Dari dalam, dari Batin kita ke luar
Bacaan Lukas 21:34-38
Nasihat supaya berjaga-jaga
21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
21:37 Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun.
21:38 Dan pagi-pagi semua orang banyak datang kepada-Nya di dalam Bait Allah untuk mendengarkan Dia.
~~~~~●~~~~~
Pembukaan.
Lukas pasal 21 menyajikan ajaran eskatologis Yesus. Apa yang akan terjadi di masa depan bagi para pengikut Kristus? Teks nubuat ini mencakup pujian atas persembahan janda miskin dan prediksi tentang kehancuran Bait Suci, peperangan, dan penganiayaan. Yesus berbicara tentang kedatangan-Nya yang kedua dan perlunya kewaspadaan. Pasal ini menekankan kedaulatan Allah atas sejarah dan panggilan untuk setia di masa-masa sulit. Lukas 21 menawarkan harapan dan bimbingan untuk akhir zaman.
Pendalaman Lukas 21:34-38.
Pembaca terkasih, kita sedang mencapai akhir dari wacana apokaliptik yang panjang dari Lukas pasal 21.
Berikut adalah ringkasan singkat dari apa yang kita renungkan selama beberapa hari lalu (Lukas 21:5-38). Seluruh Wacana Apokaliptik merupakan upaya untuk membantu komunitas yang teraniaya menempatkan diri mereka dalam lingkup rencana Tuhan yang lebih luas dan dengan demikian memiliki harapan dan keberanian untuk terus teguh di jalan. Dalam hal Wacana Apokaliptik dalam Injil Lukas, komunitas yang teraniaya hidup pada tahun 85. Yesus berbicara pada tahun 33. Wacana-Nya menggambarkan tahapan atau tanda-tanda penggenapan rencana Tuhan. Secara keseluruhan, ada delapan tanda atau periode dari Yesus hingga akhir zaman. Dengan membaca dan menafsirkan hidup-Nya dalam terang tanda-tanda yang diberikan oleh Yesus, komunitas-komunitas menemukan sejauh mana mereka memenuhi rencana itu. Tujuh tanda pertama telah terjadi. Semuanya berasal dari masa lalu. Namun, yang terutama, dalam tanda keenam dan ketujuh (penganiayaan dan penghancuran Yerusalem), komunitas-komunitas menemukan gambaran atau cermin dari apa yang terjadi saat ini. Berikut adalah tujuh tanda tersebut: Pengantar Khotbah (Lukas 21:5-7); Tanda pertama: mesias palsu (Lukas 21:8); Tanda kedua: perang dan revolusi (Lukas 21:9); Tanda ketiga: bangsa melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan (Lukas 21:10); Tanda keempat: gempa bumi di berbagai tempat (Lukas 21:11); Tanda kelima: kelaparan, wabah penyakit, dan tanda-tanda di langit (Lukas 21:11); Tanda ke-6: penganiayaan terhadap orang Kristen dan misi yang harus mereka laksanakan (Lukas 21:12-19); Tanda ke-7: kehancuran Yerusalem (Lukas 21:20-24) Setelah mencapai tanda terakhir ini, komunitas-komunitas menyimpulkan: "Kita berada di tanda ke-6 dan ke-7." Dan inilah pertanyaan terpenting: "Berapa lama lagi sampai akhir?" Mereka yang dianiaya tidak peduli dengan masa depan yang berbeda; mereka ingin tahu apakah mereka akan hidup keesokan harinya atau apakah mereka akan memiliki kekuatan untuk menanggung penganiayaan sampai keesokan harinya. Jawaban atas pertanyaan yang meresahkan ini ditemukan pada tanda kedelapan: tanda ke-8: perubahan matahari dan bulan (Lukas 21:25-26) yang memberitakan kedatangan Anak Manusia (Lukas 21:27-28). Yesus memberikan nasihat terakhir, memanggil kita untuk berjaga-jaga dan berdoa.
1. Berhati-hatilah, berjaga-jaga untuk tidak kehilangan kesadaran kritis. "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini" (Lukas 21:34-35).
