam, khawatir akan kehadiran orang Israel di negerinya dan menduga Bileam akan mengutuk orang Israel. Namun Tuhan tidak mengizinkan hal itu terjadi. Sebaliknya, Bileam mengucapkan berkat atas Israel, menekankan kesia-siaan upaya untuk mengutuk apa yang telah diberkati Tuhan. 

Apa makna rohani dari Bilangan 22? 

Bilangan 22 menawarkan pelajaran berharga tentang ketaatan, wawasan rohani, dan kesetiaan Tuhan terhadap janji-janji-Nya. Ini menyoroti gagasan bahwa tidak ada kutukan yang dapat mengalahkan apa yang telah diberkati Tuhan. Tuhan memiliki rencana yang lebih besar bagi Israel dan tidak akan membiarkan kutukan mengganggu tujuan-Nya. Dia ingin Israel makmur dan memenuhi rencana ilahi-Nya. 
Kisah keledai yang bisa berbicara mengingatkan kita akan pentingnya memperhatikan tanda-tanda ilahi dalam perjalanan spiritual kita. Kadang-kadang Tuhan menggunakan keadaan yang tidak biasa untuk mengarahkan kita. Pesan utama Bilangan 22 adalah bahwa Allah berdaulat dan janji-janji-Nya tidak berubah. Dia bertindak berdasarkan rencana ilahi-Nya, dan tidak ada kekuatan atau kutukan manusia yang dapat mengalahkannya. Kita dapat menerapkan pelajaran dari Bilangan 22 dalam kehidupan kita dengan berusaha menaati perintah-perintah Tuhan, memperhatikan bimbingan-Nya, dan percaya pada janji-janji-Nya yang tidak tergoyahkan. Bileam adalah tokoh utama dalam narasi Bilangan 22, karena ia dipanggil untuk mengutuk Israel, tetapi akhirnya mengucapkan berkat di bawah arahan Tuhan. Ini menggambarkan bagaimana Tuhan dapat menggunakan bahkan individu yang enggan untuk melaksanakan rencana-Nya. 

Refleksi.

Bilangan 22 adalah pasal yang kaya akan makna dan ajaran spiritual. Kisah Bileam, keledai yang bisa berbicara, dan berkat yang diucapkan menyoroti kedaulatan Tuhan dan kesetiaan-Nya terhadap janji-janji-Nya. Bagian ini mengingatkan kita bahwa apa pun kondisinya, Allah bertindak sesuai dengan rencana ilahi-Nya, dan tidak ada kutukan yang dapat mengalahkan mereka yang diberkati-Nya. Melengkapi perenungan kita hari ini, ada baiknya kita renungkan juga lima bagian Alkitab yang berkaitan dengan tema mendalam dari Bilangan 22 yang menarik ini :
1. "Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. Tetapi Bileam beroleh peringatan keras untuk kejahatannya, sebab keledai beban yang bisu berbicara dengan suara manusia dan mencegah kebebalan nabi itu" (2 Petrus 2:15-16), - Petrus merujuk langsung pada kisah Bileam di Bilangan 22, menggunakannya sebagai contoh guru palsu.
2. "Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah" (Yudas 1:11), - Yudas menyebut Bileam dalam Bilangan 22 sebagai contoh negatif keserakahan.
3. "Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah" (Wahyu 2:14), - Yohanes menyebutkan Bileam dari Bilangan 22-24 sebagai contoh ajaran palsu. 
4. "Umat-Ku, baiklah ingat apa yang dirancangkan oleh Balak, raja Moab, dan apa yang dijawab kepadanya oleh Bileam bin Beor dan apa yang telah terjadi dari Sitim sampai ke Gilgal, supaya engkau mengakui perbuatan-perbuatan keadilan dari TUHAN" (Mikha 6:5), - Mikha mengingatkan orang-orang tentang kisah Bileam dan Balak di Bilangan 22-24.
5. "Karena mereka tidak menyongsong orang Israel dengan roti dan air, malah mengupah Bileam melawan orang Israel supaya dikutukinya. Tetapi Allah kami mengubah kutuk itu menjadi berkat" (Nehemia 13:2), - Nehemia mengingat kisah Bileam dalam Bilangan 22-24, menekankan bagaimana Tuhan mengubah kutukan menjadi berkat.

Penutup.

Bilangan 22 adalah pasal yang kaya akan makna dan ajaran spiritual. Kisah Bileam, keledai yang bisa berbicara, dan berkat yang diucapkan menyoroti kedaulatan Tuhan dan kesetiaan-Nya terhadap janji-janji-Nya. Bagian ini mengingatkan kita bahwa apa pun kondisinya, Allah bertindak sesuai dengan rencana ilahi-Nya, dan tidak ada kutukan yang dapat mengalahkan mereka yang diberkati-Nya. Semoga kita dapat menerapkan pelajaran dari Bilangan 22 dalam kehidupan kita, mencari ketaatan, wawasan rohani, dan kepercayaan pada janji Tuhan yang tak tergoyahkan. 
Selamat beraktifitas, semoga Tuhan memberkati.

Selasa Pekan Paskah keenam
Mei 27'2025
Luisfunan💕

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI