Puisi dan Lagu
Bacaan Bilangan 21:31--22:1
Peperangan melawan Og, Raja Basan
21:31 Demikianlah orang Israel diam di negeri orang Amori.
21:32 Setelah Musa menyuruh orang mengintai kota Yaezer, mereka merebut segala anak kota Yaezer dan menghalau orang-orang Amori yang ada di situ.
21:33 Kemudian berpalinglah mereka dan maju ke arah Basan. Lalu Og, raja Basan, beserta segala rakyatnya maju ke Edrei menjumpai mereka untuk berperang.
21:34 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Janganlah takut kepadanya, sebab Aku menyerahkan dia dengan seluruh rakyatnya dan negerinya ke dalam tanganmu, dan haruslah kaulakukan kepadanya seperti yang kaulakukan kepada Sihon, raja orang Amori, yang diam di Hesybon."
21:35 Maka mereka mengalahkan dia dan anak-anaknya dan seluruh rakyatnya, sehingga seorangpun dari mereka tidak ada yang dibiarkan terlepas; lalu mereka menduduki negerinya.
22:1 Kemudian berangkatlah orang Israel, dan berkemah di dataran Moab, di daerah seberang sungai Yordan dekat Yerikho.
~~~~~■~~~~~
"Demikianlah orang Israel diam di negeri orang Amori. Setelah Musa menyuruh orang mengintai kota Yaezer, mereka merebut segala anak kota Yaezer dan menghalau orang-orang Amori yang ada di situ" (Bilangan 21:31-32).
Pembukaan.
Bilangan 21 dalam Kitab Alkitab merupakan sumber kebijaksanaan rohani dan wawasan mendalam yang tak ada habisnya. Narasi dan simbolismenya menawarkan pelajaran berharga tentang keimanan, kepatuhan, rasa syukur, dan perjalanan hidup.
Siapakah bangsa Amori itu?
Bangsa Amori adalah bangsa kuno yang sering disebutkan dalam Perjanjian Lama. Mereka adalah keturunan dari salah satu putra Kanaan (Kejadian 10:15-16). Dalam prasasti-prasasti kuno, bangsa Amori juga dikenal sebagai Amurra atau Amurri. "Tanah orang Amori" mencakup Suriah dan Palestina. Beberapa pegunungan selatan Yudea juga disebut sebagai daerah perbukitan orang Amori (Ulangan 1:7, 19-20). Dua raja Amori bernama Sihon dan Og dikalahkan oleh bangsa Israel di bawah kepemimpinan Musa (Ulangan 31:4). Dalam Yosua 10:10, lima raja Amori dikalahkan oleh bangsa Israel, dan kemenangan itu secara tegas dimenangkan dalam Yosua 11:8.
Pada zaman Samuel, perdamaian terjalin antara Israel dan orang Amori (1 Samuel 7:14).
Kurang dari satu abad kemudian, Raja Salomo memaksa orang-orang Amori yang tersisa untuk menjadi budak: "Semua orang yang masih tinggal dari orang Amori ... yang tidak termasuk orang Israel, yakni mereka yang masih tinggal di negeri itu dari keturunan bangsa-bangsa itu dan yang tidak dapat ditumpas oleh orang Israel, merekalah yang dikerahkan Salomo untuk menjadi budak rodi" (1 Raja-raja 9:20-21). Bangsa Amori terakhir kali disebutkan dalam Amos 2:10. Diasumsikan bahwa mereka telah musnah atau terserap ke dalam budaya Israel. Bangsa Amori dikenal sebagai pejuang yang tangguh pada masa jayanya. Musa menyebut Og, raja Amori, sebagai seorang pria yang sangat tinggi yang panjang tempat tidurnya sekitar 13,5 kaki (Ulangan 3:11). Meskipun memiliki jumlah dan kekuatan militer yang kuat, bangsa Amori dihancurkan karena penyembahan mereka terhadap dewa-dewa palsu. Penaklukan Israel atas tanah mereka adalah bagian dari penghakiman Tuhan atas budaya penyembah berhala.
Peperangan melawan Og, Raja Basan.
Kembali pada bacaan perikop kita hari ini (Bilangan 21:31--22:1), Kisah Peperangan melawan Og, Raja Basan diimulai pada ayat 33-35, kita menyaksikan umat Israel menguasai tanah Basan, yang terkenal dengan kota-kota berbenteng dan sumber daya yang melimpah. Penaklukan tanah ini merupakan penegasan lebih lanjut atas janji-janji Allah dan bukti kesetiaan-Nya yang tak tergoyahkan.
Puisi dan Lagu dalam Perayaan.
Ayat Bilangan 21:31-32 merupakan bait syair, para penyair mencatat episode lain, kemenangan atas Og, raja Basan, dan sekali lagi, kemenangan itu disertai dengan nyanyian dan ucapan syukur. Narasi ini mengingatkan kita bahwa penyembahan bukan hanya sebuah respons yang menyenangkan, tetapi juga respons yang tepat terhadap tindakan Tuhan bagi kita. Saat kita melihat kuasa dan kasih-Nya terwujud, respons alami kita adalah merayakan dan menyanyikan lagu menyembah.
Refleksi.
Peristiwa dan nyanyian dalam Bilangan 21:31-32 ini mengingatkan kita akan pentingnya mengenali dan merayakan kemenangan yang Tuhan berikan kepada kita dalam perjalanan rohani kita. Kadang-kadang kita begitu fokus pada perjuangan dan tantangan yang kita hadapi sehingga lupa merayakan kemenangan yang kita alami. Namun, rasa syukur dan ibadah merupakan elemen dasar keimanan kita. Lebih jauh lagi, lagu-lagu perayaan ini mengajak kita untuk merenungkan kebesaran Tuhan. Mereka menyadari kuasa, kebaikan, dan kesetiaan-Nya. Bahkan dalam pertempuran yang kita hadapi, Tuhan menyertai kita dan memampukan kita untuk menang.
Saat-saat beribadah ini membantu kita mempertahankan perspektif yang tepat tentang siapa Tuhan dan apa yang Dia lakukan dalam hidup kita. Di dalam perjalanan rohani kita sendiri, penting untuk diingat bahwa, merayakan kemenangan lman, tidak peduli seberapa kecilnya kemenangan yang kita dapatkan berkat lman, kita harus memuji Tuhan atas kesetiaan-Nya yang teguh. Puisi dan lagu rasa syukur dapat membantu kita menjaga hati kita tetap dipenuhi sukacita dan iman kita tetap kuat saat kita melangkah maju menuju janji Tuhan kepada kita.
Sama seperti orang Israel merayakan kemenangan mereka lewat pujian dan nyanyian, kita juga dapat menemukan sukacita dan pembaruan saat menyembah Tuhan atas berkat-berkat-Nya.
Penutup.
Lagu kemenangan pada "Bilangan 21:31-32", narasi dan simbolismenya menawarkan pelajaran berharga tentang keimanan, kepatuhan, rasa syukur dalam perjalanan hidup. Dia mengajarkan kita untuk merayakan pencapaian kita dan mengakui campur tangan ilahi dalam perjalanan hidup. Ini mengingatkan kita akan pentingnya rasa syukur dalam kehidupan kita sehari-hari. Selamat berakhir pekan, semoga Tuhan memberkati.
Sabtu Pekan Paskah kelima
Mei 24'2025
Luisfunan💕
Komentar
Posting Komentar