Pembaruan Relasi Dengan Diri Sendiri
Pertemuan Pertama BKSN 2025
Pembaruan Relasi Dengan Diri Sendiri (Zakharia 1:1-6).
Pembukaan
Dalam beberapa bulan ke depan, Tahun Yubileum 2025 akan segera berakhir. Namun, semangat dan pesan yang disampaikan Paus Fransiskus dalam Bulla Spes Non Confundit (Harapan Tidak Mengecewakan) tetap relevan untuk direnungkan. Paus mengajak kita menjadikan Yubileum ini sebagai momen perjumpaan pribadi yang sejati dengan Tuhan Yesus, Sang Pintu keselamatan (Yoh. 10:7,9), yang adalah pengharapan kita (1Tim. 1:1). Seperti yang ditegaskan dalam Kitab Roma: “Pengharapan ini tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” (Roma 5:5).
Perjalanan Empat Tahun BKSN.
BKSN 2025 menjadi penutup perjalanan empat tahun permenungan atas sosok Allah melalui nubuat para nabi:
2022: Allah sebagai Sumber Harapan Hidup Baru (Amos dan Hosea).
2023: Allah sebagai Sumber Kasih & Keselamatan (Yunus dan Yoel).
2024: Allah sebagai Sumber Keadilan (Nahum dan Habakuk).
2025: Allah sebagai Sumber Pembaruan Relasi Dalam Hidup (Zakharia dan Maleakhi). Melalui perjalanan ini, kita diajak untuk semakin mengenal Allah: yang penuh harapan, kasih, keadilan, dan kini menghadirkan pembaruan dalam seluruh relasi hidup kita.
Pertemuan pertama BKSN 2025.
Minggu 7 September 2025, bertempat di rumah keluarga ibu Lukas Lende umat wilayah Santo Antonius Padua paroki Santo Andeas sukaraja bogor mengelar pertemuan pertama BKSN atau Bulan Kitab Suci Nasional tahun 2025. Dengan mengusung tema “Allah Sumber Pembaruan Relasi dalam Hidup”, yang terbagi dalam empat sub tema:
1. Pembaruan Relasi Dengan Diri Sendiri (Zakharia 1:1-6),
2. Pembaruan Relasi Dengan Sesama (Zakharia 7:1- 14),
3. Pembaruan Relasi Dalam Keluarga (Maleakhi 2:10-16),
4. Pembaruan Relasi Dengan Allah (Maleakhi 3:13-18).
Kegiatan ini menjadi momen penting bagi umat untuk memperdalam iman.
Acara dimulai pukul 17.00 WIB, Bp Luisfunan dan Bp Thomas Jeferson sebagai Fasilisator, diawali dengan doa pembuka oleh Bp Mikhael Kolo dan lagu oleh lbu Megawati. Hadir pula perwakilan dari Paroki (Bp Eko), para ketua lingkungan, lbu Detha dari lingkungan Santo Paulus dan Bp Elyanto sebagai tuan rumah di lingkungan Santa Sisilia. Jumlah peserta pertemuan pertama BKSN yang hadir kurang lebih 50 orang, semoga pertemuan berikut bisa lebih banyak lagi.
Pada pertemuan pertama ini kita menggunakan metode Bible as a mirror and as a window. Dengan kemiripan situasi yang kita hadapi saat ini, kita mau menjadikan kisah dalam Kitab Suci sebagai cermin (mirror) untuk ber-refleksi dan melihat kelemahan serta pergumulan kita. Juga, dengan membaca Sabda Tuhan kita bagai sedang melayangkan pandangan kita melalui jendela (window) untuk bisa melihat rencana dan kebaikan Tuhan.
Kisah sejarah keselamatan israel sebagai sebuah bangsa terpilih, perutusan Musa, janji kesetiaan umat israel kepada Allah, pergumulan hidup umat israel diuraikan sebagai pengantar materi pertama pertemuan ini.
Seruan untuk bertobat.
Bacaan Zakharia 1:1-6
1:1 Dalam bulan yang kedelapan pada tahun kedua zaman Darius datanglah firman TUHAN kepada nabi Zakharia bin Berekhya bin Ido, bunyinya:
1:2 "Sangat murka TUHAN atas nenek moyangmu.
