Cahaya Yang Menerangi Keraguan Kita

Bacaan Lukas 18:31-34
Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus

18:31 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi.
18:32 Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi,
18:33 dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit."
18:34 Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya itu; arti perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan.

                      ~~~~~●~~~~~

Pembukaan.

Lukas pasal 18 menunjukkan pentingnya ketekunan dan kerendahan hati. Bagaimana Yesus mengajarkan tentang doa dan memasuki Kerajaan Allah? Teks wahyu ini mencakup perumpamaan tentang hakim yang lalim, orang Farisi, dan pemungut cukai. Yesus memberkati anak-anak, bertemu dengan penguasa muda yang kaya, dan menubuatkan kematiannya untuk ketiga kalinya. Pasal ini berpuncak pada penyembuhan orang buta. Lukas 18 menekankan perlunya iman yang teguh dan kerendahan hati yang sejati di hadapan Allah. Melanjutkan lukas pasal 18, Injil hari ini menyajikan kita dengan sebuah pengalaman di mana Yesus membawa kedua belas rasul untuk mengajar mereka tentang Kerajaan Allah. Selama waktu ini, Ia mengatakan kepada mereka bahwa sebuah nubuat tentang Anak Manusia akan segera digenapi. Bagaimana kita dapat menunjukkan lebih banyak kepercayaan pada rencana Tuhan ketika kita tidak memahaminya?

Pendalaman Lukas 18:31-34.

Kematian Yesus adalah pengorbanan terakhir yang membayar utang dosa semua orang (Ibrani 9:28). Kematian-Nya adalah tujuan utama pelayanan-Nya. Bahkan, Yesus menubuatkan kematian-Nya setidaknya tiga kali dalam Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas), dan kitab Yohanes bahkan menawarkan lebih banyak nubuat. Pertama kali Yesus menubuatkan kematian-Nya dirinci dalam Matius 16:21-23, Markus 8:31-32, dan Lukas 9:21-22. Yesus baru saja memberi makan orang banyak, dan berkata bahwa "Anak Manusia harus sangat menderita" (Markus 8:31); ditolak oleh para tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat; dibunuh; dan dibangkitkan kembali. Kemudian Petrus mulai dengan gegabah menegur Yesus, dan Kristus menjawab, "Enyahlah Iblis!" (Matius 16:23; Markus 8:33). Yesus tahu bahwa kematian-Nya harus terjadi. Itu perlu dalam rencana Allah untuk menyelamatkan dunia. Yesus menubuatkan kematian-Nya untuk kedua kalinya dalam Matius 17:22-23, Markus 9:30-32, dan Lukas 9:43-45. Peristiwa ini terjadi tak lama setelah Transfigurasi, ketika Petrus, Yakobus, dan Yohanes melihat Kristus dalam kemuliaan surgawi-Nya. Mungkin inilah sebabnya para murid begitu bingung ketika Yesus memberi tahu mereka bahwa Ia akan mati. Pada titik ini, mereka percaya kerajaan-Nya sudah dekat. Meskipun kurang memahami, mereka "takut untuk bertanya kepada-Nya" untuk klarifikasi (Markus 9:32; Lukas 9:45). Matius 20:17-19, Markus 10:32-34, dan Lukas 18:31-34 menggambarkan ketiga kalinya Yesus menubuatkan kematian-Nya. Ia berbicara kepada murid-murid-Nya saat mereka pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah, memberi tahu mereka bagaimana Ia akan diejek, dicambuk, disalibkan, dan kemudian dibangkitkan. Pada kesempatan ini pun, para murid tidak memahami perkataan Yesus karena maknanya tersembunyi dari mereka. Mereka akan segera memahami apa yang Yesus maksud dengan peristiwa Jumat Agung dan sesudahnya. Injil Yohanes memberikan beberapa nubuat lagi tentang kematian Yesus, tetapi sedikit lebih halus. Misalnya, ketika Maria mengurapi Yesus dengan minyak wangi yang mahal dan Yudas bertanya apakah Ia seharusnya menjual-Nya kepada orang miskin, Kristus berkata, "Biarkanlah dia melakukan ini, sebab ia telah menyimpannya untuk hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin akan selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada padamu" (Yohanes 12:7-8). Meskipun bukan nubuat yang eksplisit seperti tiga nubuat sebelumnya, pernyataan Yesus ini dengan jelas menunjukkan semakin dekatnya kematian dan penguburan-Nya. Sekali lagi, dalam Yohanes 13:33, Yesus mengisyaratkan bahwa waktu-Nya sudah singkat ketika Ia berkata kepada para murid, "Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." Akhirnya, dalam Yohanes 14:25, Yesus berbicara tentang memberikan Roh Kudus saat Ia tidak ada, yang mengisyaratkan kematian-Nya dan masa depan gereja. Yesus sengaja datang ke bumi untuk mati bagi dosa-dosa kita. Yesus memberikan prediksi kepada murid-murid-Nya tentang kematian-Nya dan kejadian-kejadian setelahnya "agar kamu percaya ketika hal itu terjadi" (Yohanes 14:29).

Refleksi.

Lukas 18:31-34 menunjukkan kepada kita Yesus sebagai Hamba yang setia yang menaati Bapa sampai mati. Meskipun para murid tidak mengerti pada saat itu, mereka nantinya akan mengingat kata-kata ini sebagai bukti rencana Allah yang sempurna. Bagi kita, bagian ini adalah pengingat bahwa kita dapat percaya pada kasih dan kedaulatan Allah, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun. Meskipun para murid tidak memahami jalan Yesus menuju salib, kita belajar bahwa Allah selalu memiliki tujuan yang lebih besar. Sebagaimana mereka memahaminya seiring waktu, kita juga dapat percaya bahwa Allah sedang bekerja dalam hidup kita, bahkan dalam apa yang tampak sulit atau membingungkan. Ingatlah: setiap saat penderitaan memiliki kebangkitan yang menanti kita. Percayalah pada kasih Juruselamat kita yang sempurna! Renungkan pengorbanan Yesus dan bersyukurlah atas kesetiaan-Nya pada rencana Allah. Renungkan area-area kehidupan Anda di mana Anda perlu lebih percaya pada rencana ilahi. Berusahalah untuk mempelajari lebih lanjut tentang nubuat-nubuat yang digenapi dalam Yesus untuk memperkuat iman Anda, dan berdoalah memohon pemahaman dan kebijaksanaan rohani di saat-saat kebingungan. 

Penutup.

Di tengah ketidakpastian dan pertanyaan kita, Lukas 18:31-34 menjadi mercusuar harapan. Perikop ini mengingatkan kita bahwa, seperti para murid, kita sering kali tidak memahami kedalaman pesan Allah, tetapi kita tidak boleh berkecil hati. Dengan hati yang terbuka dan bimbingan Roh Kudus, kita dapat menemukan kejelasan yang kita cari. Setiap ayat merupakan ajakan untuk mendekatkan diri kepada Guru kita, yang dengan kesabaran dan kasih menyingkapkan kepada kita, sedikit demi sedikit, misteri Firman-Nya. Semoga pencarian ini tidak pernah berhenti, karena di dalamnya kita menemukan kehidupan dan tujuan. Selamat berawal pekan, semoga Tuhan memberkati.

Senin pekan biasa ke 25
September 22'2025
Luisfunan💕

Komentar

Benih Kehidupan

Tumbuhkan Cinta kasih (Michael Kolo)

DARI KEMATIAN KE KEHIDUPAN KEKAL

KETIKA IBLIS MENGUASAI