Yesus telah memberikan nasihat serupa ketika ditanya tentang kedatangan Kerajaan (Lukas 17:20-21). Dia menjawab bahwa kedatangan Kerajaan itu terjadi seperti kilatan petir. Itu datang tiba-tiba, tanpa peringatan. Orang-orang harus selalu waspada dan siap (Lukas 17:22-27). Ketika penantian itu panjang, kita berisiko menjadi lalai dan gagal untuk lebih memperhatikan berbagai peristiwa.
"Hati kita menjadi tumpul karena pesta pora, kemabukan, dan kekhawatiran hidup." Hari ini, banyaknya gangguan membuat kita tidak peka, dan propaganda bahkan dapat merusak rasa hidup kita. Tidak menyadari penderitaan begitu banyak orang di sekitar kita, kita gagal untuk melihat ketidakadilan yang dilakukan.
2. Selanjutnya, Doa sebagai sumber kesadaran kritis dan harapan. "Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia" (Lukas 21:36). Berdoa terus-menerus adalah cara yang sangat penting untuk tidak kehilangan kehadiran pikiran kita. Doa membantu kita memperdalam kesadaran kita akan kehadiran Tuhan di antara kita dan, dengan demikian, memperoleh kekuatan dan terang untuk menanggung hari-hari jahat dan bertumbuh dalam harapan.
Refleksi.
Injil hari ini memperingatkan kita bahwa sangat mudah untuk teralihkan; banyak hal di sekitar kita dapat menggagalkan tujuan kita, yaitu menjalani Kerajaan Allah. Terutama ketika kita hidup dalam fatamorgana, seolah-olah di luar waktu nyata, seolah-olah dalam sebuah film; dengan pandangan dan hati kita tertuju pada dunia kita sendiri, pada masalah-masalah kita, pada keinginan-keinginan kita atau keengganan kita, seolah-olah tidak ada apa pun di dunia ini selain siapa diriku, apa yang kumiliki, atau apa yang terjadi padaku. Dan kita harus jelas bahwa tidak ada yang dapat begitu bertentangan dengan kenyataan dan kehendak Tuhan.
Masalah dan cobaan bukanlah sekadar hal yang terjadi, tetapi kenyataan dalam kehidupan setiap orang. Terkadang, kita diizinkan untuk lolos darinya, sementara di lain waktu kita harus belajar menghadapinya. Kita tidak tahu kapan hari ini akan tiba, oleh karena itu, kita harus menjalani hidup kita sedemikian rupa sehingga kita dapat berdiri di hadapan-Nya tanpa penyesalan. Semoga hidup kita dijalani sepenuhnya, yaitu, dari dalam, dari batin kita ke luar. Beginilah cara hidup memperoleh makna, warna, rasa, dan kebahagiaan. Hari ini, lebih dari sebelumnya, Tuhan menuntut kita untuk waspada, agar tidak ada yang mengalihkan perhatian kita, dan agar kehidupan iman serta tindakan kita konsisten dengan apa yang kita yakini.
Bersiap untuk Kedatangan Kristus.
Penutup.
Injil hari ini mengingatkan kita akan pentingnya berjaga-jaga dan berdoa dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu membuat kita menguji kesediaan dan kemampuan kita untuk menghadapi kesulitan dalam hidup dan menerima anugerah dan kasih Allah. Lebih lanjut, perikop ini mengajak kita untuk selalu siap sedia menyambut kedatangan Yesus kembali. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mudah terlena dan melupakan pentingnya berjaga-jaga dan berdoa setiap saat. Ini merupakan seruan untuk tetap teguh dalam iman dan hubungan kita dengan Tuhan dalam segala situasi. Dengan tetap terjaga dalam roh dan percaya pada kasih karunia-Nya, kita menemukan kekuatan untuk menghadapi segala kesulitan. Semoga setiap hari menjadi kesempatan untuk semakin dekat dengan-Nya, hidup dalam terang-Nya, dan mempersiapkan diri dengan kasih untuk kedatangan-Nya kembali.
Selamat beraktifitas, semoga Tuhan memberkati.
Kamis pekan biasa ke 27
Oktober 09'2025
Luisfunanđź’•
Komentar
Posting Komentar