1:3 Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN semesta alam, maka Akupun akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam.
1:4 Janganlah kamu seperti nenek moyangmu yang kepadanya para nabi yang dahulu telah menyerukan, demikian: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Berbaliklah dari tingkah lakumu yang buruk dan dari perbuatanmu yang jahat! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau menghiraukan Aku, demikianlah firman TUHAN.
1:5 Nenek moyangmu, di mana mereka? Dan para nabi, apakah mereka hidup untuk selama-lamanya?
1:6 Tetapi segala firman dan ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepada hamba-hamba-Ku, para nabi, bukankah itu telah sampai kepada nenek moyangmu? Maka bertobatlah mereka serta berkata: Sebagaimana TUHAN semesta alam bermaksud mengambil tindakan terhadap kita sesuai dengan tingkah laku kita dan perbuatan kita, demikianlah Ia mengambil tindakan terhadap kita!"
Pendalaman Teks Zakharia 1:1-6.
1. Kapankah firman TUHAN datang kepada Nabi Zakharia? (lihat ayat 1).
2.TUHAN mengajak orang Yahudi untuk melakukan tindakan apa? Dan mengapa tindakan itu penting? (lihat ayat 3).
3. Mengapa TUHAN sangat murka terhadap nenek moyang orang Yahudi? (lihat ayat 4).
4. Apa yang dikatakan oleh orang Yahudi yang mengakui kebenaran firman TUHAN yang disampaikan Zakharia? (lihat ayat 6b).
5. Apa yang akan Anda lakukan untuk bertobat dan memperbarui diri?
6. Hambatan apa yang biasanya Anda alami ketika hendak bertobat, dan bagaimana Anda menyikapinya?
7. Manusia diajak berproses dan menemukan semangat untuk membangun kembali kehidupan mereka. Ceritakan pengalaman Anda berhadapan dengan kekecewaan, kegagalan, sakit atau pergumulan hidup lainnya dan bagaimana Anda bisa bangkit kembali?
Penjelasan Teks Zakharia 1:1-6.
Pembaca terkasih, setelah kita mendalami teks, serta membagikan pengertian kita masing-masing, marilah kita lihat beberapa poin berikut:
1. Firman TUHAN datang kepada Nabi Zakharia pada bulan kedelapan tahun kedua pemerintahan Darius (520 SM). TUHAN mengutusnya untuk mengingatkan orang Yahudi yang telah kembali dari pembuangan, bahwa di masa lampau nenek moyang mereka telah dihukum karena ketidaktaatan mereka (ayat 2). Mereka diajak untuk mengingat relasi TUHAN dengan bangsa pilihan ini. TUHAN telah membebaskan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir dan mengangkat mereka menjadi umat pilihan-Nya. Ia memberikan Kanaan sebagai tempat tinggal mereka. Semua ini jelas menunjukkan bahwa TUHAN mengasihi mereka.
2. Mengapa TUHAN sampai murka kepada nenek moyang orang Yahudi? TUHAN murka karena nenek moyang mereka selalu memberontak kepada TUHAN, antara lain dengan menyembah berhala-berhala (Yeh. 20:8,16) melanggar hukum-Nya (Yeh. 20:21), berbuat tidak adil dan menindas orang kecil. Melalui nabi-nabi-Nya, TUHAN berulang kali memanggil mereka untuk berbalik dari tingkah laku mereka yang jahat dan perbuatan mereka yang busuk! Tetapi, mereka tidak mau mendengar dan tidak mau menghiraukan-Nya (ayat 4). Sekarang, melalui Zakharia, TUHAN berfirman kepada orang-orang Yahudi, “Kembalilah kepada-Ku, maka Aku pun akan kembali kepadamu” (ayat 3).
