Keramahtamahan
Bacaan Lukas 9:1-6
Yesus mengutus kedua belas murid
9:1 Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.
9:2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang,
9:3 kata-Nya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.
9:4 Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ.
9:5 Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka."
9:6 Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
~~~~~●~~~~~
"Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." (Lukas 9:4-5).
Pembukaan.
Lukas pasal 9 menandai titik balik dalam pelayanan Yesus. Apa yang terjadi ketika Ia mengutus murid-murid-Nya?
Teks penting ini mencakup misi kedua belas murid, pemberian makan lima ribu orang, pengakuan Petrus, dan transfigurasi. Yesus juga menubuatkan kematian-Nya dan mengajarkan tentang pemuridan sejati. Pasal ini mengungkapkan identitas ilahi Yesus dan harga yang harus dibayar untuk mengikuti-Nya. Lukas 9 menjadi latar belakang perjalanan terakhir-Nya ke Yerusalem. Mari kita pelajari bersama perikop pertama dari lnjil Lukas 9 ini yang menceritakan "Yesus mengutus kedua belas murid."
Keramahantamahan.
Yesus memanggil murid-murid-Nya dan mengutus mereka, memberi mereka aturan yang jelas dan tepat. Ia menantang mereka dengan serangkaian sikap dan perilaku yang harus mereka terapkan. Seringkali, ini mungkin tampak berlebihan atau absurd bagi kita; sikap yang lebih mudah ditafsirkan secara simbolis atau "spiritual". Namun Yesus sangat jelas. Marilah kita mengingat bersama anjuran-anjuran tersebut: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju....tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ." Ini tampaknya mustahil. Kita bisa berfokus pada kata-kata: "tongkat", "bekal", roti," "uang," ataupun "baju." Dan itu sah-sah saja. Namun, bagi saya tampaknya ada kata kunci yang mungkin luput dari perhatian kita. Sebuah kata sentral dalam spiritualitas Kristen, dalam pengalaman menjadi murid: "keramahtamahan".
Yesus, sebagai guru dan pedagog yang baik, mengutus mereka untuk menghayati keramahtamahan. Ia berfirman kepada mereka: "tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ." Ia mengutus mereka untuk mempelajari salah satu karakteristik mendasar dari komunitas beriman.
Kita dapat mengatakan bahwa seorang Kristen adalah seseorang yang telah belajar menjadi tuan rumah, yang telah belajar untuk mengakomodasi. Yesus tidak mengutus mereka sebagai orang-orang yang berkuasa, sebagai pemilik, bos, atau dibebani dengan hukum dan aturan; sebaliknya, Ia menunjukkan kepada mereka bahwa jalan Kristen hanyalah mengubah hati. Hati mereka sendiri, dan membantu mengubah hati orang lain. Belajar hidup berbeda, dengan hukum yang berbeda, di bawah standar yang berbeda. Yaitu beralih dari logika keegoisan, keterasingan, perjuangan, perpecahan, superioritas, menuju logika kehidupan, kemurahan hati, kasih.
Dari logika dominasi, penindasan, manipulasi, menuju logika menyambut, menerima, dan merawat.
Refleksi.
Apa yang dibutuhkan untuk mewartakan Injil? Yang utama adalah dengan "Mengenalnya". Tidak lebih. Marilah kita, temukan dua pelajaran yang tersembunyi dalam perikop dari Santo Lukas ini. Pelajaran pertama adalah iman yang mendalam yang harus dimiliki oleh orang yang diutus untuk mewartakan Kerajaan Allah. Ia harus menaruh seluruh kepercayaannya kepada Allah, bukan pada sumber daya, kebijaksanaan, sarana teknis, dll sendiri. Iman ini juga menuntut pelepasan dari kenyamanan dan pengharapan bahwa Allah akan menyediakan segala yang dibutuhkan rasul untuk melaksanakan tugasnya. Pelajaran kedua ditujukan kepada kita umat beriman yang menyambut misionaris, rohaniwan atau religius yang datang dari Allah. Karena jika mereka telah mendedikasikan hidup, waktu, dan upaya mereka untuk memberi tahu kita hal yang terpenting, bagaimana mungkin kita mengutus mereka pergi tanpa memberi mereka makanan? Yesus mengundang kita untuk memenuhi kebutuhan materi Gereja. Misalnya, tahukah Anda berapa banyak seminaris yang saat ini sedang menjalani pelatihan? Dan bagaimana mereka akan membiayai studi, makanan, pakaian, dll.? Akan sangat menyedihkan jika seorang pemuda meninggalkan rumah, keluarga, dan teman-temannya untuk menerima panggilan imamat dan kemudian tidak memiliki sarana untuk menyelesaikan pelatihannya. Inilah saat yang tepat untuk merenungkan semua yang diberikan Gereja kepada kita dan melihat apa yang kita sumbangkan sebagai balasannya. Keramahan tamahan adalah tanda penerimaan terhadap pesan lnjil. Sebaliknya, mengebaskan debu dari kaki melambangkan penghakiman, yang menyoroti tanggung jawab mereka yang mendengar Injil. Para murid taat, dan Injil pun menyebar. "Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat." (ayat 6).
Ayat ini menggarisbawahi dampak positif dari ketaatan pada misi Tuhan dan perluasan Kerajaan Allah.
Penutup.
Lukas 9:1-6 mengajarkan kita tentang otoritas Kristus, misi Kerajaan Allah, dan pentingnya bergantung sepenuhnya kepada Allah. Para murid adalah teladan ketaatan dan kepercayaan, yang membawa pesan pengharapan dan pemulihan. Perikop ini menantang kita untuk mempercayai Allah dalam misi pribadi kita. Seperti para murid, kita dipanggil untuk mewartakan Kerajaan Allah dan bersandar pada pemeliharaan-Nya, tanpa takut ditolak.
Selamat beraktifitas, semoga Tuhan memberkati.
Rabu pekan biasa ke-17
Juli 30'2025
Luisfunan💕
Komentar
Posting Komentar