Hati yang Memilih
Bacaan Lukas 16:10-18
Setia dalam perkara yang kecil Nasihat
16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
16:11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
16:12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
16:13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
16:14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia.
16:15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.
16:16 Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.
16:17 Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.
16:18 Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah."
~~~~~●~~~~~
"Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." (Lukas 16:13).
Pembukaan.
Lukas pasal 16 membahas pengelolaan dan realitas kekal. Bagaimana Yesus mengajarkan tentang kekayaan dan kekekalan? Teks yang menantang ini mencakup perumpamaan tentang bendahara yang tidak setia, orang kaya, dan Lazarus. Yesus berbicara tentang kesetiaan dalam hal-hal kecil dan ketidakmungkinan melayani Tuhan dan kekayaan secara bersamaan. Pasal ini menekankan tanggung jawab untuk menggunakan sumber daya duniawi dengan hikmat kekal. Lukas 16 memperingatkan tentang konsekuensi kekal dari keputusan kita saat ini. Apa maksud Yesus ketika Ia berkata, "Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan"? Mari kita simak dengan seksama pengajaran Yesus ini.
Pendalaman Lukas 16:13.
Lukas 16:13 adalah panggilan untuk memahami bahwa kita tidak dapat melayani Tuhan dan uang pada saat yang bersamaan. Ini adalah peringatan tentang konsekuensi yang mungkin kita hadapi jika kita mencoba memisahkan pengejaran kita akan Tuhan dengan pengejaran kekayaan materi. Ini menunjukkan bahwa kita harus memilih prioritas dalam hidup kita. Kita melayani Tuhan atau melayani uang; kita tidak dapat melakukan keduanya pada saat yang bersamaan. Ayat ini berkaitan dengan gagasan bahwa tindakan kita selalu memiliki konsekuensi. Jika kita mencoba mengikuti Tuhan sambil juga mengejar kekayaan materi, kita mungkin membagi kesetiaan dan energi kita, yang dapat menyebabkan konflik dan gangguan dalam hidup kita. Dengan memilih untuk mengikuti salah satu, kita harus bersedia menerima konsekuensi dari pilihan itu. Melalui kasih dan dedikasi kepada Tuhan, kita dapat menemukan tujuan dan makna terdalam kita. Berfokus pada kekayaan dan uang dapat menjerumuskan kita ke dalam jalan ketidakpuasan dan kekosongan, karena hal-hal materi tidak akan pernah dapat sepenuhnya memenuhi jiwa manusia.
Bagaimana kita dapat menerapkan Lukas 16:13 dalam hidup kita?
Untuk menerapkan ajaran di balik ayat ini, penting untuk merenungkan prioritas hidup kita, menilai apakah kita mendapati diri kita membagi kesetiaan atau mencoba melayani Tuhan dan kekayaan pada saat yang bersamaan. Setelah kita mengidentifikasi tindakan kita, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengadopsi pendekatan yang lebih berpusat pada Tuhan. Untuk memulai, kita dapat memulai dengan berdoa dan mempelajari Alkitab. Dengan berfokus pada kehendak Tuhan dan apa yang Dia harapkan dari kita, kita dapat mulai melihat segala sesuatu dari perspektif yang lebih ilahi dan kurang materialistis. Kita juga dapat mempertimbangkan untuk menyumbangkan waktu, uang, atau bakat untuk membantu mereka yang membutuhkan dukungan dan perhatian, yang dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih bermakna dengan Tuhan.
Pertanyaan kita yang mungkin terkait dengan ayat ini:
1. Haruskah kita meninggalkan semua kekayaan materi?
Kita tidak perlu meninggalkan semua kekayaan materi, tetapi panggilan dalam ayat ini bukanlah untuk melayani mereka. Kekayaan tidak selalu jahat, selama kekayaan itu sendiri tidak menjadi prioritas utama kita dalam hidup. Alih-alih berfokus pada perolehan kekayaan, kita dipanggil untuk berfokus kepada Tuhan dan mencari kehendak serta tujuan-Nya bagi hidup kita.
2. Haruskah kita mengabaikan tujuan keuangan kita? Tidak harus. Namun, kita harus mengevaluasi tujuan keuangan kita untuk memastikan tujuan tersebut tidak menjadi satu-satunya perhatian kita dalam hidup. Kita harus selalu mengejar tujuan keuangan kita secara bertanggung jawab dan etis, tanpa membiarkannya mengalihkan kita dari hubungan kita dengan Tuhan.
3. Mungkinkah mengasihi Tuhan dan memiliki uang pada saat yang bersamaan? Ya, memiliki uang dan mengasihi Tuhan pada saat yang bersamaan adalah mungkin. Kuncinya adalah menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki, termasuk uang kita, berasal dari Tuhan, dan kita harus menjadi pengelola yang bertanggung jawab atas sumber daya ini. Kita harus memastikan bahwa tindakan keuangan kita selaras dengan kehendak Tuhan dan tidak bertentangan dengannya.
Penutup.
Di dunia yang terus mendorong kita untuk mencari lebih banyak, panggilan ini mengajak kita untuk merenungkan apa yang benar-benar kita hargai. Dengan memilih untuk mengikuti jalan iman dan pengabdian, kita menemukan harta karun yang melampaui keterbatasan materi. Setiap keputusan yang kita buat tidak hanya mengungkapkan prioritas kita tetapi juga membentuk jiwa kita. Itu adalah penyerahan diri yang tulus, di mana cinta dan kepercayaan kepada Tuhan membimbing kita menuju kehidupan yang utuh, kaya akan tujuan dan makna. Selamat hari minggu, selamat beribadat, semoga Tuhan memberkati.
Minggu pekan ke-24
September 14'2025
Luisfunan💕
Komentar
Posting Komentar