3. Kembali kepada Allah berarti hidup sesuai dengan jati diri sebagai Umat TUHAN, serta hidup menurut ketetapan dan hukum-Nya. Allah ingin bangsa pilihannya belajar dari masa lalu, termasuk jatuh bangunnya, supaya tidak mengulang kesalahan yang sama seperti nenek moyang mereka. Peringatan para nabi kepada nenek moyang mereka masih tetap berlaku untuk mereka (ayat 5), sebab firman Allah yang mereka sampaikan tidak ikut mati. Firman itu tetap ada bersama dengan Allah yang abadi (ayat 6). Sesudah mendengar seruan Zakharia orang Yahudi mengakui kebenaran firman TUHAN yang disampaikannya lalu bertobat. Pertobatan itu harus diwujudkan dalam tingkah laku dan perbuatan yang benar kepada Allah dan sesama (ayat 6b).
4. Tindakan penghukuman dan pemulihan Allah harus dipahami dalam konteks Allah yang mengasihi. Allah ingin kita menjadi lebih baik. Yesus sendiri telah datang ke dunia untuk kembali menyerukan pertobatan, “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Lukas 5:32). Dalam pertobatan setiap pengikut Kristus harus melawan keinginan manusiawi dan kecenderungan kepada dosa. Allah akan memberikan pertolongan, sehingga kita dapat hidup benar dan bahagia.
5. "Pembaruan relasi dengan diri sendiri" merupakan suatu proses awal untuk memperbaiki diri. Di tengah kesibukan dan carut marut kota besar ataupun lingkungan masyarakat kita, banyak orang malah kesepian, mentalnya sungguh hancur dan rohaninya kering. Mereka harus diajak untuk mengenali dirinya sendiri, menerima kekurangan, berdamai dengan dirinya masing-masing, saling mengampuni orang-orang yang pernah menyakiti, serta merawat kesehatan mental dan emosional. Upaya ini harus dilakukan dengan kesadaran agar hidup kita bisa lebih bahagia dan lebih damai.
Pengayaan Materi.
Kitab Zakharia disebut sebagai Wahyu Perjanjian Lama. Seperti kitab Wahyu, kitab Zakharia adalah kitab nubuat. Pokok bahasannya adalah uraian rencana Allah, yang juga merupakan pokok bahasan kitab Wahyu. Perbedaannya adalah dalam Kitab Zakharia, Israel menempati latar depan dan bangsa-bangsa non-Yahudi menempati posisi sekunder, sebaliknya dalam Kitab Wahyu, bangsa-bangsa non-Yahudi menempati latar depan dan mata rantai penghubungnya adalah bangsa Israel.
Ayat pertama Kitab Zakharia mengungkapkan poin sentral tentang bangsa Israel ini dengan cara yang sangat menarik: "Dalam bulan yang kedelapan pada tahun kedua zaman Darius datanglah firman TUHAN kepada nabi Zakharia bin Berekhya bin Ido" (Zakharia 1:1) Kita biasanya membaca ayat-ayat pertama ini tanpa menganggapnya penting, tetapi ingatlah bahwa nama-nama Ibrani memiliki arti penting.
Mungkin contoh paling menonjol dari pentingnya nama-nama Ibrani adalah Metusalah, manusia tertua yang pernah hidup (Kejadian 5:27). Namanya berarti "Ketika ia meninggal, ia akan datang," dan ketika ia meninggal, banjir datang, tepat seperti yang dinubuatkan namanya.
Di sini kita memiliki tiga nama yang sangat penting. Zakharia berarti "Tuhan mengingat," Berekhya, nama ayahnya, berarti "Tuhan memberkati," dan nama kakeknya, Ido, berarti "Waktu yang ditetapkan." Inilah tema kitab Zakharia, kitab yang berfungsi sebagai penyemangat bagi bangsa Israel.
Zakharia sezaman dengan Hagai, salah satu nabi yang menjalankan pelayanannya di antara sisa-sisa bangsa yang telah kembali dari pembuangan di Babel. Meskipun mereka kembali ke Yerusalem, membangun kembali bait suci dan kota itu, mereka masih menjadi pengikut Babel, masih tunduk pada bangsa-bangsa non-Yahudi di sekitar mereka, dengan sedikit harapan untuk masa depan. Itu adalah masa yang mengecilkan hati dan menyedihkan, dan semangat pesimisme yang pahit telah menguasai orang-orang itu. Zakharia datang kepada mereka di tengah-tengah depresi mereka dengan pewartaan ini, yang bahkan tersembunyi dalam namanya dan nama leluhurnya: Tuhan memberkati, Tuhan mengingat pada waktu yang ditetapkan. Betapa besar dorongan yang dihasilkan oleh nama-nama ini!
