Reaksi kita, Siapakah Yesus?
Bacaan Lukas 9:7-9
Herodes dan Yesus
9:7 Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati.
9:8 Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.
9:9 Tetapi Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.
~~~~~●~~~~~
Pembukaan.
Lukas pasal 9 menandai titik balik dalam pelayanan Yesus. Apa yang terjadi ketika Dia mengutus para murid? Teks penting ini mencakup misi kedua belas murid, memberi makan lima ribu orang, pengakuan Petrus, dan transfigurasi. Yesus juga menubuatkan kematian-Nya dan mengajarkan tentang pemuridan sejati. Pasal ini mengungkapkan identitas ilahi Yesus dan harga yang harus dibayar untuk mengikuti-Nya. Lukas 9 mempersiapkan perjalanan terakhir ke Yerusalem. Injil hari ini menyajikan reaksi Herodes terhadap khotbah Yesus. Herodes tidak tahu bagaimana menempatkan Yesus. Ia telah membunuh Yohanes Pembaptis dan sekarang ingin melihat Yesus dari dekat. Mari kita pelajari bersama perikop kita ini.
Siapakah Yesus? (Lukas 9:7-8)
Teks ini dimulai dengan penilaian pendapat orang banyak dan Herodes tentang Yesus. Beberapa orang mengaitkan Yesus dengan Yohanes Pembaptis dan Elia. Yang lain mengidentifikasi-Nya sebagai seorang Nabi, yaitu seseorang yang berbicara atas nama Tuhan, yang memiliki keberanian untuk mencela ketidakadilan yang dilakukan oleh orang-orang yang berkuasa, dan yang tahu bagaimana mengilhami harapan bagi orang-orang kecil. Ia adalah nabi yang diwartakan dalam Perjanjian Lama sebagai Musa yang baru (Ulangan 18:15). Pendapat-pendapat ini sama dengan yang Yesus sendiri kumpulkan dari para murid ketika Ia bertanya: "Kata orang lain, siapakah Aku ini?" (Lukas 9:18). Orang banyak mencoba memahami Yesus berdasarkan apa yang mereka sendiri ketahui, pikirkan, dan harapkan. Mereka mencoba menjebaknya dalam kriteria yang sudah dikenal dari Perjanjian Lama, dengan nubuat dan harapannya, dan dari Tradisi Kuno, dengan hukum-hukumnya. Namun kriteria ini tidak cukup. Yesus tidak cocok di sana; dia lebih besar!
Herodes ingin bertemu Yesus (Lukas 9:9).
"...Herodes berkata: "Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?" Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus." Herodes, seorang pria yang percaya takhayul dan tidak bermoral, mengakui sebagai pembunuh Yohanes Pembaptis. Sekarang dia ingin bertemu Yesus. Lukas dengan demikian menunjukkan bahwa ancaman mulai muncul di cakrawala. Herodes tidak takut membunuh Yohanes Pembaptis, dia juga tidak akan takut membunuh Yesus. Ketika Yesus diberi tahu bahwa Herodes sedang mencoba menangkapnya, dia mengirim pesan kepadanya: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai (Lukas 13:32). Herodes tidak memiliki kuasa atas Yesus. Ketika, pada saat sengsara Yesus, Pilatus mengirim Yesus kepada Herodes untuk menyelidikinya, Yesus tidak memberinya jawaban (Lukas 23:9). Herodes tidak pantas mendapatkan jawaban. Pembaca terkasih, terkadang ketiga Herodes yang hidup pada saat itu membingungkan, karena ketiganya muncul dalam Perjanjian Baru dengan nama yang sama: pertama, Herodes, yang disebut Agung, memerintah Palestina dari tahun 37 hingga 4 SM.
Ia muncul pada saat kelahiran Yesus (Matius 2:1). Ia membunuh anak-anak Betlehem (Matius 2:16). Ketika Yesus berusia sekitar empat tahun, Raja Herodes meninggal. Kedua, Herodes, yang disebut Antipas, memerintah Galilea dari tahun 4 hingga 39 M. Ia muncul pada saat kematian Yesus (Lukas 23:7).
Ia membunuh Yohanes Pembaptis (Markus 6:14-29). Ketiga, Herodes, yang disebut Agripa, memerintah seluruh Palestina dari tahun 41 hingga 44 Setelah Kristus. Ia muncul dalam Kisah Para Rasul (Kisah Para Rasul 12:1, 20).
Dia membunuh rasul Yakobus (Kisah Para Rasul 12:2). Injil Matius melaporkan bahwa Maria dan Yusuf, ketika mereka mengetahui bahwa Arkealus ini telah mengambil alih pemerintahan Yudea, takut untuk kembali ke sana dan pergi untuk tinggal di Nazaret, di Galilea (Matius 2:22), diperintah oleh putra Herodes lainnya, yang disebut Herodes Antipas (Lukas 3:1). Antipas ini tetap berkuasa selama lebih dari 40 tahun. Selama tiga puluh tiga tahun Yesus hidup, tidak pernah Ada perubahan dalam pemerintahan Galilea.
Refleksi.
Dalam Lukas 9:7-9, kita mendapati Herodes Antipas, tertarik dengan rumor tentang Yesus. Keingintahuan Herodes mencerminkan kebingungan seputar identitas Yesus, sebuah pertanyaan krusial bagi iman Kristen. Ketenaran Yesus bertumbuh, bahkan mencapai Herodes, yang tidak dapat mengabaikan mukjizat dan ajaran Kristus. Herodes bingung dengan spekulasi tentang identitas Yesus, yang mencerminkan pentingnya pertanyaan: Siapakah Yesus? Orang-orang mencoba memahami mukjizat-mukjizat Yesus dengan membandingkannya dengan tokoh-tokoh dari masa lalu, seperti Elia atau para nabi. Rumor-rumor ini menunjukkan bahwa orang-orang mengakui bahwa Yesus lebih dari sekadar manusia biasa, tetapi mereka masih belum sepenuhnya memahami identitas ilahi-Nya. Mengingat bahwa ia telah mengeksekusi Yohanes Pembaptis, Herodes bingung dan khawatir. Kebingungannya mengungkapkan ketakutannya bahwa sesuatu yang lebih kuat ada di balik tindakan Yesus. Herodes tidak hanya tertarik; ia berusaha untuk melihat Yesus secara langsung. Keingintahuannya, meskipun sebagian dimotivasi oleh rasa takut dan ketidakpastian, menunjukkan bahwa kuasa Yesus tidak dapat disangkal, bahkan bagi yang berkuasa. Baik Herodes maupun orang-orang bingung tentang identitas aslinya. Namun, Kitab Suci mengundang kita untuk tidak tetap ragu, tetapi untuk mencari kebenaran tentang siapa Yesus dalam hidup kita.
Penutup.
Lukas 9:7-9 menyoroti kebingungan dan keheranan yang ditimbulkan Yesus. Herodes menggambarkan mereka yang, meskipun tertarik pada Yesus, tidak mengambil keputusan yang jelas tentang identitas-Nya. Bagian ini menantang kita untuk merenungkan bagaimana kita menanggapi pribadi Kristus. Saat ini, seperti pada zaman Herodes, identitas Yesus tetap menjadi pertanyaan krusial. Sangatlah penting bagi kita untuk tidak terus-menerus bingung, tetapi secara aktif berusaha untuk mengenal-Nya dan menanggapi panggilan-Nya.
Selamat beraktifitas, semoga Tuhan memberkati.
Kamis pekan biasa ke-17
Juli 31'2025
Luisfunan💕
Komentar
Posting Komentar