Harapanku berpusat kepada Kristus
Bacaan Kisah Para Rasul 28:17-29
Pembicaraan dengan orang Yahudi di Roma
28:17 Tiga hari kemudian Paulus memanggil orang-orang terkemuka bangsa Yahudi dan setelah mereka berkumpul, Paulus berkata: "Saudara-saudara, meskipun aku tidak berbuat kesalahan terhadap bangsa kita atau terhadap adat istiadat nenek moyang kita, namun aku ditangkap di Yerusalem dan diserahkan kepada orang-orang Roma.
28:18 Setelah aku diperiksa, mereka bermaksud melepaskan aku, karena tidak terdapat suatu kesalahanpun padaku yang setimpal dengan hukuman mati.
28:19 Akan tetapi orang-orang Yahudi menentangnya dan karena itu terpaksalah aku naik banding kepada Kaisar, tetapi bukan dengan maksud untuk mengadukan bangsaku.
28:20 Itulah sebabnya aku meminta, supaya aku melihat kamu dan berbicara dengan kamu, sebab justru karena pengharapan Israellah aku diikat dengan belenggu ini."
28:21 Akan tetapi mereka berkata kepadanya: "Kami tidak menerima surat-surat dari Yudea tentang engkau dan juga tidak seorangpun dari saudara-saudara kita datang memberitakan apa-apa yang jahat mengenai engkau.
28:22 Tetapi kami ingin mendengar dari engkau, bagaimana pikiranmu, sebab tentang mazhab ini kami tahu, bahwa di mana-manapun ia mendapat perlawanan."
28:23 Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore.
28:24 Ada yang dapat diyakinkan oleh perkataannya, ada yang tetap tidak percaya.
28:25 Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya:
28:26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap.
28:27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.
28:28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya."
28:29 (Dan setelah Paulus berkata demikian, pergilah orang-orang Yahudi itu dengan banyak perbedaan paham antara mereka.)
~~~~~●~~~~~
Pembukaan.
Melanjutkan pasal 28 Kisah Para Rasul di tema ketiga. Dalam bagian ini, Paulus sudah berada di Roma, tempat yang telah direncanakan Tuhan untuk ia capai sejak awal pelayanannya. Meskipun berada dalam tahanan rumah, Paulus terus dengan berani membagikan Injil, mewartakan kebenaran Kristus kepada orang Yahudi dan non-Yahudi. Perikop ini mencerminkan kesetiaan Tuhan dalam menggenapi tujuan-Nya dalam hidup Paulus dan harapan sang rasul yang tak tergoyahkan untuk misi yang dipercayakan kepadanya. Melalui bacaan Kisah Para Rasul 28:17-29 hari ini, kita akan mempelajari bersama bagaimana bagian ini menginspirasi kita untuk tetap teguh dalam iman, membagikan pesan keselamatan, dan percaya pada rencana Tuhan.
Pembicaraan dengan orang Yahudi di Roma.
Paulus, yang baru tiba di Roma, berinisiatif untuk memanggil para pemimpin Yahudi setempat. Ia mengklarifikasi ketidakbersalahannya dan mencari rekonsiliasi, ini menunjukkan bahwa pesannya bukanlah ancaman, melainkan penggenapan janji-janji Tuhan (Lihat Kisah Para Rasul 28:17).
Paulus menggambarkan pemenjaraannya bukan sebagai tragedi, melainkan sebagai bagian dari kesetiaannya pada pengharapan akan Mesias, yang ia bagikan kepada para pendengarnya. Fokusnya bukan pada situasinya, tetapi pada janji yang digenapi dalam Kristus
(Lihat Kisah Para Rasul 28:20).
Paulus menyampaikan Injil kepada para pemimpin Yahudi, menggunakan Kitab Suci untuk meyakinkan mereka. Beberapa menerima pesan itu, tetapi yang lain menolaknya. Ini menggambarkan bahwa pemberitaan Injil akan selalu menghasilkan tanggapan yang beragam (Lihat Kisah Para Rasul 28:23).
Paulus mengutip Yesaya 6:9-10 untuk menunjukkan bahwa penolakan Injil bukanlah suatu kejutan bagi Tuhan.
Dia tetap berdaulat, dan rencana keselamatan-Nya meluas hingga bangsa-bangsa lain, menggenapi tujuan kekalNya
(Lihat Kisah Para Rasul 28:25-26).
Refleksi.
Carilah rekonsiliasi dengan orang lain dan klarifikasi kesalahpahaman, terutama ketika kesaksian iman kita dipertaruhkan. Kerendahan hati dan keterbukaan memperkuat pesan Kristus. "Sedapat-dapatnya, kalau itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang." (Roma 12:18). Hadapi kesulitan dengan pengharapan yang berpusat pada Kristus. Ketika iman kita ada di dalam Yesus, keadaan yang buruk tidak lagi mampu mematahkan semangat kita. “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” (1 Petrus 1:3). Bagikan Injil dengan kesabaran dan kasih, ketahuilah bahwa tidak semua orang akan menanggapi dengan cara yang sama. Tanggung jawab kita adalah menabur benih. “Jadi yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.”
(1 Korintus 3:7). Percayalah pada kedaulatan Tuhan bahkan ketika kita menghadapi penolakan atau perlawanan. Rencana-Nya terus berjalan, dan Firman-Nya tidak pernah kembali dengan sia-sia. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,’ demikianlah firman Tuhan". (Yesaya 55:8).
Penutup.
Pembaca terkasih, bagian dari Kisah Para Rasul 28:17-29 ini mengilhami kita untuk tetap teguh dalam misi kita, percaya pada kedaulatan Tuhan, dan memberitakan Injil dengan berani, bahkan dalam keadaan yang sulit. Seperti Paulus, kita dapat menjadi terang dan harapan di tengah tantangan apa pun, karena kita tahu bahwa Tuhan menggenapi tujuan-Nya di dalam kita. Tuhan tidak dibatasi oleh keadaan kita. Dia dapat memakai kita di mana pun kita berada, apa pun keadaan kita, untuk kemuliaan-Nya. Seperti Paulus, biarkan hidup kita menjadi kesaksian hidup akan kuasa dan kasih-Nya. Ingatlah bahwa meskipun kita menghadapi penolakan atau kesulitan, kita tidak sendirian. Tuhan menyertai kita! Sekarang ini, kenali kesempatan untuk membagikan Injil, baik melalui perkataan maupun tindakan kita.
Berdoalah memohon kekuatan dan keberanian untuk menggenapi tujuan Tuhan bagi diri kita masing-masing, percayalah pada kedaulatan-Nya dalam setiap langkah hidup kita.
Selamat beraktifitas, semoga Tuhan memberkati.
Selasa pekan biasa ke-16
Juli 22'2025
Luisfunanđź’•
Komentar
Posting Komentar