Hidup Dengan Pola Pikir Kekal
Bacaan Lukas 21:5-6
Bait Allah akan diruntuhkan
21:5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus:
21:6 "Apa yang kamu lihat di situ--akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
~~~~~●~~~~~
Pembukaan.
Lukas pasal 21 menyajikan ajaran eskatologis Yesus. Apa yang akan terjadi di masa depan bagi para pengikut Kristus? Teks nubuat ini mencakup pujian atas persembahan janda miskin dan prediksi tentang kehancuran Bait Suci, peperangan, dan penganiayaan. Yesus berbicara tentang kedatangan-Nya yang kedua dan perlunya kewaspadaan. Pasal ini menekankan kedaulatan Allah atas sejarah dan panggilan untuk setia di masa-masa sulit. Lukas 21 menawarkan harapan dan bimbingan untuk akhir zaman. Bagaimana saya dapat hidup dengan pola pikir kekal di tengah tuntutan kehidupan sehari-hari? Apakah saya membangun hidup saya di atas fondasi yang kokoh dari Yesus Kristus atau di atas sesuatu yang sementara?
Pendalaman Lukas 21:5-6.
Pembaca terkasih, ayat-ayat dalam perikop ini tidak hanya memiliki konteks historis tetapi juga makna spiritual dan profetik yang relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Bangunan Bait Suci merupakan struktur yang megah, melampaui bangunan lain mana pun di Yerusalem pada zaman Yesus.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para murid mendekati Yesus dan meminta-Nya untuk melihat kemegahan bangunan Bait Suci tersebut. Wajar jika mereka ingin membuat-Nya terkesan dengan kemegahan bangunan keagamaan ini (Lukas 21:5 bandingkan Matius 24:1). Namun, Yesus tidak tertarik pada bangunan-bangunan ini (Lukas 21:6 bandingkan Matius 24:2). Nubuat kehancuran Bait Allah ini melambangkan kegagalan sistem keagamaan yang menolak Mesias, yang mengantisipasi bait suci rohani yang baru di dalam Kristus (lihat 1 Petrus 2:5). Bagian ini menunjukkan kepada kita bahwa Yesus lebih peduli dengan hubungan para murid dengan Allah daripada kemegahan bangunan tersebut. Ia ingin agar para murid memahami bahwa penyembahan sejati dan hubungan dengan Tuhan tidak didasarkan pada bangunan fisik. Sebaliknya, Yesus ingin para murid belajar menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran, seperti yang Ia tunjukkan dalam Yohanes 4:24. Lebih lanjut, bagian ini mengingatkan kita bahwa harta benda dan kemegahan bangunan kita bukanlah hal yang mendasar bagi iman kita. Sebaliknya, hubungan kita dengan Tuhan harus menjadi fokus utama kita.
Refleksi.
Ketika memandang ke arah bait suci, para murid hanya melihat yang fisik, sementara Yesus sudah merenungkan yang kekal. Bagian ini mengajak kita untuk mempertanyakan prioritas kita. Apakah kita mengejar yang duniawi ataukah kita berfokus pada apa yang benar-benar bernilai? Seperti para murid, kita cenderung menekankan pentingnya bangunan fisik dan harta benda dalam kehidupan kita. Yesus memanggil kita untuk melepaskan obsesi kita dengan hal-hal materi dan mengajak kita untuk berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan. Kita harus ingat bahwa di mata Tuhan, hubungan kita dengan-Nya adalah hal yang paling penting. Yesus juga mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang fisik dan materi pada akhirnya akan berlalu, jadi lebih baik berfokus pada kehidupan kekal. Hubungan yang sejati dengan Tuhan melampaui segala bentuk atau harta benda; dalam hubungan itulah kita menemukan tujuan dan kedamaian sejati kita.
Bait Suci menunjuk kepada kehadiran Allah yang sejati. Penghancuran Bait Suci menandai berakhirnya bentuk ibadah lama dan dimulainya era baru di mana akses kepada Allah tidak bergantung pada bangunan, tetapi pada Yesus Kristus (Lihat Yohanes 2:19-21). 1 Petrus 2:5 mengajarkan bahwa orang percaya adalah "batu-batu hidup" yang digunakan Allah untuk membangun rumah rohani, yaitu gereja, dan mereka juga menjadi "imamat kudus" yang mempersembahkan kurban rohani yang menyenangkan hati Allah melalui Yesus Kristus. Di dalam diri kita masing-masing terdapat kekuatan untuk berkontribusi pada karya agung komunitas iman. Menjadi 'batu hidup' mengingatkan kita bahwa, meskipun unik dan tidak sempurna, kita masing-masing berperan penting dalam membangun rumah rohani yang bersinar dengan terang dan kasih. Dengan menyatukan kekuatan dan hati kita dalam tindakan memberi diri dan melayani, kita mencerminkan esensi Kristus dalam hidup kita. Dengan cara ini, kita tidak hanya akan menemukan tujuan hidup kita, tetapi juga keindahan menjadi bagian dari sesuatu yang sangat bermakna dan kekal.
Penutup.
Pesan Lukas 21:5-6 mengajak kita untuk merenungkan kesementaraan hal-hal yang kelihatan dan memusatkan hidup kita pada apa yang kekal. Yesus mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita lihat rentan terhadap perubahan, tetapi di dalam Dia kita menemukan keteguhan dan tujuan yang melampaui waktu. Di tengah ketidakpastian dan perubahan, rasa aman kita terletak pada janji-janji Allah, yang tidak pernah berubah. Hari ini saya mengajak Anda untuk memeriksa prioritas Anda. Apakah Anda berinvestasi dalam apa yang kekal? Hari ini, carilah cara untuk hidup dengan perspektif yang melampaui hal-hal duniawi. Berfokuslah pada apa yang benar-benar berharga bagi Allah dan buatlah penyesuaian dalam hidup Anda untuk mencerminkan nilai-nilai kekal tersebut. Meskipun bangunan dan struktur yang kita lihat setiap hari mungkin tampak tahan lama, keteguhan sejati hanya ditemukan di Kerajaan Allah. Hidup dengan pola pikir kekal akan membantu Anda membuat keputusan bijak yang selaras dengan tujuan ilahi. Hari ini adalah hari yang baik untuk berfokus pada apa yang benar-benar penting. Ingatlah, apa yang Anda lakukan untuk Kerajaan Allah adalah satu-satunya hal yang akan bertahan lama.
Selamat hari minggu, selamat beribadah, semoga Tuhan memberkati.
Minggu pekan biasa ke 27
Oktober 05'2025
Luisfunanđź’•
Komentar
Posting Komentar