Di awal bab pertama, ada ikhtisar singkat dari buku ini. Ini sering terjadi dalam Alkitab, dan jika Anda mencari pengantar singkat ini, Anda sering dapat menemukan ringkasan singkat dari pesan buku ini di bagian pertama mereka. Di sini dibagi secara dramatis dengan nama Tuhan, "Tuhan semesta alam", yang merupakan salah satu nama umum untuk Tuhan.
Inilah Allah yang berdaulat atas segala bangsa, siapa pun mereka, dan nama ini diulang tiga kali: "TUHAN sangat murka terhadap nenek moyangmu. Sebab itu katakanlah kepada mereka: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Kembalilah kepada-Ku, firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam." (Zakharia 1:2-3) Nama itu diulang tiga kali. Apa yang diucapkan sebelum setiap pengulangan ini menandai bagian-bagian berbeda dari kitab ini, yang terbagi menjadi tiga bagian pendek.
▪Bagian pertama termasuk dalam: "TUHAN sangat murka terhadap nenek moyangmu." (Zakharia 1:2) Itu menandai bagian pertama, yang hanya terdiri dari enam ayat pertama, yang menggambarkan murka Allah terhadap umat-Nya. Kemudian kita memiliki: "Kembalilah kepada-Ku..." (Zakharia 1:3b)
▪Dan itu menandai bagian kedua, yang dimulai dari pasal 1 ayat 7 hingga pasal 6 ayat 15, yang membahas bagaimana Allah menyelamatkan umat-Nya.
▪Kemudian, dalam pasal 7 sampai 14, kita menemukan bagian ketiga, yang merupakan eksposisi dari kata-kata ini: "...dan Aku akan kembali kepadamu." (Zakharia 1:3d). Beginilah cara Allah selalu bekerja. Jika Anda mendapati diri Anda menjauh dari hadirat-Nya, dan akibatnya iman Anda melemah, Anda merasa putus asa, kalah, dan rentan terhadap segala macam godaan, serta Anda merasa menjadi mangsa segala macam pikiran jahat, apa yang harus Anda lakukan? "Kembalilah kepada-Ku," firman Tuhan, "dan Aku akan kembali kepadamu" (Zakharia 1:3). Jika Anda ingin Allah kembali dalam hidup Anda, dengan segala kemuliaan hadirat-Nya, maka kembalilah kepada-Nya. Itulah rumusnya. Seperti yang telah saya tunjukkan, enam ayat pertama hanyalah ringkasan singkat tentang perselisihan Allah dengan umat-Nya, dengan fakta bahwa mereka telah membuat-Nya murka, seperti yang telah kita lihat di seluruh Perjanjian Lama, sesuatu yang tidak perlu kita renungkan. Allah selalu murka ketika umat-Nya berpaling dari-Nya, baik itu Israel, umat Allah, maupun umat-Nya di gereja.
Penutup.
Pertemuan pertama BKSN 2025 ditutup dengan kesaksian nyata dari ibu Erna Lende dan Bp Nur sombaliga, berbagi pengalaman pribadi, berdoa, dan untuk melakukan aksi nyata. Puji syukur kepada Tuhan, aksi nyata kita juga terwujud dengan membawa Kitab Suci masing-masing dalam pertemuan ini. Melalui perjalanan ini, kita diajak untuk semakin mengenal Allah: yang penuh harapan, kasih, keadilan, dan kini menghadirkan pembaruan dalam seluruh relasi hidup kita. Selamat beraktifitas, semoga Tuhan memberkati. Sampai jumpa di pertemuan kedua. Salve!
Minggu, pertemuan 1 BKSN
September 07'2025
Luisfunan💕
Komentar
Posting Komentar