Nilai Pelepasan
Bacaan Lukas 18:28-30
Upah mengikut Yesus
18:28 Petrus berkata: "Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau."
18:29 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya,
18:30 akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."
~~~~~●~~~~~
Pembukaan.
Lukas pasal 18 menunjukkan pentingnya ketekunan dan kerendahan hati. Bagaimana Yesus mengajarkan tentang doa dan memasuki Kerajaan Allah? Teks wahyu ini mencakup perumpamaan tentang hakim yang lalim, orang Farisi, dan pemungut cukai. Yesus memberkati anak-anak, bertemu dengan penguasa muda yang kaya, dan meramalkan kematiannya untuk ketiga kalinya. Pasal ini berpuncak pada penyembuhan orang buta. Lukas 18 menekankan perlunya iman yang teguh dan kerendahan hati yang sejati di hadapan Allah. Bagaimana Anda memahami panggilan Yesus untuk meninggalkan segalanya dan mengikuti-Nya? Mari kita pelajari bersama pengajaran Yesus dalam perikop lnjil Lukas hari ini.
Pendalaman Lukas 18:28-30.
Upah mengikut Yesus adalah sebuah pengajaran Yesus yang dicatat dalam tiga Injil Sinoptik Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Pengajaran ini masih dalam satu konteks mengikuti peristiwa pertemuan Yesus dan pria muda yang kaya raya dan dicatat dalam Matius 19:27-30, Markus 10:28-31 dan Lukas 18:28-30. Pembaca terkasih, percakapan antara Petrus dan Yesus di mana Petrus menyatakan bahwa ia dan murid-murid lainnya telah meninggalkan harta benda mereka untuk mengikuti Yesus sungguh menarik karena mengangkat gagasan tentang pelepasan materi yang dikaitkan dengan mengikuti Kristus. Yesus menjawab: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."
Petrus, mewakili para murid, mengingatkan
Yesus bahwa mereka telah meninggalkan segalanya untuk mengikuti Dia. Yesus menjawab dengan meyakinkan mereka bahwa mereka yang telah berkorban bagi-Nya dan bagi Injil akan menerima upah yang berlimpah, baik dalam hidup ini maupun di hidup yang akan datang. Namun, Yesus juga memperingatkan bahwa pahala datang bersama penganiayaan dan bahwa nilai-nilai kerajaan Allah menumbangkan ekspektasi manusia: yang terakhir akan menjadi yang pertama dan yang pertama akan menjadi yang terakhir. Hal ini menantang kita untuk mengevaluasi prioritas kita dan mempertimbangkan harga dari pemuridan. Yesus meyakinkan kita bahwa pengorbanan untuk Injil tidak sia-sia, tetapi juga mempersiapkan kita untuk kesulitan-kesulitan yang menyertai pengikutan sejati kepada Kristus. Dia mengundang kita untuk percaya bahwa pahala kekal jauh lebih besar daripada pengorbanan duniawi apa pun. Lukas 18:28-30 (lihat juga Matius 19:27-30 dan Markus 10:28-31) menghadapkan kita pada kenyataan bahwa mengikuti Yesus memerlukan pengorbanan yang signifikan. Perikop ini memanggil kita untuk memeriksa hidup kita, prioritas kita, dan sikap kita terhadap kekayaan dan kerajaan Allah. Hidup kekal bukanlah sesuatu yang dapat kita peroleh melalui jasa kita sendiri, melainkan anugerah dari Allah yang menuntut penyerahan diri dan kepercayaan kita sepenuhnya kepada-Nya. Mengikuti Yesus bukan berarti hidup tanpa tantangan, tetapi berarti menemukan tujuan hidup yang kekal dan mengalami kebebasan sejati. Ketika kita melepaskan beban dan percaya kepada-Nya, kita menyadari bahwa hal-hal yang dulu kita hargai kini tak sebanding dengan sukacita hidup untuk kemuliaan-Nya. Tuhan punya rencana besar bagi mereka yang mengutamakan-Nya! Beranilah mengambil langkah iman, yakinlah bahwa Dia tidak akan pernah mengecewakanmu. Evaluasilah apakah ada sesuatu dalam hidupmu yang menggantikan peran Tuhan.
Refleksi.
Dalam masyarakat saat ini, di mana konsumsi dan kepemilikan harta kekayaan dihargai di atas segalanya, keterpisahan material bisa jadi sangat sulit dicapai.
Petrus, dengan pernyataannya yang tulus, mengajak kita untuk merenungkan apa artinya sebenarnya mengikuti Yesus di dunia yang penuh dengan gangguan materi. Melepaskan diri bukan hanya tentang melepaskan harta benda, tetapi tentang menumbuhkan hati yang murah hati yang menemukan kepuasan dan sukacita dalam cinta dan hubungan.
Menerapkan keterpisahan material dalam kehidupan sehari-hari tidak berarti harus membuang semua harta benda kita, tetapi belajar untuk melihatnya secara berbeda.
Seberapa relakah kita melepaskan apa yang membebani kita dan membuka diri untuk hidup dengan makna dan koneksi yang lebih besar? Hari ini, saya mengajak Anda untuk merenungkan apa yang mungkin menghalangi penyerahan diri Anda sepenuhnya kepada Yesus. Apa yang paling Anda hargai dalam hidup Anda? Apakah Anda bersedia melepaskannya untuk mengikuti Kristus? Panggilan Yesus jelas: tinggalkan apa yang membelenggu Anda, pikul salib Anda, dan ikutilah Dia. Penting untuk belajar melepaskan diri dari harta benda. Pahala mengikuti Kristus jauh lebih besar daripada pengorbanan apa pun yang dapat Anda lakukan dalam hidup ini.
Penutup.
Yesus memanggil kita untuk mengabdi sepenuhnya, bebas dari keterikatan duniawi yang mungkin menghalangi kita untuk sepenuhnya mengikuti-Nya. Keterpisahan material mengajak kita untuk melihat melampaui harta benda dan berfokus pada apa yang benar-benar penting: hubungan kita dengan sesama dan dengan Tuhan. Ketika kita terlalu terikat pada harta benda, kita menjadi egois dan melupakan orang-orang di sekitar kita. Di sisi lain, keterpisahan material memungkinkan kita hidup dengan kebebasan dan kesederhanaan yang lebih besar, tanpa beban memiliki semakin banyak barang. Apakah kita rela meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus? Panggilan Kristus sungguh radikal dan menantang kita untuk hidup sepenuhnya bergantung kepada Tuhan. Renungkan bagaimana kamu bisa lebih murah hati dengan harta dan bakatmu. Perbarui komitmenmu untuk mengikuti Kristus, berapa pun harganya, dan bersandarlah pada janji bahwa Tuhan akan memberimu jauh lebih dari yang dapat kamu bayangkan. Semoga kita menanggapi panggilan ini dengan iman, berserah diri, dan rendah hati, serta membiarkan Tuhan mengubah hidup dan prioritas kita.
Selamat hari minggu, selamat beribadat, semoga Tuhan memberkati.
Minggu biasa ke 25
September 21'2025
Luisfunan💕
Komentar
Posting Komentar